-1. Makaiin Dasi-

802 46 24
                                    

SEMOGA SUKA^^ BISMILLAH, JADI AKU BAWA CERITA BARU. JANGAN LUPA PENCET BINTANG NYA YA^^

Semoga banyak yang minat, banyak pembaca, banyak vote dan komen. Bismillah bisa naik terbit. Aamiin.

•••

"Awas, minggir!"

Mentari Meicci, gadis itu tengah menunggu angkutan umum. Ia menoleh ke sumber suara yang ia dengar, ia melihat seorang cowok dengan setelan jas tengah terburu-buru.

Mata Mentari melihat topi hitam cowok itu terjatuh. Mentari segera mengambilnya dan berlari mengejar cowok tersebut.

"Kakak!" teriaknya. Cowok itu menghentikan langkahnya, tepat saat Mentari dihadapannya. Mentari mengatur napasnya sejenak, lalu menyodorkan topi cowok itu.

"Pakaiin," ujar cowok itu, tangannya sibuk memakai dasi. Mentari menurut, ia berjinjit untuk bisa memakaikan cowok itu topi.

"Sini aku bantu, kak." Mentari menepis tangan cowok itu, membantunya memakaikan dasi. Tangan Mentari tampak telaten dan rapi. Cowok itu sedikit tersenyum.

Keduanya saling tatap sejenak, senyum Mentari tak pernah pudar. Wajahnya selalu ceria. Detik selanjutnya, Mentari mendengar suara perut cowok itu. Cowok itu tampak malu.

"Kakak laper ya?" Cowok itu menggeleng sembari memalingkan wajahnya.

"Nggak. Btw thanks." Cowok itu hendak pergi, tapi ditahan oleh Mentari. Mentari mengeluarkan permen lollipop dari dalam tasnya. Ia berikan pada cowok itu.

"Ambil aja kak. Iya sih nggak bisa buat kakak kenyang. Setidaknya kakak bisa makan." Cowok itu menatap permen lollipop berbentuk hati itu. Ia menggeleng lirih.

"Gue nggak butuh." Cowok itu hendak mengembalikan permennya, tapi ditepis oleh Mentari.

"Gapapa ih, ambil aja. Aku masih punya banyak." Cowok itu mengalah, ia memasukkan permen itu di saku jas nya. Mentari tertawa kecil.

"Aku berasa lagi ngurus suami aku, kak. Makaiin dasi terus kasih bekal, walau cuma permen." Cowok itu kembali menoleh, menatap Mentari yang tertawa kecil. Cowok itu menggeleng lirih.

"Gue bukan suami lo."

"Iya, tapi calon masa depan aku." Kumat, kepd an Mentari kumat. Gadis itu sengaja berkata seperti itu. Setelahnya gadis itu melambaikan tangannya dan berlalu pergi.

Bumi Batara, cowok itu akhirnya ikut tertawa kecil melihat tingkah gadis itu. Sejenak, Bumi mengernyitkan keningnya.

"Siapa namanya?"

•••

Jangan datang lagi cinta
Ku tak mau ada yang terluka
Bahagia kan dia, aku tak apa
Biar aku yang pura-pura, lupa

Mentari tertawa kecil, bersenandung ria menyanyikan lagu 'Mahen' tersebut. Mulutnya terus mengunyah permen karet.

"Jangan datang lagi-- aw." Mentari meringis, merasakan sesuatu menubruk kepalanya. Dirinya sudah tersungkur di bawah. Mentari mendongak.

Cowok tinggi dengan paras tampan, Mentari mengenalnya. Cowok yang seminggu kemarin ia temui. Mentari tersenyum lebar, lalu mengulurkan tangannya pada si cowok.

"Hai kak, kakak enggak mau bantu aku ya?" Mentari si polos, dengan senyum cerianya. Cowok itu menghela napas, lalu menggelengkan kepalanya.

"Lo bisa sendiri." Mentari mendengus sebal, ia segera berdiri, merapikan rajutnya sejenak. Lalu menatap 4 cowok itu dengan senyum lebarnya.

BumiMentari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang