Marina

9.8K 1.1K 258
                                    

Aku masuk ke dalam kamar, membuka jendela kamar. Angin dari luar langsung masuk ke dalam. Aku menatap langit cerah malam ini. Banyak bintang, dan terang bulan.

Selama menjadi anak indigo, aku belum pernah melepaskan pelet yang melekat ditubuh seseorang. Lalu bagaimana caranya aku menyadarkan Abi?

Aku mengambil ponsel, dan langsung mencari cara untuk melepaskan ilmu pelet. Tapi tidak ada yang bisa dipercaya. Aku menghela nafas kasar. Melihat Sosmed, dan melihat ada postingan terbaru dari Abi.

Fotoku di sosial medianya, sudah tidak ada. Malah Abi memposting foto Metha, aku mulai Stalking akun sosial media Metha. Ternyata dia adalah seniorku di kampus.

Wajahnya cantik, tapi kenapa harus pakai pelet untuk memikat Abi?

Aku melihat sampai kebawah, dan menemukan foto Abi dan Metha jaman dulu. Sepertinya mereka masih SMA waktu itu.

"Jadi dulu mereka pernah deket? Apa dia mantannya Abi?" Gumamku. Tiba-tiba ponselku berbunyi, Mama menelepon ku.

"Halo Ma?"

"Halo sayang, gimana? Kuliahnya lancar?"

"Alhamdulilah lancar, ya walaupun baru hari pertama," jawabku, aku berjalan menuju kursi yang ada dikamar dan duduk disana.

"Semuanya baik kan? Tempat tinggal kamu juga?"

"Iya Mama, semuanya baik. mama gimana? Betah kan? Berduaan terus sama Papa?"

"Kamu ini, godain Mama terus. Ya begitulah, meskipun rumah jadi sepi. Oh iya Mama cuma mau pamit, Papa dan Mama mau pulang ke Inggris, nanti pas libur kamu main kesini ya."

"Iya Ma, mama hati-hati ya."

Memang sebaiknya Mama dan Papa meninggalkan negara ini, agar tidak terjadi hal yang tidak ku inginkan.

"Kamu yang harusnya hati-hati disini, sejujurnya Mama belum mau pergi, apalagi kamu tetap disini."

"Aku baik-baik aja Ma, Mama kan tau itu," ujarku menenangkan Mama.

"Iya sayang, pokoknya kalau terjadi apa-apa sama kamu, kamu langsung hubungi Mama ya."

"Iya Ma, Aman. Aku pasti bakalan hubungi Mama."

"Eh sayang, kamu putus sama Abi?"

Aku terdiam, berita ini sudah sampai ditelinga Mama ternyata.

"Abi nyakitin kamu? Kenapa tiba-tiba putus?" tanya Mama.

"Salah paham doang Ma."

"Yakin kamu cuma salah paham doang? Mama lihat dia punya pacar baru kan? Sampai kaget loh Mama."

"Udah Ma, semua ini biar jadi urusan aku."

"Ya udah kalau begitu, kamu istirahat gih. Besok ngampus lagi kan?"

"Iya, kalau begitu, aku matikan teleponnya ya, Ma."

"Iya sayang."

Aku mematikan telepon, Mama sudah tau tentang semua ini ternyata. Walaupun aku juga tidak tau Dari mana Mama mengetahuinya.

Malam semakin larut, aku berjalan menutup jendela kamar yang tadi ku buka. Angin di luar begitu kencang, aku merasakan sedang diawasi. Tapi oleh siapa? Sebelum menutup jendela aku memperhatikan keluar. Angin begitu kencang, bintang yang kulihat sebelumnya sudah tidak ada, berganti dengan awan mendung.

"Kayaknya mau hujan."

"Tapi...."

Aku melihat dibalik semak-semak itu, ada seseorang yang berdiri disana.  Aku menajamkan penglihatan ku, dan benar sosok tinggi besar, badannya penuh bulu, dengan gigi taring, serta mata merah menyala.

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang