Sebelum Oxy tiba di Rumahnya. ia menyempatkan diri untuk mengunjungi makam Axel sebentar, sekedar memberikan setangkai mawar dan memanjatkan doa untuk saudara kembarnya. Padahal niatnya membolos bukan untuk pulang ke rumah dan menuruti permintaan Papanya itu.
Oxy merasa ia sedang dibantai habis-habisan oleh ambisi Papanya itu. Sikap otoriter dan keras kepalanya itu membuatnya mau tak mau harus membuatnya tunduk dihadapan sang Papa.
"Gue males pulang ke Rumah, Papa maksa gue seolah olah gue harus jadi diri lo." Oxy bermonolog didepan makam Axel.
"Gue takut," Oxy menjeda ucapannya. "Takut kalau gue nggak bisa cinta sama Cemara, gue nggak pernah tau gimana Cemara dan gue juga takut kalau dia bakal kecewa nantinya."
Menjalin hubungan tanpa episode jatuh cinta adalah hal yang tak pernah Oxy duga sebelumnya. Hidupnya terlalu monoton sampai ia enggan memberi celah sesirat warna lain di hidupnya. Ia juga tak pernah mengira bahwa takdir Tuhan ternyata semenyakitkan ini.
"Lo tau? Gue gak ahli dalam mencintai orang."
Meski tidak ada sahutan dari Axel, tak apa. Ia lega bisa mengadu pada kakak kembarnya. Padahal baru saja mereka dipertemukan lagi. tapi Tuhan begitu menyayangi Axel, hingga mengambilnya secepat ini.
"Gue janji, gue bakal nemuin orang yang udah ngebunuh lo. Gue pamit."
"Satu lagi, doain gue biar gue bisa nerima Cemara." Mungkin terdengar aneh saat Oxy mengatakan hal tersebut. Bagaimana mungkin ia minta di doakan oleh orang yang sudah meninggal. Setelah mengatakan itu. Oxy beranjak meninggalkan TPU dan melajukan motornya ke Kediamannya.
Tidak berselang lama, ia pun sampai di kediamannya. Memang tidak memerlukan waktu yang lama, karena Oxy mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Ia melangkahkan kakinya masuk ke Rumah mewah ber cat putih dengan tiang-tiang yang menjulang tinggi itu.
"Ingat, Kamu harus bersikap sopan kepada keluarga Cemara!" Tegas Delon mewanti-wanti. Mengingat bahwa Oxy sama sekali enggan untuk berhubungan dengan orang lain.
"Kenapa Oxy yang jadi mainan Papa?" Kini Oxy meninggikan suaranya satu oktaf lebih tinggi.
"Ini demi Cemara! Calon tunanganmu nanti."
Oxy muak dengan semua ini, seperti apa keluarga gadis itu. Hingga Ayahnya menekan dirinya seperti ini? Apa keluarga Cemara lebih kaya dari keluarganya, sampai-sampai Ayahnya begitu menghormati keluarga Cemara. Ia cukup tau bahwa Delon tidak mudah untuk tunduk begitu saja. Tapi lihat lah sekarang, bahkan ia sendiri yang putra satu satunya harus menjadi korbannya.
"Demi dia? Bahkan aku nggak pernah mengenal dia Pa!" Oxy tak mau diatur. Oxy butuh kebebasan.
"Belajarlah untuk mencintai wanita Oxy! Jangan terus menutup diri." Benar kata Ayahnya jangan terlalu menutup diri. Tapi Delon lupa, bahwa ialah yang berperan hebat atas keberubahan hidupnya. Delon lah yang membuat Oxy menjadi sedemikian rupa.
Oxy tak mempedulikan Ucapan Papanya. Ia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Kamar adalah tempat yang setia untuk mengadu.
🏀
Malam nanti adalah malam yang paling ditunggu oleh seorang gadis cantik bernama Cemara Sanseviera. Bagaimana tidak? Ia akan bertemu dengan Axel sang kekasih setelah sekian lama menabung rindu beratus-ratus hari.
Ia sudah tiba di Indonesia sejak tadi pagi. Sebenarnya Ayahnya sudah melarangnya untuk bertemu Axel karena Ayahnya takut ia akan kelelahan, namun bukan Cemara namanya kalau tidak keras kepala.
"Bunda!" Teriak Cemara dari dalam kamarnya.
"Iya ada apa sih, Jangan teriak-teriak ra!" Viera masuk ke dalam kamar putrinya itu dan sontak Viera dibuat geleng-geleng oleh kelakuan Cemara.
![](https://img.wattpad.com/cover/241263378-288-k126241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OxyLeon
Teen FictionTerbangun dari masa koma dan kembali melihat megahnya dunia, bahagia itu lah yang dirasakan oleh Cemara. Gadis cantik pengidap kanker darah itu harus menelan kenyataan pahit, ketika harapannya terbangun dari masa koma ia bisa melihat seseorang yang...