Sedari tadi Cemara masih uring-uringan sendiri, karena jujur ia sendiri tidak bisa mendiami Oxy terus-terusan. Meski sebenarnya hatinya sakit melihat Oxy bersama Flawra kemarin.
Bahkan ia sempat kena marah gurunya karena pikirannya tak fokus pada materi yang diterangkan oleh guru.
"Udah kali, gak usah dipikirin terus." saran Gemini.
"Baru semalem lo serumah sama Oxy udah makan hati, gimana kalau seterusnya? bisa-bisa makan ginjal sama usus lo ra." cibir Viola.
"Bertahun-tahun lo sekolah, kenal cinta jadi goblok sumpah." imbuhnya lagi.
"Lo juga kali vi." sewot Gemi.
"Oxy kok nggak nyamperin gue sih." kesal Ara sembari bersedekap dada.
"Inget ya ra, lo itu harus marah sama Oxy! Jangan ngalah terus." tegas Viola yang tak mau Cemara sakit hati lagi.
"Gue gabisaaaa!!!" teriaknya frustasi.
"Ra, denger! Tolong lo juga peduli sama hati lo sendiri, meskipun kita nggak tau apa yang Oxy lakuin ke lo selama lo nggak sama kita,tapi setau gue Oxy cuma bakal lembut ke Flawra aja. Kita disini sebagai sahabat lo, cuma mau yang terbaik buat sahabatnya juga. Kita dukung kok kalau lo mau perjuangin Oxy, tapi pelan-pelan aja ra, percaya deh cepat atau lambat Oxy bakal balik kaya dulu lagi." ucap Ashila.
Cemara terhenyak dengan ucapan Shila, ia menghela nafas berat. Benar kata Asila, semua ini hanya perihal waktu. Ia butuh waktu lebih lama untuk meyakinkan Oxy kembali.
"Gue bakal coba, makasih kalian mau dengerin gue." ucap Ara.
"Berpelukan!" Gemi memeluk ketiga sahabatnya itu. Kata orang masa SMA adalah masa yang paling indah.
"Balik yuk!" ajak Shila.
Kemudian mereka bergegas keluar kelas, namun siapa sangka didepan pintu kelas mereka sudah dihadapkan dengan prince charmings SIHS.
Cemara berjalan paling akhir, ia juga masih sibuk memasukan buku kedalam ranselnya. Hampir saja kepalanya kepentok salah satu pintu yang tertutup, namun Oxy dengan cekatan memegang dahi Cemara, agar tidak terbentur dengan pintu itu.
"Wowww, penyelamatan yang sangat bagus bung!" heboh Mamon. Mereka terkekeh akibat kehebohan Mamon tersebut.
"Lebay lo Mon!" cibir Steve.
"Lihat jalannya."
"Makasih." Ara tak berani menatap Oxy, ia hanya menundukan kepalanya, kemudian berjalan menyusul teman-temannya.
Namun Oxy mencekal tangan Cemara. Membalikan tubuhnya dengan cepat.
"Ngapain lihat-lihat, balik lo semua!" Tukas Oxy pada teman-temannya.
"Padahal baru mau lihat yang uwuw uwuw." ucap Azka sembari memelaskan wajahnya.
"Kita duluan." Steve mengajak teman-temannya meninggalkan Oxy dengan Cemara. Dalam hatinya Steve berharap ini adalah kesempatan yang baik untuk Oxy, semoga saja sahabatnya itu tidak mengecewakan Cemara lagi.
"Jangan lupa nafas ra!" teriak Gemini.
'Sial gemini!!!' jeritnya dalam hati.
Oxy menautkan jarinya kesela jari-jari lentik Cemara, mengeratkan genggaman itu seakan tak ingin terlepas.
"Dingin." ucap Oxy saat merasakan suhu tangan gadis yang ia genggam.
"Hah?"
Oxy tak menjawabnya, ia memaksa Cemara berjalan dengannya, mengajaknya duduk dipinggiran roftoop.

KAMU SEDANG MEMBACA
OxyLeon
Teen FictionTerbangun dari masa koma dan kembali melihat megahnya dunia, bahagia itu lah yang dirasakan oleh Cemara. Gadis cantik pengidap kanker darah itu harus menelan kenyataan pahit, ketika harapannya terbangun dari masa koma ia bisa melihat seseorang yang...