04. Teruntuk Angin

109 9 1
                                    

Selamat membaca

***

The
Secrets
Of
Prince

***

"Wah, ini cantik banget sih, La. Lo jago banget deh," puji Raya semangat saat melihat kotak makan yang dibawa Isla hari ini. Seporsi nasi goreng dengan sosis yang dibentuk gurita menghiasi, tak lupa dengan mentimun berbentuk bintang dan telur orak-arik dengan potongan tomat kecil-kecil. "Ini kayak nasi goreng ala-ala Jepang gitu, La!"

Isla tak bisa menanam senyuman bangganya. "Cobain, deh."

"Oke, gue cobain, ya." Raya mengambil sendok dan menyuapkan nasi goreng buatan Isla ke mulutnya. Raya mengunyahnya, lalu matanya mulai membulat. "Gila, La, ini enak banget. Mau nangis rasanya."

"Bagusnya kalau gitu," tukas Isla lega.

"Mau lagi boleh, ya?"

Isla mengangguk cepat. "Boleh, boleh!"

Isla tak menyangka masakan yang pertama kali ia buat akan mendapatkan respon sebesar ini dari Raya. Berterimakasih pada Raya karena meski perempuan itu terlahir dalam sendok emas, ia tak pilih-pilih makanan.

Ketika Isla membawa ikan asin dan sambel untuk bekalnya, Raya tak segan-segan menghabiskannya. Raya memang terlahir sebagai anak dosen, tapi seleranya sama seperti Isla.

"Isla!"

Ketika sedang bangga-bangganya melihat Raya yang semangat memakan hasil masaknya, seseorang memanggil Isla dari ambang pintu. Ternyata Fahra yang memanggilnya, perempuan dari kelas sebelah yang merupakan salah satu anggota Harian Pelangi.

"Kenapa?" tanya Isla tanpa beranjak. Jarak tempat duduknya dari ambang pintu memang tak terlalu jauh.

"Gawat ini, La! Gawat! Ruangan klub kita diobrak-abrik!" seru Fahra ketakutan.

Isla langsung berdiri. Jantungnya segera beraksi, berdegup kencang bagai mau mati. Keringat dingin langsung menyerang. Pasti ada sesuatu yang besar, terjadi lagi.

"Ya, lo makan aja, abisin semuanya. Gue mau ke ruangan klub dulu," pamit Isla.

"Eh, tapi lo belum makan," cegah Raya cepat. "Istirahat kan baru aja bunyi, mending lo makan dulu."

"Nggak. Nggak ada waktu buat itu, Ya," tukas Isla cepat sebelum akhirnya cepat-cepat meninggalkan ruang kelas, menuju ruangan klubnya yang terancam bersama Fahra.

Tak ada hal lain yang Isla pikirkan selain wajah-wajah jahat milik Kania, Darin, Anya dan Jiny. Pasti mereka berempat yang membuat keributan di ruangan klubnya.

Isla mengepalkan tangannya, berharap pasukan Kania tak lebih banyak dari empat orang. Isla bersumpah akan menjambak rambut Kania sampai rontok jika perempuan itu berani menyentuh tinta di ruangannya.

Tinta adalah komponen yang mahal dan sangat penting untuk pembuatan majalah Harian Pelangi. Jika Kania menyentuhnya, hancur semua hasil kerja keras Isla bersama anggota Harian Pelangi yang lainnya.

Tebakan Isla tak salah. Kania, Darin, Anya dan Jiny benar-benar ada di ruangannya. Mereka sudah mengacak-acaknya, beruntung tinta masih aman di tempatnya.

"Sebenernya masalah lo apa sih, Kan?" tanya Isla dengan berani. Farah yang memang terkenal pemalu hanya bersembunyi di balik badan Isla.

Kania berbalik, menatap Isla dengan remeh. "Ketemu lagi, Anak Kampungan."

The Secrets of PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang