34. With you

424 55 8
                                    

Bel pertanda pulang sekolah terdengar nyaring di gendang telinga setiap murid. Ramai-ramai mereka berjalan keluar dari kelas masing-masing. Banyak diantara mereka yang langsung memilih untuk pulang dibanding berlama-lama di Sekolah. Sebab langit siang ini sedang tidak bersahabat, mentari nampak malu-malu untuk menyinari Ibukota. Demikian pula dengan sepasang kekasih itu, Oxy dan Cemara menyegerakan diri untuk segera pulang.

Ralat, bukan pulang. Keduanya menyempatkan diri untuk mampir ke Supermarket. Stok persediaan bahan makanan di Apartemen Oxy sudah habis beberapa hari yang lalu. Laki-laki itu malas berbelanja, itulah sebabnya ia jarang makan akhir-akhir ini. Oxy akan makan jika ia berkumpul dengan teman-temannya, itu pun tidak seteratur dulu. Sebenarnya hari ini pun ia malas jika disuruh yang namanya berbelanja, ribet pikirnya. Mendingan delivery order lebih simpel dan tidak perlu repot-repot keluar seperti ini. Jika bukan karena gadis disampingnya ini Oxy tidak akan mau. Jangan lupakan sifat cerewet Cemara, Oxy saja sampai kewalahan mendengarkan ocehan gadis itu. Jadi dari pada debat dengan Cemara, lebih baik Oxy menurut saja.

Oxy pergi ketempat dimana ciki-ciki itu berjejer rapih, Oxy memasukan jajanan itu kedalam trolly belanja dengan asal. Berbagai macam merk jajanan diambilnya.

"Oxy!" bentak Cemara sambil memincingkan matanya, menatap horor laki-laki itu. Cemara sudah tak tahan sedari tadi, ia memperhatikan Oxy yang asal-asalan memasukan jajanan kedalam trolly belanjanya. Pemborosan!

"Kenapa?" Oxy menoleh cengo.

Cemara yang geram pun mengembalikan jajanan itu ditempat semula. Ara tidak habis pikir dengan Oxy, padahal tujuannya kemari untuk membeli bahan makanan, bukan malah asal jajan sembarangan. Cemara mendengus sebal, "Beli secukupnya aja. Hemat uang, mendingan uangnya ditabung buat beli rumah kita nanti habis nikah, Ara mau bikin rumah yang ada kebun binatangnya."

Oxy mencerna ucapan gadisnya, sebenarnya Cemara ini sedang mengomelinya atau mengkodenya? Lalu apa tadi? Cemara ingin rumah yang ada kebun binatangnya, konyol sekali. Tapi jika dipikir-pikir ada untungnya juga. Nanti ia akan menjadikan rumahnya sebagai tempat rekreasi, hitung-hitung menambah pemasukan juga kan.

"Aku tajir, jadi tenang aja." jawab Oxy dengan entengnya.

Cih, sombongnya. Hampir saja Cemara lupa, bahwa yang sedang berhadapan dengannya ini adalah Oxyleon Hitgatama. "Aku cuma bercanda Oxy! Kamu tau nggak? Jajanan ini banyak pengawetnya, nggak baik buat kesehatan kamu, lagian kamu udah gede masih makan ciki-ciki kayak gini. Nanti kamu batuk!" omel Cemara.

Oxy mendengus pasrah, tidak ada gunanya membalas omelan Cemara. Yang ada ujung-ujungnya akan berakhir seperti debat pemilihan presiden dan wakil presiden.

Oxy terus mengekor dibelakang Cemara sembari mendorong trolly belanjanya. Gadis itu sibuk berkutat dengan list belanjaannya. Oxy pikir dulu Cemara adalah gadis yang manja, gadis yang mau dijodohkan karena alasan harta. Ternyata tidak. Selama ini mungkin Oxy hanya berpatokan pada persepsinya yang buruk terhadap gadis itu.

Cemara menoleh kebelakang, dengan cepat Oxy mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sial, ia kepergok oleh gadisnya sendiri.

"Hayo, Oxy lihatin Ara kan dari tadi?" tanya Ara sembari menggoda Oxy.

"Geer!" ketus Oxy.

"Dih, udah ketahuan nggak ngaku pula." cibirnya. Kemudian Cemara melenggang mendahului Oxy, ia berjalan menuju ke kasir.

Cemara meletakkan semua belanjaanya ke meja kasir.

"Semua totalnya Rp. 375.000,00." ucap pegawai kasir tersebut.

Cemara merogoh tasnya, mengeluarkan dompet hitam bermerk gucci miliknya. Namun belum sampai ia menyodorkan uangnya, Oxy sudah lebih dulu membayar belanjaannya.

OxyLeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang