Ia berdiri dari duduknya. Arum tertegun. Membantu ganti baju ? Melihat baju rajanya saja sudah ribet, apalagi menggantinya ? Harus mulai darimana aku membukanya ? Pikirnya bingung. Melihat gadis itu kebingungan, Jayanegara tersenyum. "Mulai dari sini, Arum." katanya seakan bisa membaca pikirannya. Jayanegara menunjukkan sabuk ikat pinggangnya yang terbuat dari emas berkilauan. Ragu-ragu Arum menghampiri rajanya. "Maafkan kalau hamba tidak sopan, sinuwun," katanya perlahan. Ia lalu membuka sabuk itu. Begitu dibuka langsung kain celana sang prabu melorot jatuh. Arum menjerit melihat tubuh telanjang rajanya. Ia menutup wajahnya dengan telapak tangannya. "Apakah kau belum pernah melihat tubuh laki-laki, Arum ?" tanya sang prabu. Arum tergagap. Ia segera bersimpuh menyembah sambil menundukkan wajahnya dalam-dalam. Wajahnya pucat pasi. Ia sangat takut telah berbuat kesalahan pada rajanya. "Maaf gusti, maaf.. Hamba terkejut. Hamba belum pernah melakukan ini, sinuwun. Hamba kaget tadi. Maafkan hamba.." "Bangunlah, Arum. Ambil pakaianku di atas meja. Pakaikan padaku." Dengan penuh rasa takut Arum bangkit dari duduknya. Diambilnya kain sutra di atas meja. Sambil berjalan ia menundukkan wajahnya karena risih melihat tubuh Jayanegara. Dibukanya kain itu, dililitkannya di pinggang sang prabu. Saat Arum membungkuk dan melilitkan kain di tubuhnya, Jayanegara menarik kain tersebut dari tangan Arum. "Aku tidak membutuhkan kain ini, Arum." Ia memeluk gadis itu dan mendorong tubuhnya ke ranjang. Arum menjerit kaget. "Kau diperintahkan ayahmu untuk melayaniku. Aku hanya mengikuti keinginan ayahmu. Jangan salahkan aku." ---------------------------------------- Ia seorang raja muda. Usianya baru 16 tahun saat ia mewarisi tahta Majapahit dari ayahnya. Usia belia, harta, tahta dan wanita dalam genggaman, cukup membuat siapapun goyah karenanya.
41 parts