31. Hot News

438 72 14
                                    

Sejatinya, tidak ada teman yang paling setia kecuali diri kita sendiri.

Gadis dengan dengan sepatu converse putih itu melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolahnya. Seperti biasa, senyum manisnya tak pernah memudar sedikit pun, ia menyapa beberapa siswa-siswi yang berpapasan dengannya. Ia rasa sudah cukup ia terjebak dengan masa ke galauan akibat pertengkarannya dengan Oxy seminggu yang lalu.

Saatnya untuk menyambut awal yang baru, lagi pula ia masih kecil untuk memikirkan masalah percintaan terlalu dalam.

"Ara!" Cemara mengedarkan pandangannya, mencari-cari orang yang memanggil namanya. Ia menoleh ke parkiran, disana ada Steve yang masih bertengger di motornya sembari melambaikan tangan kepadanya. Ia pun membalas lambaian itu.

Mendapat balasan dari Cemara, Steve berjalan mendekati gadis itu.

"Sendirian? Diantar siapa tadi?" tanya Steve.

Cemara mengangguk. "Diantar sama Ayah, tumben lo juga sendirian, teman-teman lo mana?"

"Biasa masih ngisi tengki kali, kebiasaan banget mereka suka telat."

"Oh, gimana kabar Oxy? Gue jarang lihat dia sekarang."

Entah Cemara yang akhir-akhir ini jarang keluar kelas, atau memang Oxy yang sekarang lebih sering membolos. Meski keduanya terkesan tak saling peduli, tapi nyatanya keduanya masih saling ingin menanyakan kabar masing-masing.

"Kenapa? Kangen lo?"

"Ish, nggak! Cuma nanya doang." Cemara memukul lengan Steve.

Steve hanya terkekeh menanggapi gadis di sampingnya yang menggerutu sebal. Haruskah Steve mengatakan yang sebenarnya kepada Cemara? Ah, lebih baik jika gadis itu mengetahuinya sendiri.

"Yaudah, ke kelas yuk!"

Keduanya berjalan beriringan menyusuri koridor sekolah. Banyak yang memandang keduanya dengan tatapan tak suka. Lebih tepatnya ke arah Cemara. Tak hanya tatapan sinis yang di dapatkan Cemara, melainkan juga umpatan-umpatan dari para siswi yang tak suka terhadap dirinya.

Cemara menghentikan langkahnya sejenak, ia menatap sekumpulan siswi yang tadi asik menggosipi dirinya. Ia menatap para siswi itu dari atas sampai bawah, kemudian ia tersenyum remeh.

"Nggak ada kerjaan selain gosipin orang?" tanya Cemara.

"Banyak, tapi kita lagi pengen gosipin lo! Emang kenapa?" balas salah satu siswi tersebut.

"Lo boleh gosipin gue, di depan wajah gue sekalipun gue nggak masalah. ITU BERLAKU KALAU LO BISA LEBIH BAIK DARI PADA GUE. kalau lo masih di bawah gue? Lebih baik benahin dulu diri lo!" tutur Cemara dengan penuh penekanan.

Bukan apa-apa, hanya saja Cemara ingin mereka juga menyadari kekurangan masing-masing sebelum menilai kekurangan orang lain.

Para siswi yang mendengar itu pun tak bisa menyembunyikan ke terkejutannya, sebelum ini mereka tak pernah melihat Cemara membalas perkataan mereka. Setahu mereka, Cemara adalah gadis yang akan diam saja ketika orang-orang mencela gadis itu.

Steve yang mendengar ucapan savage dari mulut Cemara itu pun bersorak dalam hati. Ia mengeluarkan headset dari dalam tasnya, kemudian ia menyumpalkannya pada telinga Cemara.

OxyLeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang