Play
Stay with me ⏭⏮ Chanyeol × Puch.Sudah sepekan ini ia dan Cemara tidak saling bertegur sapa kembali, padahal sebelum pertengkaran itu, ia dan Cemara sudah berbaikan, meski itu hanya terhitung beberapa jam saja. Entahlah, Oxy pun tidak ingin menyapa gadis itu terlebih dahulu. Bukan karena tidak peduli atau apa? Tetapi, ia ragu untuk memulai kembali, ia sudah terlalu dalam menyakiti hati Cemara. Terus terang, Oxy malu meminta maaf dan kembali mengulang kesalahan yang sama. Karena ia juga tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nantinya.
Semenjak kejadian di hari itu Oxy tidak lagi berdekatan dengan Flawra, ia selalu menjadikan ketenangan sebagai alasannya untuk menjauh. Entah lah, meski ia belum sepenuhnya bisa menjauh dari gadis itu, tapi ia sudah mencoba untuk tidak lagi membuat gadis itu semakin bergantung padanya.
Kian hari, dirinya juga semakin tak tentu arah, ia tak tahu harus bagaimana? Memangnya apa yang harus ia lakukan?
Saat ini ia tengah berada di salah satu cafe dekat dengan sekolahnya. Bukan tanpa alasan ia datang kemari, Oxy sudah membuat janji dengan seseorang sebelumnya.
Seseorang dengan perawakan tinggi ber-jas nan gagah berjalan mendekat ke meja yang di tempati Oxy, orang itu menyodorkan map, juga beberapa dokumen penting.
"Katakan apa maksud mu melakukan hal ini?" Sentak pria itu to the point.
Oxy menerima map itu, ia membukanya, dilihatnya beberapa dokumen itu. Biasa saja, Oxy tidak bereaksi apapun. Raut wajahnya tetap sama, datar.
"Anda sudah mengetahuinya rupanya." jawab Oxy dengan entengnya.
Pria ber-jas itu menggeram menahan amarah, "Mengapa kamu melakukan hal sebodoh ini! Gunakan otakmu!"
"Saya selalu menggunakan otak saya, memangnya ada yang salah?"
Brakkk!
Delon menggebrak meja cafe itu tepat di atas lembaran dokumen tersebut. Amarahnya sudah sampai di ubun-ubun sekarang. Ia sudah tidak tahu lagi harus menanggapi seperti apa, putranya itu sudah keterlaluan.
"Kenapa kamu menjual perusahaan kakekmu sendiri Oxy?! Apa kamu sudah tidak waras hah! Kamu tidak berfikir bagaimana resikonya nanti?" bentak Ayah Oxy denngan segala emosinya.
Sementara Oxy, ia menyunggingkan senyumnya remeh. "Anda lupa? Perusahaan itu sudah menjadi milikku, atas nama O-xy-le-on Hit-ga-ta-ma."
Oxy mengucapkan hal itu dengan penuh penekanan. Mungkin Ayah nya sudah tua, jadi faktor usia telah mempengaruhi daya ingat pria paruh baya itu.
Tangan Delon mengepal erat, urat-urat nya pun sampai terlihat. "Atas dasar apa kamu menjualnya? Untuk apa!"
"Singkatnya, karena uang saya sudah habis. Lagi pula Ayah saya sendiri pun tidak lagi memberi saya uang seperser pun. Saya bahkan lupa jika anda memblokir kartu atm saya. Jadi, saya menjualnya."
"Keterlaluan kamu! Itu aset penting bagi keluarga kita Oxy! Arghh, kenapa kamu malah menghancurkan semuanya!" Delon menggeram frustasi, bagaimana bisa Oxy menjual perusahaan kakeknya sendiri hanya karena alasan tidak punya uang lagi?
"Saya tidak peduli." Balas Oxy.
"Ini konyol Oxy! Jika kamu tidak punya uang, kamu bisa kan menjual mobil atau motormu saja? Kenapa harus perusahaan itu?"
Oxy mendengus sebal, "Jadi, anda kemari hanya untuk menanyakan hal ini? Mengganggu waktuku saja."
"Kurang ajar kamu!"
Oxy menepis keras tangan Ayah nya yang hendak menamparnya, ia menatap nyalang ke arah Delon.
"Jangan turunkan harga diri anda di depan umum, hanya karena anda menampar anak anda sendiri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OxyLeon
Ficção AdolescenteTerbangun dari masa koma dan kembali melihat megahnya dunia, bahagia itu lah yang dirasakan oleh Cemara. Gadis cantik pengidap kanker darah itu harus menelan kenyataan pahit, ketika harapannya terbangun dari masa koma ia bisa melihat seseorang yang...