Behind the Devil © Kelompok 2
Chapter 43
"Aira," gumam Zeva sambil menggertak giginya marah tak lupa dengan tangan yang mengepal kuat hingga kuku panjangnya tanpa sengaja melukai tangannya sendiri.
Zeva berjalan pelan membawa laptop bersama flashdisk di tangan. Langkah sang gadis terdengar membara, namun juga bergetar di saat yang sama.
Kini ia tak perduli lagi apakah ini nyata atau sekedar teori. Semua bukti ini cukup bagi Zeva yang kecewa, semua bukti ini cukup bagi Zeva untuk tahu siapa pelakunya.
Zeva berjalan ke suatu tempat, menggunting beberapa kabel, maka saat itu juga lampu di tempat acara padam, membuat semua tamu riuh akan kegelapan.
Zeva terus saja mengumpat, hanya butuh beberapa detik ia akan membalaskan dendam 10 tahunnya.
Zeva yakin, sangat yakin. Liontin itu sama dengan yang dimiliki Aira. Dan siapapun orangnya, pasti punya hubungan dengan gadis sok suci di sana.
Tak butuh waktu lama, Zeva menaruh kedua benda itu di meja panjang, lalu menancapkannya ke sebuah penghubung layar monitor.
Clap!
Lampu monitor menyala terang, membuat semua mata terkejut memandangnya.
Vidio yang tadi Zeva putar sebelumnya kini terpampang nyata di depan sana.
Penonton sontak berteriak kaget, kala terlihat betapa kejamnya seorang lelaki membunuh dua insan paruh baya.
Semua orang di sana melotot, menutup mulut dan juga menutup mata.
Clap!
Layar besar itu kembali mati, dan keadaan tampak tak teratur, karena bising dan teriakan terdengar dimana-mana.
Tiba-tiba, lampu yang tadi mati kini menyala, membuat semua penonton sontak berseru lega. Tapi ... perhatian mereka teralihkan, kala mendengar suara di depan panggung sana.
"Hai, semuanya." Zeva muncul di depan panggung.
Terlihat santai, tapi percayalah ... ia bahkan tak yakin bisa bertahan lima menit di tempatnya.
Ini saat yang sangat berarti bagi Zeva. Karena apa? Karena akhirnya Zeva memberitahu pada dunia tentang kematian orangtuanya. Tentang kejadian menyeramkan yang menjadi alasan penderitaannya. Tentang kejadian yang telah lama menggeruti otaknya.
Zeva hanya tersenyum sinis saat menoleh ke sekitar, semua orang menatapnya kaget. Gavin, Tante Bela, Sarka, Ibu Intan. Semua kaget dan tak menyangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
02:Behind The Devil✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok2 ••• Ini tentang masa ketika sang antagonis menjadi pemeran utama. Ini tentang masa ketika perjuangan tak hanya berarti mengikhlaskan, tapi juga mendapatkan. Ini tentang seseorang yang berharap s...