45. Lebih Dari Madu

38 3 0
                                    

"Tinggal satu pengisi acara lagi." Arkais melapor setelah rapat hari ini selesai. Suaranya membuat Aslan mengalihkan perhatiannya dari ponsel. "Untuk pembukaan Night Party."

Aslan mengangguk-angguk. "Gue punya satu saran buat itu."

"Apa, tuh?"

"Gimana kalau Isla aja yang isi?"

"Siapa? Cewek itu?" Ingatan Arkais terbawa pada seorang perempuan yang pernah menginjakkan kaki di ruangan The Art.

"Yup." Aslan menukas. "Suaranya bagus, kok. Cocok sama suasana malem. Kita nggak perlu habisin anggaran yang lebih banyak juga kalau pake dia. Gimana?"

"Oke."

"Good. Gue bakal kasih tau dia nanti."

Arkais mencatatnya, lalu menatap Aslan dengan penuh prasangka. "Lo demen sama dia?"

"Gila aja," balas Aslan cepat. "Ngapain deh gue buang-buang waktu buat demen sama dia?"

"Mata lo tuh ... bibir lo juga ...," papar Arkais dengan tatapan penuh arti. "Keliatan lagi fall in love garis keras."

"Ya kali."

"Terus kenapa kemarin bilang, 'hey stupid, I Love you'," tukas Arkais santai, tapi membuat mata Aslan membulat sempurna.

"Lo nguntit gue?" tanya Aslan tak percaya.

"Kebetulan aja lagi jalan-jalan di sana. Beli aromanis sama pacar," balas Arkais.

"Anjim."

"Jadi, lo beneran suka, nih?" tanya Arkais lagi. "Dari dulu selera cewek lo aneh-aneh, deh. Heran gue. Jasmine malu-malu anj**, Isla garang-garang kucing."

Aslan berdecak jengah. "Mending lo pikirin lusa pensi aja."

Arkais tak lagi membahas Aslan dan perasaannya. Pikirannya kini tertuju pada kursi kosong di sebelahnya. "Kaisar tiba-tiba nggak masuk. Mau jenguk?"

"Paling besok juga sekolah lagi. Gue tau dia anak yang kuat. Mana ada Kaisar sampai pilek dua hari," balas Aslan tak terlalu memikirkan.

"Iya, sih." Arkais mengangguk-angguk setuju.

***

Ternyata persiapan pensi lebih lama dari yang Aslan duga. Meski banyak yang membantu, tetap saja persiapan perlu lima jam lamanya.

Pensi akan dilaksanakan lusa dan persiapannya harus dilakukan jauh-jauh hari agar mendapatkan hasil maksimal.

Setelah selesai dengan apa yang harus ia kerjakan, Aslan berjalan ke kelas Isla yang tentu saja sudah kosong sebab jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Entah kenapa, Aslan merasa rindu.

Perempuan itu pasti sudah pulang.

Aslan mengambil duduk di salah satu kursi di kelas Isla. Ia membuang napas panjang karena lelah, lalu membuka ponselnya. Ia segera membuka aplikasi YouTube untuk melihat apakah ada video baru yang diupload Isla atau tidak.

"Hm? Esok Kan Bahagia?"

Tanpa berpikir lagi, Aslan membukanya segera. Suara Isla yang tengah membuka video terdengar. Namun, bukan suara manis indah yang Aslan dengar.

Suaranya terdengar serak dan ... sedih? Wajahnya juga tampak lebih lelah dari biasanya. Jika Aslan perhatikan lagi, ada kantung mata di sana.

"Lah? Lo kenapa, La?" Aslan bertanya seraya mendekatkan wajahnya pada layar, memerhatikan Isla lebih lekat dan dekat.

Namun, Aslan tak bisa mendapatkan jawaban itu. Isla menyanyi di sana.

Kesedihan hari ini bisa saja jadi bahagia~
Esok hari~

Lagu itu setelah dalam waktu tiga menit. Isla mengucapkan perpisahan dengan suara yang agak berbeda, terdengar lebih serak dan tak semangat.

Aslan khawatir. Lalu, ia meninggalkan jejak di video itu.

Lovely Art
Just now
Suara kamu kedengaran beda. Kenapa?

Islaasong
Just now
Beda gimana, nih? Aku nggak kenapa-kenapa, kok😊 don't worry ☺️

Aslan refleks tersenyum. Bagus kalau dia baik-baik saja.

Lovely Art
Just now
Suara kamu lebih-lebih manis dari biasanya. Lebih manis dari madu💕

***

Isla tersenyum lebar melihat komentar manis di ponselnya. Siapa yang membuatnya begini sama seperti saat sebelumnya. Pemilik akun Lovely Art.

Kesedihan Isla seolah menguap begitu saja.

Hari ini, di pagi hari, Bapak Aslan tahu-tahu memberitahu bahwa kontrak kerja Ibu akan segera diputus jika Isla dan Kaisar bertukar sepatah kata. Ibu menangis dan memohon-mohon agar tak menyakiti Isla saat Isla berusaha protes dan menjelaskan kalau dirinya dan Kaisar tidak punya hubungan apa-apa.

Imbasnya, Ibu terdorong dan kepalanya menghantam tembok hingga pingsan selama dua jam. Beruntung Ibu baik-baik saja. Isla menangis seharian dan tak sekolah.

Isla sangat merasa bersalah. Apalagi saat Kaisar melewati lantai satu, wajahnya lebam-lebam, di tangan dan kakinya terlihat banyak luka cambukan yang tampak baru. Wajahnya datar, seolah tak merasa sakit dan sedih.

Namun, itu yang membuat hati Isla semakin teriris.

Isla bagaikan bencana besar di rumah ini.

Lalu, ia bernyanyi dan merasa agak baikkan. Saat akun Lovely Art mengomentari videonya, Isla sepenuhnya merasa baik-baik saja.

Waktunya besok Isla beraksi. Ia akan masuk ke Kania's Daily dan menempati puncak teratas apapun yang terjadi.

Tiba-tiba ponselnya bergetar.

Aslan: gue mau minta lo isi slot pembukaan Night Party di pensi lusa. Bisa, kan?

Mata Isla membulat sempurna.

Isla: wah? Serius?

Aslan: iya, serius

Isla menahan jeritan senangnya, lalu cepat-cepat mengetik balasan.

Isla: mau, dog!

Aslan: apa?! Dog?!

Tangan Isla langsung panas dingin.

Isla: maaf, maaf, Kak. Itu typo. Harusnya dong!

Aslan: mencurigakan

Isla: serius! Gue seneng banget sampai typo, Kak!

Aslan: iyain

Isla: ih, serius. Maaf deh kalau tersinggung, gue nggak bermaksud buat nyumpahin lo, Kak

Aslan: maafin nggak yaaaa

Isla menggigit bibir bawahnya tanpa sadar. Ia cemas sekali Aslan akan marah padanya, padahal Aslan memberikan kabar bahagia untuknya.

Isla: aku traktir es, deh

Aslan: oke, istirahat pertama di rooftop, ya

Isla: gampang banget disogoknya

Isla tertawa setelah melihat pesannya hanya dibaca oleh Aslan. Lagu yang hari ini Isla upload benar-benar mencerminkan harinya. Esok, Isla akan kembali bangkit dan mencari bahagianya jika memang bahagianya terus berlari menjauhi.

Ia lalu tidur nyenyak sampai tak terasa pagi menyambutnya kemudian.

***

The Secrets of PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang