Behind the Devil © Kelompok 2
Chapter 34
Written by Strnxs
"Zev! Zeva! Zeva! Berhenti lo!!"Zeva berhenti dan menatap tajam pada seseorang di belakangnya.
"Kali ini gue lagi gak pengen debat sama lo, gue gak pengen ngomong sama lo, gue gak pengen liat muka lo. Paham?"
Orang yang ternyata adalah Sarka itu hanya mampu berdiam diri di posisi, membiarkan sang sahabat pergi sendiri.
***
Zeva kembali berjalan dengan tangan yang menyibak rambut.
"Cih, ampas!" umpatnya berkali-kali,
Membayangkan wajah sok polos milik Aira, beralih lagi memandang wajah sok pahlawan milik Sarka, dan memandang wajah bodoh milik Gavin.
"Lu juga bego! KENAPA LO NANGIS ZEVA?!" teriaknya.
Zeva tidak pernah menginjakkan kakinya untuk menyendiri, tetapi dirinya memang menyendiri. Zeva tidak pernah sendiri, tetapi kenyataannya dia sendiri.
Dirinya takut gelap, dirinya takut sendiri, dirinya takut—
"Gue takut ditinggal," ucapnya parau.
"BANGSAT! KENAPA TUHAN GAK PERNAH ADIL SAMA MANUSIA KAYA GUE!"
"Gue sakit, gue sesek, gue capek!"
"MANA ZEVA YANG KUAT! MANA ZEVA YANG DEVIL! MANA ZEVA YANG IBLIS! MANA!"
Zeva terus-menerus memukul-mukul dadanya yang terasa sesak dan nyeri.
"LO SEMUA PIKIR GUE BISA LEWATIN INI SEMUA SENDIRI?! LO PIKIR GUE BISA! HAH! LO SEMUA EGOIS!"
"TERUTAMA LO AIRA! KENAPA GAK DARI DULU GUE BUNUH LO SAMA KUCING KESAYANGAN LO ITU! KENAPA GUE HARUS SUSAH-SUSAH BUAT JEBAK LO YANG TERNYATA GUE KEJEBAK DALAM PERMAINAN GUE SENDIRI!"
"Lo semua tamak, lo semua egois! Lo semua anjing!"
Zeva mengusap wajahnya kasar, kesadaran dan logikanya ditarik paksa oleh Zeva. Dia tidak ingin ada seorangpun yang melihatnya dalam wujud menyeramkan seperti ini, tampak tidak berdaya.
"Cih, manusia bermoral katanya? Manusia berbudi pekerti? Lo semua?" tawa Zeva remeh terdengar.
Dia berkali-kali harus menarik ingus nya yang keluar dengan tidak tau diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
02:Behind The Devil✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok2 ••• Ini tentang masa ketika sang antagonis menjadi pemeran utama. Ini tentang masa ketika perjuangan tak hanya berarti mengikhlaskan, tapi juga mendapatkan. Ini tentang seseorang yang berharap s...