BTD - 45

1.2K 63 13
                                    

Behind the Devil © Kelompok 2

Chapter 45

Written by MandaVire

Zeva berjalan angkuh melewati lobi sekolah, tangan di saku dan dagu terangkat, ia berjalan penuh keberanian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeva berjalan angkuh melewati lobi sekolah, tangan di saku dan dagu terangkat, ia berjalan penuh keberanian.

Gadis itu berbelok di ujung lobi, pergi ke kelas yang seharusnya tak ia datangi.

Brak!

Zeva mendorong pintu kelas, membuat semua mata tertuju padanya.

Gadis itu tak perduli, ia hanya terus berjalan menuju seseorang di belakang, seseorang yang kini melotot kaget dan takut menatapnya.

Zeva berhenti di depan meja sang empu, menoleh sejenak pada tiga orang cowok di sampingnya, dan kembali fokus pada wanita di depannya.

"Hai, Aira." Zeva membuka suara.

Aira tak menjawab, gadis itu masih menunduk dan tak ingin mendongak. Ia sedang merasa tak berguna, marah dan bersalah disaat yang sama.

Zeva tertawa, menyibak rambutnya ke belakang berusaha menahan emosi yang membara, "Gue lagi ngomong. Lo gak sopan, ya? Pantas aja Papa lo—"

"Ada apa?" Aira langsung mendongak, bahkan berdiri dan menatap Zeva berani. Dan mengepalkan tangan sebagai ganti ia menenangkan diri.

Zeva yang melihat Aira pun hanya mampu tertawa, ia mengangkat alisnya tenang dan membuka suara, "jangan takut. Gue gak makan orang."

"Zev, gue—"

"Diam. Gue tunggu lo di lapangan."

*
*
*

Lapangan kini telah ramai dengan para siswa dan siswi.

Bersemangat pergi menonton pertunjukan yang Zeva dan Aira serahkan. Ponsel di tangan sudah sedia merekam, sedangkan dua empu juga sudah berdiri santai di tengah lapangan.

"Lo mau main cepat atau lambat?" Zeva bertanya santai sembari melipat dua tangan di dada.

Sedangkan Aira hanya mampu berdiri tegap, meremas roknya.

"Lo tahu. Gue udah lama pengen lakuin ini. Dan gue gak perduli mau lo hidup atau mati!"

Aira mendongak, tatapan mata Zeva terlalu tajam, mampu membuat hatinya bergetar ketakutan.

Gadis itu berdiri gugup di tempat, semua mata tak ada yang peduli pada kesakitannya, semua mata menatap marah padanya. Aira tak kuat, ia tak mampu mendapat hukuman yang seperti ini.

"Lo mau gue mulai dari mana? Pipi? Perut?" Zeva kembali bertanya, sedangkan Aira yang mulai paham kemana arah pembicaraan gadis ini hanya mampu terdiam.

02:Behind The Devil✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang