BTD - 29

700 44 8
                                    

Behind the Devil © Kelompok 2

Chapter 29

Written by Tereya22 MandaVire

Zeva memutuskan untuk berangkat sekolah lebih pagi, bukan apa-apa, ia hanya ingin menghindari Gavin dan Sarka yang kini menjadi sangat aneh di matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeva memutuskan untuk berangkat sekolah lebih pagi, bukan apa-apa, ia hanya ingin menghindari Gavin dan Sarka yang kini menjadi sangat aneh di matanya.

Zeva berjalan dengan hoodie dan earphone kesayangan, mengabaikan beberapa pasang mata yang memperhatikan.

Zeva menatap jam di pergelangan tangan, menunjukkan pukul 6 lewat 15. Jam tercepat gadis itu sampai ke sekolah.

Usai meletakkan tasnya di kursi singgahsana, Zeva keluar sembari membawa ponsel di tangan.

Zeva akan pergi mengisi tenaga.

***

"Tumben berangkat pagi."

Zeva yang sedang asyik mengunyah sarapannya pun mendongak kala Suara tak asing mengusik telinganya.

Rasa nikmat dari se-cup mie instan pun seketika berubah ambar tepat setelah Zeva mengetahui siapa pelakunya.

"Ehem, ada orang, nih."

Sekali lagi orang itu menginterupsi. Namun Zeva tetap pura-pura tuli, sengaja mengabaikan keberadaan makhluk di depannya ini.

"Lo—"

"Lo nggak liat gue lagi makan?" Zeva akhirnya membuka suara. Ia mendongak dan menatap sang empu tajam dengan matanya.

Orang yang tak lain dan tak bukan adalah Aira itu berdecak sebal, merasa kesal karena Zeva semakin menginjak harga dirinya, "Lo gak merasa bersalah apa udah ngerebut Gavin dari gue?!"

Hening.

"Kok bisa, sih, Gavin suka sama cewek kayak lo! Lo ngancam dia, kan?!"

Zeva tetap diam dan terus makan.

"Lo harus putusin Gavin sekarang!" teriak Aira emosi tak kunjung dijawab, "Gavin masih cinta sama gue, dan dia cuma kasihan sama lo! Tolong sadar diri!"

Zeva hanya menganggukkan kepala, membiarkan mulut Aira berbisa dan ia tetap menikmati makanannya.

"Lo—Dasar, cewek murahan!"

Saat itu juga Zeva berhenti makan, meletakkan dua sumpit di meja dan menatap Aira tajam, "Lo bilang apa tadi?"

Aira yang sadar tatapan tajam Zeva pun tertegun sejenak. Bukan apa-apa, hanya saja Zeva tetap menyeramkan di matanya.

Aira berdehem, "Lo murahan! Lo jahat dan kejam! Emang fakta, kan? Semua orang juga tahu itu!"

Zeva tertawa sinis, sedikit tak menyangka jika gadis seperti Aira berani mencaci-makinya. Zeva kira cewek itu tak akan berani dan hanya menikmati zona nyaman penuh perhatian.

02:Behind The Devil✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang