Bepertualang (2)

7.5K 1.1K 225
                                    

Hai selamat malam jum'at.

Happy reading:)

***

AUTHOR POV

Nenek Dasimah  mengantarkan Haris , Satya dan Langit ke gerbang gaib. Tidak lupa ada Susan di antara mereka.

"Nenek ingatkan. Jangan pernah melepaskan pegangan tangan dengan Susan," ucap Nenek.

"Iya Nek," jawab mereka semua.

"Sekarang kalian masuklah. Saling berpegangan tangan. Dan jangan lupa tutup mata kalian," ucap Nenek. Mereka mengangguk. Satya memegang tangan Susan.

"Hihihi, enak banget ya. Akhirnya tangan aku gak sawangan.... Hihihi"

"Haris atau Langit kalian pegang tangan Susan," ucap Nenek.

"Lo aja sana Ris," ucap Langit.

"Ko.... Kok gue," ucap Haris.

"Udah sana lo. Bukannya lo pengen pegang tangan Susan tadi," ucap Langit.

"Stt! Jangan buka kartu dong!" ucap Haris menatap tajam Langit.

"Hihihihi.... Sadboy bisa aja," ucap Susan dengan centilnya.

"Lah, sadboy? Kok... Lo? "

"Kamu kan mantannya Tiara.... Hihihi kata Sera kamu sadboy... Hihihi... "

"Anjir, tuh Sera. Gue di katain sadboy sama setan," ucap Haris bergumam.

"Ris, ayo. Kita gak ada waktu lagi," ucap Satya. Haris menghela nafasnya. Lalu mencoba memegang tangan Susan.

"Njir, tangannya dingin banget," ucap Haris dalam hati.

"Sedingin sikapmu ke aku ya,  hihihihi... " sahut Susan.

"Astagfirullah, jangan sampe gue khilap," ucap Haris menahan tawanya.

"Ayo silakan. Kalian harus cepat masuk," ucap Nenek. Mereka semua memejamkan mata. Susan berada di tengah-tengah mereka. Langit memegang tangan Haris. Sementara Haris dan Satya memegang tangan Susan.

"Siap?" ucap Satya memberi komando. Lalu mereka berjalan melangkah masuk. Kedalam gerbang gaib yang masih terbuka.

Mereka merasakan seperti terputar-putar lalu ketika mereka membuka mata. Mereka sudah sampai di sebuah hutan.

"Mampus! Itu apaan ijo-ijo," ucap Haris secara reflek menutup kedua matanya.

"Ijo? Daun kali," ucap Satya.

"Bukan Sat! Itu matanya merah, nyeremin njir!" ucap Haris.

"Wow, dia tampan sekali hihihihi....."

"Please deh, San. Kek gitu tampan?" ucap Haris menatap Susan sebal.

"Ris, selera dia beda kali. Coba lo tanya mbak Kunti yang di atas lo itu. Pasti dia lebih milih Om-Om yang tubuhnya Ijo tadi dari pada lo," ucap Langit.

"Masa iya?" ucap Haris.

"Guys, kita harus cepat temukan Sera," ucap Satya. Satya melihat Susan.

"Susan, kamu tahu di mana Sera?" tanya Satya.

"Aku tidak dapat gambaran.... Hihihi... Tapi aku yakin, Sera kearah sini, " ucap Susan menunjuk sebuah jalan.

"Eh, yakin kan? Nih setan centil aman. Nanti kita malah di sesatin lagi," ucap Haris.

"Aku ini teman Sera..... Hihihi.... Gak mungkin juga aku nyesatin cowok ganteng kayak kalian. Kan kunti-kunti di sini juga genit.... Hihihi... "

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang