22. Lovely Art

48 5 0
                                    

Selamat membaca

***

The Secrets of
Prince

***

Isla membuka lokernya dan terkejut saat ada setangkai bunga mawar merah tanpa duri. Ia mengalihkan pandangannya ke kiri dan kanan, lalu mengambilnya dengan senyuman lebar.

Entah siapa yang menaruhnya, tapi Isla sangat bahagia. Ini pertama kalinya ia dapat bunga.

Isla mengambil buku paketnya dan berbalik untuk terkejut karena langsung berhadapan dengan Aslan. Secara refleks, buku paket dan bunga mawarnya terjatuh ke lantai lagi yang dingin.

Jantung Isla berbuat ulah lagi. Namun, yang ia lakukan adalah memukul dada Aslan dengan kesal. "Apasih, Kak? Kok tiba-tiba ada di belakang gue? Apa jadi pocong itu hobi lo, Kak?"

Aslan tertawa kecil saat Isla membungkuk, mengambil buku paket dan setangkai bunga mawar merahnya. Setelahnya, Aslan menatap mata Isla lekat.

"Apa liat-liat, Kak?" sungut Isla.

"Tulis berita tentang gue yang bagus, ya. Gue bakal baca, ah, nggak, semua orang bakal baca. Pastiin tulis yang baik-baik tentang gue," kata Aslan terdengar menuntut meski wajahnya tersenyum ramah.

Isla mengangkat sudut bibirnya. "Lo tenang aja, Kak. Tulisan gue itu udah yang paling bagus di dunia ini. Berita lo pasti terkemas luar biasa baik."

"Good," puji Aslan, tanpa sadar tangannya terulur dan mengacak-acak rambut Isla.

Kening Isla mengerut. "Ngapain, Kak?"

"Eh," gagap Aslan, ia langsung menarik tangannya. "Sorry. Kelepasan."

Isla merapikan rambutnya dengan gugup, tapi pura-pura kesal. "Apaan sih, Kak, nggak jelas banget."

"Pokoknya semangat, deh," kata Aslan sebelum akhirnya pergi meninggalkan Isla begitu saja.

Isla menaikkan satu alisnya melihat punggung Aslan sebelum lenyap ditelan jarak. "Ada apa, nih? Kok perasaan gue nggak enak?"

***

Hari ini Aslan benar-benar merasa lapang. Seolah tak ada masalah dalam hidupnya. Jadi, sekarang ia bermalas-malasan di sofa rooftop sekolah.

Bermalas-malasan dalam kamus Aslan adalah tidak bekerja atau berbaur dengan teman-temannya di jam istirahat.

Tak ada orang yang mengganggunya di sini. Segera, Aslan memasang earphone di ponselnya dan membuka aplikasi streaming terbesar.

Tanpa membiarkan jeda mengganggunya, Aslan mencari Islaasong dan ternyata ada tiga video baru di sana.

"Wah, rajin juga uploadnya ini cewek." Aslan tersenyum lebar sebelum mengklik video pertama yang belum ia tonton.

Terdengar suara dehaman sebelum Isla menyapa seperti biasa. Ia bercerita tentang harinya yang berjalan agak buruk karena temannya, lalu mulai bernyanyi Laskar Pelangi.

Suara manisnya selalu berhasil membuat Aslan tenang. Entah sejak kapan, tapi Aslan telah candu pada suara Isla.

"Aku nyanyi itu karena aku punya tujuan penting hari ini," cerita Isla setelah nyanyiannya selesai. "Tujuan yang berkaitan dengan mimpi kecil aku. Pokoknya, aku bakal lakuin yang terbaik buat mencapai mimpi itu. Semangat buat aku!"

"Semangat!" seru Aslan ikut-ikutan.

"Kalian juga semangat. Jangan sampai menyesal nanti. Oke?"

The Secrets of PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang