[45] Gue Nyesel!

132K 10.5K 1.2K
                                    

Jangan hujat Alex… kasian dia:(

Udah ditinggal Ara, dihujat kalian juga. Apa nggak 'sudah jatuh tertimpa tangga' si Alex nya?(~‾▿‾)~

*#*

Alex telah sampai di bandara, dan dia segera mencari informasi tentang penerbangan ke Amerika. Mungkin saja Arnold memang membawa Ara pulang ke Amerika demi menjauhkan gadis itu darinya.

Tapi setelah bertanya kepada petugas bandara tentang penerbangan ke Amerika, mereka mengatakan jika pesawat dengan tujuan Amerika sudah berangkat sekitar setengah jam yang lalu.

Seketika itu Alex merasa lemas, dia sangat bodoh karena mempercayai matanya begitu saja, tanpa mencari tahu yang sebenarnya terjadi.

Lalu bagaimana caranya menemukan Ara sekarang?

Dengan pergi ke Amerika? Alex tentu saja bisa dengan mudah melakukan itu, tapi… Arnold pasti tidak akan membiarkan dia mengetahui informasi tentang keberadaan Ara, itu pasti.

Jadi rasanya percuma saja jika dia berangkat ke Amerika tanpa tahu tujuan.

Aryo. Ya, pria itu pasti sudah bisa melacak keberadaan Ara.

Alex langsung kembali ke mobilnya dan pergi menuju apartemen temannya itu.

Persetan dengan malam hari, dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

*#*

"Aryo!" panggil Alex tidak sabaran di depan pintu apartemen Aryo

Beberapa saat kemudian Aryo membukakan pintu dan mempersilakan Alex masuk lalu kembali menutup pintu apartemennya.

"Tanya posisi Ara?" tanya Aryo

"Iya lah" jawab Alex

"Nggak bisa dilacak"

"Apa?!" ujar Alex

Jika nomor ponsel Ara tidak bisa dilacak, apa lagi yang bisa dia lakukan untuk mencari gadisnya? Argh!

"Tebakan gue, kartu SIM Ara dirusak. Maksud gue kayak dipatahin gitu, biar nggak bisa dilacak lagi karena nomornya jadi nggak aktif" terang Aryo

Dalam hati Alex mengumpat, sepertinya papa mertuanya sangat cerdik untuk menghilangkan jejak.

"Emang ada apa sih? Lo nggak mau cerita?" tanya Aryo setelah meletakkan dua gelas air minum di atas meja ruang tamu untuk dirinya dan Alex

"Gue lagi ada masalah sama Ara, terus papanya bawa dia pergi, setau gue sih gitu, tapi gue nggak tau Ara dimana sekarang"

"Masalah apa emang? Kalau gue boleh tau" tanya Aryo

Alex pun menceritakan apa yang terjadi hari ini. Dimana semuanya menjadi berantakan dalam waktu satu hari hanya karena satu wanita licik.

"Dulu udah gue bilang kan, buruan ajuin kasus Angel ke pengadilan. Lo masih ngeyel sih" kesal Aryo

Hanya dengan mendengar cerita Alex saja membuatnya kesal setengah mati pada Angel. Juga kepada Alex karena mempercayai wanita yang jelas-jelas licik itu.

"Iya, gue ngaku kalau gue salah. Tapi gue juga nggak nyangka kalau Angel masih berani bikin rencana-rencana kayak gitu lagi" balas Alex sambil mengacak rambutnya frustasi

Sial sial sial! Hubungannya dengan Ara bukan baru berjalan 1 atau 2 bulan, tapi sudah berjalan setengah tahun. Tapi dengan mudahnya dia membuat hubungannya berada di ambang kehancuran hanya dalam waktu 1 hari.

*#*

"Kamu kemana aja sih, Lex? Tengah malem baru pulang. Oh iya, Ara mana? Tadi kan pergi sama kamu" sembur Sinta saat melihat Alex memasuki rumah

Alex berjalan ke arah Sinta dengan lesu lalu langsung memeluk ibunya itu dengan sangat erat.

"Bun… maafin Alex… A-Ara pergi" lirih Alex

Sinta langsung mendorong tubuh Alex menjauh dan menatap wajah putranya, "Apa kamu bilang?" tanyanya

"A-Ara pergi" jawab Alex sambil menunduk penuh penyesalan

"Kenapa? Apa penyebab Ara pergi?! Apa yang udah kamu lakuin sama menantu bunda?!" sentak Sinta

Sudah pasti Alex melakukan sesuatu pada Ara, itu pasti. Karena tidak mungkin Ara pergi tanpa sebab.

Alex pun menceritakan apa yang terjadi hari ini di kantor, kejadian yang membuat Ara pergi entah kemana, atau mungkin lebih tepatnya dibawa Arnold pergi entah kemana.

"Maafin Alex, Bun… maafin Alex…" lirih Alex sambil berlutut di depan Sinta

"Ada apa ini?" tanya Chandra yang baru saja muncul

Melihat kedatangan suaminya, Sinta langsung melangkah pergi dari sana dan kembali ke kamarnya, membuat Chandra heran.

"Ada apa?" ulang Chandra

"Ara pergi" jawab Alex pelan

"Apa?"

"Ara pergi karena Alex nuduh dia nusuk orang, juga karena Alex nggak percaya sama dia" jawab Alex

"Terus yang sebenernya terjadi?" tanya Chandra

"Alex salah, ternyata orang itu nusuk perutnya sendiri tapi pakek tangan Ara, biar seolah-olah Ara yang nusuk dia"

"Dan kamu lebih percaya sama orang itu dan nuduh istri kamu sendiri?" tanya Chandra

Alex menunduk, dia benar-benar tidak bermaksud melakukan itu, sungguh.

"Alex, hubungan dibangun atas dasar kepercayaan. Cinta dan kepercayaan, itu dasar pernikahan. Kalau kamu cuma bilang cinta tapi nggak percaya sama istri kamu sendiri, itu artinya pernikahan kamu belum cukup kuat. Begitupun sebaliknya. Jadiin ini sebagai pelajaran buat kamu, jangan pernah ulangi kesalahan yang sama. Dan jangan lupa buat bawa Ara pulang" kata Chandra lalu pergi meninggalkan Alex yang masih berlutut di tengah ruang tamu

"Yah" panggil Alex saat Chandra baru saja menaiki anak tangga pertama

Chandra langsung berbalik dan menatap putranya yang nampak kacau. Dia baru menyadarinya sekarang karena tadi dia hanya fokus mendengarkan cerita Alex.

"Tolongin Alex buat minta maaf sama papa Arnold" pinta Alex

"Selesaikan masalah kamu sendiri. Ini rumah tangga kamu, tanggung jawab kamu, ayah nggak berhak ikut campur" kata Chandra lalu melanjutkan langkahnya

*#*

"Bangun, bego! Lo udah seminggu nggak ke kantor. Mau bikin perusahaan hancur Lo?!" ujar Devan di samping ranjang Alex

"Bodo amat sama perusahaan! Gue cuma pengen Ara!" balas Alex

"Jangan pertaruhin banyak orang cuma buat satu orang"

"Ara itu lebih berarti dari siapapun!" tekannya

"Tapi Lo tetep aja nggak percaya sama dia" balas Devan

"Jangan ungkit-ungkit itu lagi!"

"Kenapa? Nggak mau dengerin gue ngungkit itu karena Lo nyesel kan? Lo nyesel karena nggak dengerin omongan gue dari awal kan?!"

"Iya! Gue nyesel! Lo bisa liat sendiri kan?!" bentak Alex

"Gue nyesel, Dev… gue nyesel… gue cuma pengen Ara balik biar gue bisa minta maaf sama dia, itu aja" lirihnya kemudian

"Lo cuma bakalan minta maaf? Nggak mau ngajak dia balik lagi sama Lo?" tanya Devan

"Gue pasti ngajak dia balik sama gue, tapi gue juga nggak bakalan maksa kalau dia terlalu kecewa sama gue"

Mereka pun terdiam, Devan tidak tahu harus mengatakan apalagi, sedangkan Alex sibuk memandangi salah satu kaos Ara yang ada di genggamannya.

Ya, gadis itu meninggalkan semua pakaian dan barang-barangnya, termasuk semua kenangan di dalamnya. Kenangan yang bisa membuat rasa rindu Alex sedikit terobati, juga kenangan yang bisa membuat Alex semakin merindukan gadisnya.

Sudah ia kerahkan semua usaha yang dia bisa, tapi tetap saja… Arnold terlalu rapi menyembunyikan Ara darinya.

*#*#*#*

My Innocent Girl [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang