BTD - 12

991 69 39
                                    

Behind the Devil © Kelompok 2

Chapter 12

Written by Naraifah_

Seperti tertusuk sebuah pisau tajam, hatinya yang sudah hancur karena tuduhan-tuduhan yang diberikannya hari ini, semakin hancur saja kala melihat tatapan tajam Gavin ditambah tuduhan baru yang dilontarkan Lolita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti tertusuk sebuah pisau tajam, hatinya yang sudah hancur karena tuduhan-tuduhan yang diberikannya hari ini, semakin hancur saja kala melihat tatapan tajam Gavin ditambah tuduhan baru yang dilontarkan Lolita.

Aira menatap tepat di mata Gavin. Di sana, di manik mata hitam itu, ia melihat sebuah kekecewaan yang terpancar cukup jelas.

"Gavin, aku gak lakuin itu," sangkal Aira.

"Kamu tau aku, kan? Aku gak bakal ngelabrak bahkan sampai ngancem orang lain." Aira mencoba meyakinkan Gavin jika ia tak melakukan apa yang Lolita katakan.

Apa yang Aira katakan memang benar, gadis polos itu tidak akan berani melabrak bahkan mengancam seseorang. Gadis itu akan lebih memilih untuk menyelesaikan masalahnya dengan bicara baik-baik.

Di sini tinggal Gavin yang memutuskan. Apa ia harus percaya pada Lolita yang tiba-tiba datang ke kelasnya dengan membawa kabar buruk tentang pacarnya, atau ia harus percaya dengan sangkalan yang Aira lontarkan?

Gavin memijat pelipisnya pusing, ia bingung dengan pikirannya saat ini. Aira tak mungkin melakukan hal senekad itu, ia hanya gadis polos dan lembut yang selalu mengambil jalan lembut untuk menyelesaikan masalahnya. Namun di sisi lain, ia mempercayai apa yang Lolita adukan. Bisa jadi bukan, gadis polos seperti Aira melabrak dan mengancam Zeva karena ia sudah sangat muak dengan apa yang Zeva lakukan akhir-akhir ini pada hubungannya, terlebih setelah apa yang ia lihat beberapa saat yang lalu. Tepatnya pada saat Aira menampar Zeva.

Gavin menghela nafas panjang lalu menatap Aira dengan wajah datar, "kita bicarakan istirahat nanti," ucap Gavin sebelum ia berlalu ke kelasnya.

Aira hanya menatap punggung Gavin dengan nanar. Hatinya sudah cukup sakit hari ini. Tuduhan-tuduhan tanpa sebab terus menyerangnya secara bertubi-tubi di tambah dengan Gavin yang tampak tak percaya lagi padanya.

Ia sungguh sangat membutuhkan sebuah pundak untuk ia jadikan sandaran dan telinga untuk ia mencurahkan sakit yang tengah ia rasakan saat ini. Namun semua telah hilang. Semua orang yang selalu ada untuknya pergi begitu saja di waktu yang bersamaan.

Lolita yang melihat wajah manis yang penuh dengan luka itu hanya bisa menatap iba tanpa bisa menolongnya. Ia terpaksa melakukan ini demi adiknya. Ia tak mau terjadi sesuatu yang buruk pada adiknya, apalagi itu karena dirinya.

Di sisi lain, Zeva tengah tersenyum puas melihat kepedihan yang tengah dirasakan oleh gadis polos itu. Ia merasa menang saat ini. Namun ia tak boleh lengah karena bisa saja sesuatu yang buruk menggagalkan rencananya.

02:Behind The Devil✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang