Oxy masih saja memperhatikan wajah cantik gadis itu,sampai pandangannya mulai menajam kala matanya melihat suatu kejanggalan pada gadis itu.
Ya,Oxy melihat darah yang mulai mengalir dari jemari Cemara,apa gadis itu tidak menyadarinya? Astaga,apalagi yang terjadi pada gadis itu.
Dengan cekatan Oxy segera menghampiri Cemara,merebut gitar dipangkuannya. Seketika Cemara tersentak kaget ketika Oxy tiba-tiba merebut gitarnya. Tidak hanya Cemara tetapi juga teman-temannya.
Oxy segera menarik Cemara untuk menjauh dari tempat tersebut.
"Dasar lagi kasmaran,maen gondol anak orang aja lo xy!" Cibir Mamon sembari berteriak.
"Mereka pacaran?" Tanya Lovandra.
"Udah mau nikah malahan." Jawab Raka.
"Serius?"
"Ngada-ngada lo njir,Oxy bukan type cowo yang kebelet kawin kaya lo!" Balas Azka.
"Ya siapa tau aja kan?"
Oxy tak peduli dengan apa yang dibicarakan teman-temannya tentang dirinya dan Cemara. Dirinya membawa Cemara untuk duduk dikursi taman.
"Sini tangan lo!"
"Hah?"
"Kenapa bisa berdarah?" Tanya Oxy yang memperhatikan luka gadis itu,kemudian membalutnya dengan sebuah plester luka yang tersisa disakunya.
"Emm ini gapapa kok." Jawabnya dengan sedikit gugup.
"Kenapa ra?" Tanya Oxy sekali lagi.
"Gapapa Oxy." Cemara menarik tangannya kembali. Kemudian ia menghela nafas berat.
"Bohong!"
"Emang apa peduli kamu sih? Tenang aja kali luka fisik ga sebanding dengan luka hati." Balas Cemara dengan pandangan lurus kedepan.
Oxy membisu.
"Gue tanya,kenapa bisa sampai berdarah ra?" Tanya Oxy dengan nada penuh penekanan.
"Kena serpihan kaca puas!" Jawab Ara dengan bentakan. Cemara tidak bisa membentak Oxy,tidak akan pernah bisa.
"Aku capek xy!" Lirihnya disertai dengan airmata yang berhasil meluruh.
Baru kali ini dirinya melihat Cemara membentaknya,Oxy mendekap tubuh Cemara,menyenderkannya pada dada bidang miliknya. Hatinya sakit mendengar isakan tangis dari gadis itu. Oxy tak ingin seperti ini,hanya berpura-pura menjadi kekasih Cemara dan mungkin dia harus kehilangan Cemara suatu saat nanti,karena memang pada kenyataannya Ara bukan miliknya.
Tidak,Oxy tidak ingin kehilangan gadis itu. Ingin sekali rasanya Oxy mengatakan yang sebenarnya,tapi entah mengapa hatinya selalu tidak siap. Semua sudah terlanjur terjadi,bagaimanapun akhirnya cepat atau lambat Ara akan mengetahuinya. Dan Oxy takut jika Cemara akan membencinya.
"Maafin gue udah bentak lo." Oxy menangkup kedua pipi Cemara,ibu jarinya tergerak untuk menghapus airmata yang membasahi pipi gadisnya.
"Aku gasuka kamu bentak aku didepan temen kamu,aku malu. hiks,hiks." Rengek Ara disela isakannya.
"Iya,maafin gue." Oxy menyelipkan anak rambut gadis itu kebelakang telinganya.
"Gemes!" Ucapnya mencubit pipi chubby Ara.
"Ishh sakit!" Ringisnya.
"Udah jangan nangis lagi,dasar cengeng." Oxy mengacak rambut gadisnya dengan gemas.
"Berantakan Oxy,jadi jelek!" Kesalnya.
"Biar ngga ada yang suka!" Ketus Oxy.
"Nyebelin!" Ucapnya memukul lengan Oxy,dan kemudian meninggalkan Oxy ditaman sendirian.

KAMU SEDANG MEMBACA
OxyLeon
Teen FictionTerbangun dari masa koma dan kembali melihat megahnya dunia, bahagia itu lah yang dirasakan oleh Cemara. Gadis cantik pengidap kanker darah itu harus menelan kenyataan pahit, ketika harapannya terbangun dari masa koma ia bisa melihat seseorang yang...