24. Tanpa Cemara

550 111 7
                                        


Happy Reading❤


Rasa bersalah terus menghampiri Oxy,semua orang menyalahkan dirinya dan memojokan dirinya. Tidak tahukah mereka bahwa Oxy tertekan dengan semua ini? Diharuskan mencintai seseorang yang bahkan tak pernah ia kenal,dan disaat ia mulai jatuh cinta dirinya malah semakin terjerat dengan hubungan rumit ini.

Oxy merasa semua orang menjebak dirinya,apa yang ia dapatkan setelah ia berpura-pura? Kebahagiaan kah? Tidak. Pasti Cemara akan kecewa dengannya,membencinya,dan bahkan mungkin gadis itu akan pergi dari hidupnya. Untuk kesalahan yang bukan sepenuhnya ia perbuat sendiri,Oxy harus menerimanya.

Oxy tersenyum kecut mengingat semua alur yang ia hadapi saat ini. Apa kabar dengan hatinya sendiri? Bahkan semua orang mengabaikan perasaanya,Orang tuanya pun juga demikian.

"Oxy." Panggil Hilda menghampiri anaknya yang duduk di pinggiran balkon kamar apartementnya.

Hilda tersenyum pahit ketika putranya itu tidak menoleh kepadanya saat ia panggil. "Kamu sudah makan? Mama lihat tidak ada persediaan makanan di dapur,kamu mau Mama pesankan junkfood?"

"Oxy nggak lapar ma." Jawabnya singkat.

"Makan tidak harus menunggu lapar nak,ayo makan kasihan perutmu itu." Bujuk Hilda.

"Nanti aja."

Hilda menghela nafas berat. "Mama tau pasti kamu sedang banyak pikiran kan? Maka dari itu jangan biarkan tubuhmu sakit."

"Aku mati rasa ma,jangan khawatir."

"Kalau begitu,obati dulu luka diwajahmu itu. Lihatlah kamu terlihat sangat mengenaskan sekarang."

Oxy memegang rahangnya yang lebam,kemudian ia menyeringai mengingat ia memiliki seorang Ayah yang begitu membencinya. "Ini kan karya dari papah,tidak masalah."

"Nak,maafkan papahmu,tolong jangan membencinya." Hilda mengusap punggung putranya itu.

"Mama salah jika mengatakan itu padaku,katakan hal itu pada suami Mama,mengapa dia membenci anaknya sendiri!" Setelah mengatakan hal itu Oxy mengambil jaketnya dan pergi dari apartement itu.

Oxy tidak pernah membantah perintahnya,anak itu selalu menuruti apa permintaan ibunya. Tapi kali ini Oxy sudah muak dengan semuanya,andai ibunya tau bagaimana tersiksanya remaja laki-laki itu.

Ia memutuskan untuk pergi ke Basecamp,ia sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun. Ia takut menemui Cemara,bagaimana jika gadis itu enggan untuk melihatnya? Mengingat sorot mata gadis itu menandakan betapa bencinya gadis itu terhadapnya. Sungguh Oxy menyesal telah mengecewakan Cemaranya.

"Anak Thunder ngajak balapan nih nanti malam,kalian mau ambil nggak?" Tanya salah satu anggota SL.

"Lawan siapa?" Tanya Azka.

"Lawan si planet itu kan pasti?" Tebak Galang.

"Namanya Mars!" Tegas Azka.

"Ya itu maksud gue."

Azka mendengus sebal,sebenarnya ia mau saja menerima tawaran itu tapi mengingat mereka selalu bertindak curang,membuatnya muak.

"Terima aja,gue yang maju!" Ujar Oxy yang baru saja sampai di Basecamp.

"Gue nggak setuju!" Tukas Azka. Bagaimana bisa Oxy langsung menerima tawaran itu,bagaimana jika itu hanya jebakan? Apalagi selama ini yang diincar mereka adalah Oxy.

"Gue nggak butuh persetujuan lo!"

"Xy,pikirin dulu resikonya jangan asal nerima. Kita semua tau seberapa liciknya mereka."

OxyLeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang