11. Pohon🌲

509 174 20
                                        

Cemara merenungkan apa yang membelenggu otaknya sedari tadi, ia terduduk di bangku yang ada di koridor sekolahnya. Ia memang sengaja belum masuk ke dalam kelasnya, karena ia masih ingin sendirian. Sampai panggilan dari seseorang membuyarkan lamunannya.

"Cemara!" Panggil Bu Indah.

"Iya ada apa ya bu?"

"Ikut ke kantor sebentar ya." Cemara mengangguk dan mengekori Bu Indah dari belakang.

Bu Indah mengajak Cemara untuk ikut masuk kedalam kantor. "Silahkan duduk ra."

"Jadi begini karena kamu kemarin sakit, banyak nilai kamu yang kosong, karena kamu juga tidak mengerjakan tugas. Maksud ibu, ibu ingin mencarikan kamu partner sebaya supaya kamu tetap bisa mengikuti pelajaran yang tertinggal kemarin."

"Emangnya Ara sebodoh itu ya bu?" Tanya Ara lesu. Ara memang bukan gadis yang pintar seperti Ashila, tapi dia juga bukan gadis yang bodoh. Tidak naif, kadang nilai ulangan hariannya juga terendah diantara teman-temannya. Tetapi tidak ada  alasan untuk insecure. Cemara bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan kepadanya.

Bu Indah tersenyum, ia tahu perasaan anak didiknya itu. "Bukan begitu ra, ini hanya untuk sementara saja, jadi ibu memilih Alfa untuk jadi partner belajar kamu."

"Hah?!" Mata Ara membelalak kaget. Bagaimana bisa Alfa menjadi partner belajarnya? Laki-laki itu sangat menyebalkan, yang ada ia tidak akan paham dengan materi pembelajaran.

"Alfa itu kan anak yang berprestasi, jadi ibu yakin pasti nilai kamu jadi lebih baik nanti." Ujar guru fisika yang usianya masih bisa dibilang muda.

"Tapi nggak Alfa juga kali bu." Protesnya.

"Lo ngeraguin kepinteran gue?" Sahut Alfa yang datang tiba-tiba.

"Hiss, gue nggak percaya cowok sombong kaya lo pinter." Cibir Cemara dengan nada meremehkan.

"Sudahlah, Cemara Alfa kalian boleh keluar, buatlah jadwal belajarmu sebaik mungkin ra."

"Aigoo, bencana apalagi ini." Cemara mendengus kesal. Ia berjalan gontai keluar kantor disusul dengan Alfa yang mengekor dibelakangnya.

"Pulang sekolah gue kerumah lo!" Ucap Alfa.

"Heh! Nggak boleh. Soalnya orangtua gue lagi keluar kota, jadi lo nggak boleh kerumah gue!" Tukas Cemara.

"Nggak nanya!" Setelah mengucapkan itu Alfa berjalan mendahului Cemara yang sibuk mengumpat tak jelas.

Cemara kembali berjalan menuju kelasnya, dengan mood yang buruk, pagi-pagi saja ia harus bertengkar dengan Oxy, bertemu dengan Alfa si menyebalkan. Ditambah lagi ia harus menjadi partner belajar untuk Cemara.

Berhubung kelasnya jamkos, ia duduk di bangkunya dan menelungkupkan kepalanya dimeja.

"Heh, ngapa jadi lesu sih lo?" Tanya Gemini.

"Mood gue hancur." Ucapnya lirih.

"Kenapa? Oxy ngelakuin apalagi ke lo? Biar gue cites-cites tu anak." Ucap Gemini geram.

"Bukan Oxy gemi, tapi Alfa!" Jawabnya kesal.

"Apa? Kenapa?"

"Bu Indah nyuruh Alfa buat jadi partner belajar gue. Tapi lo jangan marah."

"Omg! Kalau gue jadi lo nggak bakal bisa tidur tujuh  hari tujuh malam." Pekik Gemi kesenangan.

"Nah kebetulan banget, berhubung nyokap bokap gue lagi keluar kota, lo mesti nemenin gue. Nginep dirumah gue titik."

"Serius? Gue udah lama banget gak tidur bareng lo." Mata gemi berbinar.

"Mesum lo ge." Cemara berlari keluar kelas menghindari tatapan Gemi yang seperti menggodanya. Sementara Gemi terkikik geli melihat sahabatnya itu.

OxyLeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang