BTD - 39

684 41 2
                                    

Behind the Devil © Kelompok 2

Chapter 39

Written by justtatan Strnxs

Sembari melangkahkan kaki menyusuri koridor sekolah, Zeva mengetuk-ngetukan jarinya ke dagu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembari melangkahkan kaki menyusuri koridor sekolah, Zeva mengetuk-ngetukan jarinya ke dagu. Dahinya yang mengerut membentuk beberapa lipatan membuatnya tampak sedang berpikir keras.

"Anjing, kenapa gue malah jadi kepo kaya gini, sih?!" ujarnya kesal pada diri sendiri.

"Nggak, nggak ada sejarahnya seorang Zeva kepo cuma sama benda nggak berarti itu!" ujarnya lagi.

Zeva melirik ke arah pintu kelas yang sudah nampak. Namun, bukannya masuk ke dalam sana, ia malah berjalan lurus ke arah taman belakang sekolah. Sampai di sana, Zeva mendudukkan diri di kursi taman. Menyandarkan punggungnya ke bangku yang diduduki.

"Ck, tapi gue kayak pernah liat kalung Aira di mana, ya?" tanyanya dengan mata menerawang ke atas.

"Di mana, ya? kalung Aira kalung Aira kal—"

"Dor!"

Zeva sontak berdecak sebal, sebab kegiatan ingat mengingatnya harus diganggu oleh seorang pengganggu.

"Kenapa di sini?" Suara itu tentunya Zeva kenali.

Gadis itu menatap tajam lelaki yang sudah mendudukkan diri di sampingnya, "harusnya gue yang nanya, ngapain lo di sini?!" tanyanya penuh kekesalan.

Lelaki di sampingnya terkekeh, "ngikutin lo lah."

Zeva kembali berdecak sebal, sebelum akhirnya sebuah ide mampir di otaknya begitu saja. Ia melirik Gavin sembari tersenyum miring.

"Gav," panggilnya dengan nada yang berbeda. Kali ini lebih penuh kelembutan.

Yang dipanggil mengernyit bingung, "kenapa?" tanyanya.

Zeva mengusap dagunya serius, sebelum akhirnya mempertanyakan kalimat yang muncul di otaknya, "lo tau kalung yang dipakai Aira?"

Gavin kembali mengernyit bingung, "kenapa memangnya?" tanyanya meminta alasan.

Zeva berdecak, ia memukul pelan bahu kokoh Gavin, "jawab aja kenapa, sih?!"

Gavin terkekeh kecil, "jawab dulu pertanyaan gue tadi, baru gue jawab pertanyaan lo."

Zeva menggeram, namun setelahnya berusaha menetralkan ekspresinya, "yah, harusnya lo jawab gue. Katanya pacar gue, gimana, sih?!"

Gavin menahan senyumnya sebab baru kali ini mendengar Zeva mengakuinya.

"hem ... lo pacar gue, ya?" ujar Gavin menggoda.

Zeva kesal, benar-benar kesal sebab tak mendapat jawaban, "IYA, LO PACAR GUE!" teriaknya.

02:Behind The Devil✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang