Nb : dianjurkan untuk membaca part sebelumnya terlebih dahulu.
Sebelumnya, author mau minta maaf karena lama bgt update. Because sekarang author udah kerja😣jadi ya sibuk gitu.
Dan terima kasih untuk pembaca yang tetap stay❤
Selamat membaca...
Cemara meneguhkan hatinya untuk tetap pergi ke German. Keinginannya untuk sembuh dan melanjutkan pendidikannya disana menjadi salah satu tujuan penting dalam hidupnya.
Cemara menatap sedih keluar jendela kapal terbang yang ditumpanginya. Meninggalkan rumah, teman, sahabat dan kenangan bukan lah hal yang mudah bagi Cemara. Ia tahu ini sulit. Banyak yang harus ia pertimbangkan sebelum ia memutuskan untuk yakin pergi ke Negara jauh itu.
Ayah dan bundanya juga sudah membeli rumah disana untuk mereka tempati. Sebab mereka tinggal untuk waktu yang cukup lama. Cemara pergi membawa Ichi, Kucing pemberian Oxy. Tak mungkin jika Cemara tega menjual atau menitipkan Ichi kepada kerabatnya yang lain.
Dan tentang percintaannya? Entahlah. Meninggalkan Axel untuk yang kedua kalinya membuat Cemara menjadi takut. Apalagi kini ditambah dengan kehadiran Oxy yang selalu menghantui pikirannya. Tidak munafik, ia dekat dengan Oxy sudah cukup lama jadi tak dapat dipungkiri lagi jika Cemara memang mencintai lelaki itu. Meskipun hubungan keduanya tidak berstatus apapun.
Berkali-kali Cemara mencoba untuk memejamkan matanya agar ia bisa tertidur namun nihil ia tetap tak bisa tidur. Cemara tak mengerti mengapa perasaannya sangat gelisah seperti ini. Tidak ada tanda-tanda apapun, tapi jantungnya terus berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Cemara?" panggil Bundanya.
Lantas Cemara menoleh ke sumber suara. Bundanya menyodorkan ponselnya yang sengaja ia titipkan tadi. Tapi Cemara tak berniat menggunakan ponsel itu lagi, bukannya Cemara tidak lagi ingin berhubungan dengan teman-temannya di Indonesia. Tapi, ketika membuka ponsel itu, keyakinan Cemara yang ia bangun tinggi-tinggi kian menyusut ragu.
"Makasih, bun."
"Kamu kepikiran sama temen-temen kamu ya?" tebak bundanya.
Cemara mengangguk. "Iya, rasanya nggak mau ninggalin mereka. Kenangan yang Cemara buat di Indonesia banyak banget, bun."
Bibir Viera tertarik melengkung ke atas. Ia mengerti apa yang tengah di rasakan oleh putrinya itu.
"Kan cuma sebentar di German nya. Setelah kamu sembuh total kamu bisa pulang ke Indonesia lagi. Bunda nggak mau Ra, kamu kaya kemarin lagi. Kamu baik-baik aja tapi buktinya kamu masih belum sembuh total."
"Iya bun, aku tau." Pasrah Cemara.
"Yang terpenting jangan sampai putus komunikasi, sayang."
"Iya, bunda. Nanti Cemara pindahin nomornya dulu."
*****
Mobil putih Honda civic type R itu terpental cukup jauh setelah menabrak mobil dari arah samping. Tidak sampai disitu, mobil yang dikendarai oleh Oxy sampai terjungkal terbalik di jalan. Semua orang lantas ramai-ramai berlari memeriksa keadaan sang korban.
Lelaki yang masih menggunakan tuxedo hitam itu samar-samar merasakan cairan kental mulai menetes dari hidung dan mulutnya. Oxy dengar, Oxy mendengar semua orang berbondong-bondong mengetuk pintu mobilnya. Tapi sayang, ia tak bisa menggerakan seluruh anggota tubuhnya.
Bahkan untuk membuka mata saja, rasanya berat. Oxy tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini. Tidak, Oxy tidak kuat lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
OxyLeon
Teen FictionTerbangun dari masa koma dan kembali melihat megahnya dunia, bahagia itu lah yang dirasakan oleh Cemara. Gadis cantik pengidap kanker darah itu harus menelan kenyataan pahit, ketika harapannya terbangun dari masa koma ia bisa melihat seseorang yang...