47. Sesal

439 42 7
                                    

Nb : Baca part sebelumnya terlebih dahulu.

Selamat membaca❤️

Berita kecelakaan naas yang menimpa Oxy tentu saja sudah menyebar ke segala penjuru sekolah. Siswa-siswi SIHS tidak tinggal diam begitu saja. sang ketos, Levin Alkantara bergerak menggalang dana untuk membantu biaya operasi dan juga pengobatan kakak kelasnya itu. Tidak hanya Levin tapi semua murid SIHS pasti juga tau jika Oxy memang berasal dari keluarga yang berada, tidak mungkin mereka tak sanggup membayar biaya administrasi Rumah sakit yang mahal. Tapi ini bukan tentang mampu atau tidak, melainkan tentang rasa solid yang membuat hatinya tergerak untuk melakukan penggalangan dana.

Meskipun status Oxy sebentar lagi akan jadi alumni, tapi siapa yang bisa lupa dengan sosok Oxy? The most trouble maker.

Tak hanya teman sekolah, rasa kekeluargaan juga ditunjukan oleh para anggota Arcturuz. Setiap hari mereka datang menjenguk Oxy, membantu Hilda mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan Oxy. Mengingat anggota Arcturuz tidak hanya terdiri dari kaum adam saja, tapi juga dengan kaum hawa.

Diantara mereka juga ikut mengurus kasus kecelakaan yang menimpa sahabatnya itu, seperti Steve yang sudah menyewa pengacara kondang untuk menuntut orang yang telah menabrak mobil Oxy. Meskipun kecelakaan itu tak hanya merugikan Oxy saja, tapi Steve ingin segala sesuatunya berakhir dengan keadilan. Entah Oxy atau pihak lain yang harus bertanggung jawab nantinya.

Keadaan masih tetap sama, Hilda menatap sendu wajah putranya. Hilda merasa sangat kesepian sekarang, pasca operasi kemarin Oxy belum juga menunjukan tanda-tanda bahwa ia akan membuka mata.

"Nyonya?"

Hilda menoleh ke arah sumber suara, "Ada perlu apa, Mark?"

Mark menggeleng pelan, ia berjalan mendekat.

"Saya hanya ingin menjenguk Oxy. Padahal Oxy yang sedang sakit tapi kenapa malah nyonya yang terlihat ringkih? Apa nyonya tidak memperhatikan kesehatan nyonya sendiri?"

Hilda menghembuskan nafas lemah. Dalam batinnya Hilda tak yakin jika Mark kemari sendirian dengan maksud menjenguk putranya. Apa orang kepercayaan keluarganya ini sedang menjalankan tugas dari suaminya?

"Bersama siapa kamu kemari? Kamu sudah seperti anakku sendiri, Mark. Jangan membohongi Ibumu ini. Kamu bersama Delon, right?"

Mark terkekeh pelan. "Nyonya terlalu muda memiliki putra yang sudah berumur ini." jawab Mark.

"Kalau sudah tau berumur, cepatlah cari istri. Betah sekali menjomblo!" Ejek Hilda.

Lagi-lagi Mark membalas dengan kekehan ringan. Ia memberanikan dirinya untuk merangkul pundak Hilda. "Aku kemari juga untuk meminta restu dari mu mom, aku sudah punya calonnya. Aku harap mom mau menerimanya."

Kali ini Mark melupakan posisinya sebagai orang kepercayaan keluarga Hitgatama. Ia memanggil Hilda dengan sebutan Mom, Hilda tersenyum mendengarnya. Anak ini sudah besar sebentar lagi ia akan memiliki menantu. "Siapa yang mau dengan mu, hm? Kamu aja nggak pernah pacaran, memangnya dia mau?"

"Jangan lupakan tehnik rayuanku mom, hahaha.." Mark tertawa setelahnya.

"Siapapun yang akan jadi wanitamu nantinya, aku harap kamu bisa menjaga dan merawatnya dengan baik. Jangan kecewakan dia, Mark. Kamu tau? Sebab hati wanita mudah rapuh. Sebesar apapun masalah kalian nanti, selesaikan lah dengan baik. Jika kamu tidak sanggup menjaganya, maka kembalikan dia pada keluarganya. Jangan pertahankan dia kalau kamu sudah tidak mencintainya, itu akan melukainya, Mark." tutur Hilda dengan lembut.

"Hm, aku tau mom. Aku tidak akan melukainya." jawab Mark tersenyum, bisa ia rasakan tangan Hilda yang mengusap surainya dengan lembut. Mark sudah lama tak merasakan kasih sayang seorang Ibu, beruntungnya keluarga ini mau merawatnya hingga ia bisa seperti saat ini.

OxyLeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang