BTD - 40

809 50 11
                                    

Behind the Devil © Kelompok 2

Chapter 40

Written by MandaVire

Seharian penuh telah Zeva lalui dengan peluh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian penuh telah Zeva lalui dengan peluh.

Gadis itu menghempaskan badan ke sofa di ruang keluarga, melepas sepatu dan membuka kaosnya asal.

"Gue yakin itu sama." Zeva tiba-tiba bergumam.

Sembari menyibak rambutnya ke belakang, Zeva berdecak. Sekali lagi, lagi dan lagi. Atensi Zeva tertuju pada Aira dan kalungnya.

Setiap kali Zeva berusaha mengingat, ia tetap tak menemukan jawaban dimana ia pernah melihatnya.

Gadis dengan kaus putih polos itu berdiri, berjalan ke dapur dan mengambil sebotol kaleng soda. Ia menyuruh Bik Ina agar libur bekerja. Entahlah kenapa, Zeva hanya ingin sendirian beberapa hari ini saja.

Zeva meletakkan botol sodanya di meja, berniat naik ke kamar, tapi suara bel berbunyi dari pintu besar di depan sana.

Gadis itu berdecak, "ganggu, sumpah."

Zeva berjalan dengan tas yang masih tersampir di pundak, membuka kunci pintu dan seseorang sudah ada di sana sebagai tamu.

Orang itu menatap Zeva dengan mata teduhnya, memberikan senyum setulus malaikat pada Zeva.

"Zeva, apa kabar?" tanyanya membuat sang empu tersadar dari lamunan.

"Ibu ngapain ke sini?" tanya Zeva dengan tatapan tak suka. Bukan tak suka, tapi lebih kepada kaget, dan tak terbiasa.

Sudah lama ia tak melihat Intan, Ibu Sarka. Terakhir kali ia bertemu Ibu Intan saat makan malam mereka bulan lalu. Dan setelah itu, Zeva tak lagi bertemu dengannya.

Bu Intan tersenyum, "gak boleh ibu mampir?"

"B-boleh, tapi—"

Tanpa menunggu ucapan Zeva, Intan langsung masuk membawa beberapa rantang berisi makanan untuk ia berikan pada gadis itu.

Zeva menyibak rambut ke belakang, menggigit bibirnya gugup lalu menutup pintu, pergi menyusul Intan.

Bu Intan asyik meletakkan berbagai makanan di dapur, sedangkan Zeva? Berusaha duduk tenang di sofa.

"Sarka bilang makan kamu gak teratur beberapa hari ini. Kamu juga kemarin sampai pingsan, kan." Bu Intan bersuara dan berjalan ke arah Zeva.

Sedangkan sang empu tak menjawab, ia hanya mendengarkan. Berusaha tak menoleh kala Bu Intan mengambil duduk di sampingnya.

"Kenapa sekarang jarang main ke rumah?" tanya Bu Intan lembut.

Zeva memainkan kukunya gugup. Seketika merasa abu-abu, mengingat kenangan indah di masa lalu.

02:Behind The Devil✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang