"Gimana keadaan kamu sayang?" Tanya Hilda. Jujur saja, ia mencemaskan gadis itu ketika ia tau bahwa Cemara harus di larikan ke Rumah sakit.
"Ara gak papa kok ma."
"Gak papa kok pingsan sih."
"Axel gak jagain kamu dengan baik pasti." Ucap Delon.
"Nggak kok pa, Axel jagain Ara terus." Bohongnya, Cemara tidak mau jika Delon marah pada Oxy nantinya, karena itu akan membuat Oxy semakin tak suka padanya.
"Ra, maafin Axel ya kalau dia punya banyak salah ke kamu." Ucap Hilda dengan tulus.
Hilda tau bahwa Cemara pasti menyembunyikan rasa sakitnya, ia paham betul bagaimana sifat dan juga sikap putranya. Oxy bukannya pembangkang, hanya saja ia belum terbiasa dengan semua ini. Ia yakin, suatu saat Cemara pasti bisa meluluhkan hati putranya.
"Aku yang salah ma, aku yang ninggalin dia tanpa alasan dan ngebuat dia berubah sekarang." Lirihnya.
'Maafin mama ra,kamu memperjuangkan seseorang yang seharusnya tidak kamu perjuangkan.' Batin Hilda.
"Jangan sedih dong ma." Ucap Ara
"Yang kuat ya nak." Hilda memeluk calon menantunya itu dengan erat, Axel tidak salah memilih perempuan sebaik Cemara.
"Ma, kenapa nama Axel diubah jadi Oxy?" Tiba-tiba saja pertanyaan itu keluar dari mulut Ara.
"Karena udah banyak yang punya nama Axel." Jawab Hilda sekenanya.
"Emang iya ya? Padahal bagus loh."
"Mau gimanapun namanya paling nanti juga dipanggil sayang, ya kan ra?" Goda Ayah Ara.
"Ayah! Ara malu." Pipi Ara bersemu merah. Ingin rasanya tenggelam untuk beberapa saat.
"Dasar anak muda."
"Kamu dulu juga pernah muda kali." Sahut Viera.
*****
"Mon, sini lo." Panggil Oxy.
"Apasih, gue masih fokus nih." Mamon yang masih sibuk memainkan game online nya itu tak mau diganggu, namun dengan cepat Oxy merebut Hp miliknya.
"Ara beneran sakit?" Tanya Oxy pelan. Ia tak mau teman-temannya yang lain mendengarnya.
"Tuh kan gue bilang juga apa, lo tuh sebenernya peduli sama Ara!" Ucap Mamon dengan keras sehingga membuat temannya yang lain ikut memperhatikan mereka.
"Ck, pelanin suara lo goblok!" Cibir Oxy.
"Jadi lo mau kan jenguk Ara?" Tanya Azka yang tiba-tiba ikut nimbrung.
"Gak."
Bukannya ada apa-apa, tapi ia risih sedari kemarin ia terus dipaksa Ayahnya untuk menjenguk gadis itu. Tentu saja ia tak mau. Waktunya terlalu berharga untuk sekedar menemui gadis perusuh di hidupnya.
"Terus lo ngapain nanyain dia kalau lo nggak peduli sama dia?"
"Gue cuma mastiin aja."
"Gengsi lo kegedean xy!" Cibir Raka.
"Bagus lah kalau dia sakit, nggak bakal ganggu gue lagi." Ucapnya dengan santai. Ya, katakanlah Oxy jahat.
"Lo nganggep Cemara jadi benalu di hidup lo?" Tanya Steve.
"Kalau iya kenapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
OxyLeon
Teen FictionTerbangun dari masa koma dan kembali melihat megahnya dunia, bahagia itu lah yang dirasakan oleh Cemara. Gadis cantik pengidap kanker darah itu harus menelan kenyataan pahit, ketika harapannya terbangun dari masa koma ia bisa melihat seseorang yang...