BTD - 16

899 54 20
                                    

Behind the Devil © Kelompok 2

Chapter 16

Written by justtatan

Hari sudah siang, dan semua orang masih saja betah berkumpul di aula utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari sudah siang, dan semua orang masih saja betah berkumpul di aula utama. Kalau Zeva sih ogah, hanya di sana barang dua puluh menit saja. Itu pun dirinya hanya menemui Sarka yang memang jadi panitia. Makanya, saat ini gadis itu memilih untuk duduk di kantin sembari makan bakso kesayangan. Tak lupa dengan es jeruk yang menyegarkan di suasana panas.

"Anjing!" Zeva menggeram marah, saat tubuhnya terdorong ke depan hingga es jeruk miliknya tumpah mengenai baju seragamnya.

Dengan gesit Zeva berdiri, dan menghadap ke belakang. Senyumnya langsung merekah sinis sebab melihat si pelaku yang mendorongnya.

Wah, mau main-main nih sama gue. Batin Zeva.

"Ngapain lo? oh, mau cari masalah apa lagi sama gue? " tanya Zeva dengan senyum manis.

"Oh haha, gue tebak ... om-om lo udah bangkrut ya?" Zeva kembali bersuara.

Gadis di depannya menggeram marah, "sialan!"

Diana, gadis itu Diana. Yang beberapa minggu terakhir, Zeva tak pernah lagi bertemu. Entahlah, padahal mereka sekelas.

"Ze!" Diana berteriak keras memanggil Zeva.

"Apa sih, sat? nggak usah basa-basi!" Zeva mengakhiri kalimatnya dengan kedua tangan yang bersedekap dada.

Diana mengacak rambutnya kasar, "gue mau lo bersihin nama gue, sebab gara-gara mulut cabe lo itu ... bokap gue denger dan ambil semua aset yang gue punya, anjing!"

Zeva tertawa keras, seolah menertawakan penderitaan Diana. Untungnya saat ini kantin begitu sepi, jadi dirinya tak akan jadi pusat perhatian.

"Anjir lo malah ketawa!" Diana kesal, tentu saja.

Zeva meredakan tawanya, "lucu, kenapa nggak minta kebutuhan sama om-om lo itu?"

Diana mengepalkan tangannya, sebisa mungkin ia menahan emosi. Karena Zeva mungkin akan bisa jadi penyelamatnya.

"Dia bukan seperti yang lo bilang!" teriak Diana, merasa tak terima.

"Oh ya?" Zeva menampilkan raut tak percaya.

Diana sebisa mungkin menahan tangannya yang ingin melayangkan tamparan pada pipi Zeva yang sejak tadi mengulur kesabarannya.

"Gue udah mau merendah ... mohon-mohon gini ke lo, tolong Zeva!"

Zeva tersenyum smirk, "jangan lupa, lo juga buat baju gue basah."

Diana menghela napas panjang, Zeva benar-benar!

02:Behind The Devil✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang