Berpetualang (4)

7.1K 1.1K 324
                                    

Hai selamat malam.

Happy reading guys!

"Bullshit!" ucap Fiza aku memejamkan mata. Menunggu ajal yang akan aku terima.

****

Aku memejamkan mata, tanah yang ku injak sudah terasa jatuh ke bawah. Itu menandakan bahwa aku sudah di ujung jurang ini.

"Arghh... "

Dan akhirnya aku terjatuh. Aku menggapai akar besar untuk pegangan agar aku tidak terjatuh di bawah. Bagaimana ini, bagaimana jika aku harus terjatuh di bawah.

Seseorang mengulurkan tangannya. Hal yang pertama kali ku lihat wajah pucat Fiza. Iya, dia yang mengulurkan tangannya kepadaku. Aku terdiam, Fiza masih bertahan untuk mengulurkan tangannya.

Aku tersenyum, lalu meraih tangan Fiza. Fiza menarik ku hingga aku bisa sampai keatas. Sontak aku langsung memeluk tubuh Fiza.

"Aku tahu Fiza. Kamu masih menganggap ku sebagai sahabatku," ucapku memeluk Fiza.

Fiza diam, ia tidak membalas pelukanku.

"Fiza, semoga kamu sadar. Di sini masih ada aku, aku yang akan menjadi sahabatmu," ucapku lagi.

"Tidak semudah itu Sera...,"  bisik Fiza.

"Argh.... Bruk... "

Aku kaget, ketika melihat tubuh Fiza jatuh ke jurang. Aku melihat ke arah lain dan aku mendapati Langit, Satya dan Haris di depanku.

"Ka... Kalian," ucapku terbata.

Langit maju, langsung memeluk tubuhku. "Kamu gak pa-pa kan?" ucap Langit. Aku terdiam,masih tidak paham.

Lalu aku melirik Kak Satya yang tengah menatapku. Sontak aku melepaskan pelukan Langit.

"Ser,aku kangen sama kamu," ucap Langit.

"Lang,kenapa kamu dorong Fiza ke jurang!" ucapku menatap Langit.

"Dia..... Dia..."

"Dia sahabat aku Lang!" ucapku menatap kedua Langit.

"Dia mau bunuh kamu Sera,kamu harus ingat. Fiza bukan sahabat kamu,dia bukan orang yang baik," ucap Langit. Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali.

Lalu pergi meninggalkan mereka semua.

****

"Ryan, lo dimana?" ucapku ketempat semula.

Aku terbelak kaget, melihat Ryan di ikat di atas pohon. Aku segera melepaskan tali tersebut. Sejak kapan, Ryan di ikat seperti ini.

"Yan, lo gak pa-pa?" ucapku.

"Maaf Ser, aku gak bisa jagain kamu. Aku gak bisa nolongin kamu," ucap Ryan.

"Udah gak pa-pa Yan," ucapku tersenyum tipis.

"Kamu kenapa?" tanya Ryan. Aku hanya menggelengkan kepalaku pelan.

"Sera, kami minta kamu jangan jauh-jauh dari kami," ucap Langit dan yang lainnya menyusul kami.

Ryan mengerutkan keningnya.

"Mereka siapa?" ucap Ryan bingung.

"Apa? Ada cogan lagi? Hihihi... "

Ryan mengerutkan keningnya. "Kamu dari bangsa mana?"

"Bangsa cecan, hihihihi.... "

"Apa itu cecan?" ucap Ryan semakin bingung.

"Hihihi.... Gemoy  banget sih..." Karena tidak kuasa dengan kebingungan wajah Ryan. Susan mrncubit pipi Ryan.

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang