Darurat

6.8K 1.1K 161
                                    

Hai selamat malam,
Malam jum'at :)

Selamat membaca;)

Jangan lupa, tinggalkan jejak pula:)

***

Aku bergegas menarik tangan Kak Satya. "Kita pergi sekarang!"

"Kita mau kemana?" tanya Kak Satya menghentikan langkah kakinya. Dan aku juga ikut menghentikan langkah kaki ku.

"Gue tanya sama lo Kak, dimana lo simpan surat perjanjian dengan iblis yang Kak Ayu buat?" tanyaku. Kak Satya mengerutkan keningnya.

"Buat apa?" tanyanya. Aku menghela nafas, dan memejamkan kedua mataku.

"Lo tahu? Kenapa sampai sekarang Kak Ayu gak sadar? " ucapku, Kak Satya hanya menggelengkan kepalanya. "Itu karena, ruh Kak Ayu gak bisa masuk kedalam tubuhnya."

"Apa? " ucap Kak Satya kaget. "Dari mana lo tahu semua ini?" tanya Kak Satya lagi.

"Gue ketemu ruh Kak Ayu di pojok ruangan tempat dia di rawat. Dan, gue juga bingung. Kenapa lo gak bisa lihat arwah Kak Ayu," jelas ku. "Kita harus musnahkan surat itu Kak! Karena surat itu menjadi penghalang untuk Kak Ayu masuk kedalam tubuhnya," ucapku lagi.

"Dan, dimana lo simpan surat itu?" tanyaku sekali lagi.

"Surat itu ada di..... "

Aku mengerutkan kening.

"Gue lupa naronya!" ucap Kak Satya. Apa? Lalu bagaimana ini? Aku melirik jam tangan di pergelangan tanganku. Pukul 5 sore, masih ada waktu untuk mencari surat itu.

"Kita hanya butuh waktu sampai nanti malam. Kita harus segera mencari surat itu," ucapku. Kak Satya mengangguk. Dan kami bergegas pergi untuk mencari surat tersebut.

Pertama, kami memutuskan untuk mencari di rumah Kak Satya. Sampai di rumah Kak Satya, kami langsung mencari surat itu. Dari rak buku sampai lemari Kak Satya sudah kami acak-acak, namun hasilnya nihil. Kami belum juga menemukan surat tersebut.

"Kak, coba lo ingat-ingat lagi. Dimana lo simpan surat itu," ucapku. Kak Satya diam, sepertinya dia sedang berpikir. Sementara itu, aku melihat almamater yang biasanya di pakai oleh Kak Satya. Aku memegang almamater tersebut. Dan, sesuatu penglihatan yang aku dapatkan adalah...

Aku masuk kedalam dunia ini. Di sini nampak sangat ramai. Namun, tempat ini sangat aku kenali. Banyak orang yang lewat di depanku. Saat ini, aku berada di koridor kampus. Lalu aku melihat Kak Satya yang tengah berjalan membawa setumpuk berkas.

Aku mencoba mengikutinya. Namun, aku melihat, Kak Satya berhenti. Ia berdiri di balik tembok sepertinya ia tengah mengamati sesuatu. Saat aku berjalan mendekat, benar saja. Ia sedang mengamati sesuatu. Sesuatu itu ada aku, aku bersama Haris dan Mahesa. Apa? Kenapa Kak Satya mengamati ku?

"Sat! Berkas udah di tungguin sama dekan. Lo malah berhenti di sini," ucap seseorang. Sepertinya aku mengenali senior ini. Senior ini bernama Ibrahim, sahabat karib Kak Satya.

"Eh lo ngamatin apa, sih?"  tanya Kak Ibrahim.

"Ets, bukan apa-apa,"  jawab Kak Satya cuek. Namun, Kak Ibrahim berhasil melihatnya.

"Cie, lo suka ya sama cewek itu?"

Apa? Kak Satya menyukai ku? "Apaan sih, lo," ucap Kak Satya lalu pergi meninggalkan Kak Ibrahim.

"Halah! Sok jaim lo. Kalau suka sama dia, ngomong aja kali," ucap Kak Ibrahim mengikuti langkah kaki Kak Satya.

"Apaan sih. Dia udah ada yang punya," jawab Kak Satya.

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang