Ada Apa Dengan Mia?

9.9K 1.4K 232
                                    

"Kalau mau nolongin orang jangan setengah-setengah, dong," ucap Abi kepada Kak Satya. Karena merasa tidak enak dengan Kak Satya aku pun mencubit pinggang Abi, kan Kak Satya sudah sangat membantu, karena melepaskan pelet yang ada di tubuh Abi dan sekarang mengantarkan kita pulang juga. Jadi kesannya tidak sopan jika Abi mengatakan itu kepada Kak Satya.

"Sakit sayang.... " ucap Abi kaget karena aku mencubit pinggangnya. Aku memberi kode kepada Abi agar diam.

"Kan aku benar," Abi masih tidak terima, memang dasar keras kepala.

"sttttt......" Aku meletakkan jari telunjukku di depan bibirku, sembari melihat kearah Abi, agar Abi diam. Seketika suasana di dalam mobil hening, hanya terdengar suara mesin mobil saja.

"Oh iya, anterin kita ke tempat tadi kalian culik gue, ya. mau ngambil motor disana," ucap Abi kepada Kak Satya. Kak Satya hanya diam. Tidak berapa lama, kami sampai di tempat yang tadi.

"Sekali lagi terima kasih ya, Kak udah nolongin Abi, salam juga buat Kakek."

Kak Satya menatapku dari kaca spion tengah. Dia hanya bergumam tidak jelas. Aku menyenggol lengan Abi. Abi menatapku, lalu aku memberi kode agar dia mengucapkan hal yang sama.

"terima kasih bro," ucap Abi singkat. Kak Satya hanya diam saja, begitu pula dengan aku, Aku hanya diam menatap keduanya. Setelah kami keluar, mobil Kak Satya melaju begitu saja.

"Terus sekarang mau kemana?" tanyaku.

Di pinggir jalan ini, Abi mengambil tanganku lalu menggenggamnya. Dia tersenyum, lalu mengajakku untuk melangkah. Aku hanya mengikuti langkahnya. Senang rasanya, karena Abi sudah kembali kepadaku.

Kami berjalan tidak terlalu jauh, sampai akhirnya kami tiba di depan pos polisi tempat Abi ditugaskan. Ternyata di sana ramai, dari kejauhan pun aku dapat melihat Metha dan beberapa polisi di sana. Ternyata perempuan gatal itu masih saja ada di sana. Apa dia menunggu Abi?

"Abi... " gumam Metha kaget, karena melihat Abi yang menggenggam tanganku. Aku tersenyum puas, melihat ekspresi wajah Metha, yang kebakaran jenggot.

Semua orang menatap kami. Lalu aku melihat di sana juga ada Hans, polisi yang beberapa hari lalu di restoran itu. Sepertinya memang dia ditugaskan disini juga. Ternyata dia salah satu teman Abi.

"Abi lo gak pa-pa? Tadi cewek ini bikin laporan kalau lo di culik," ucap salah satu teman Abi.

"Gue gak pa-pa. Buktinya gue baik-baik aja," jawab Abi. "Orang gue pergi sama cewek gue kok."
Dengan bangganya, Abi menggenggam erat tanganku.

"Abi kamu kok gandeng cewek lain. Kan aku... "

"Gue dah muak sama sikap lo Metha! Gue minta jangan lagi deketin gue," ucap Abi dengan tegasnya.

Metha menatapku marah, ia mengambil tasnya, dan berjalan  pergi, kami berpapasan, Metha membisikkan sesuatu.

"Lo bakal tau akibatnya!"

Dia pikir? Aku akan takut dengan ancamannya itu? Oh tentu tidak! Aku tidak takut dengan Metha!

"Kunci motor gue mana? Gue mau nganterin pacar gue dulu," ucap Abi, kepada salah satu rekannya.

"Oh jadi ini pacar lo Bi? Gue kenal sama dia, Sera kan?" sahut Hans, ternyata masih mengenaliku.

"Eh iya Hans. Lo masih ingat sama gue ternyata," ucapku. Hans tertawa, menanggapi ucapan ku.

"Sama cewek secantik dan sepintar lo mana mungkin gue lupa," balasnya mampu membuatku terdiam.

"Hans! Dia pacar gue," sahut Abi cemburu secara terang-terangan.

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang