[34] Jangan Nangis

144K 11.3K 274
                                    

"Kak Alex, Ara lagi dimana?"

Alex langsung mengerutkan keningnya saat suara Daniel di seberang telepon langsung menanyakan keberadaan istrinya.

"Dia lagi di kafe sama temen-temennya, gue baru aja balik abis nganter dia" jawab Alex

"Shit! Cepetan balik ke Ara, kak! Gue baru aja denger kak Angel ngomong sama orang di telpon buat nyelakain Ara" ujar Daniel panik

Tanpa berkata apa-apa lagi, Alex langsung mematikan sambungan teleponnya dan bergegas kembali ke kafe tempat Ara berkumpul bersama teman-temannya.

*#*

"Ara!" teriak Alex saat sebuah mobil melaju kencang ke arah gadisnya

"Kak Alex!" balas Ara berteriak

Bruk...

Sebelum kehilangan kesadarannya, Alex mendengar suara Ara yang meneriakkan namanya sekali lagi.

Ara langsung berlari kencang ke arah Alex yang tergeletak penuh darah di jalanan.

Tadi Alex sempat mendorongnya dan malah mengakibatkan dirinya sendiri yang tertabrak mobil. Sedangkan si pengendara mobil langsung tancap gas dan meninggalkan tempat kejadian.

"Kak Alex" ujar Ara

"Kak Alex!" panggil Ara lebih keras saat Alex menutup matanya

*#*

"Hiks… hiks…"

Alex membuka matanya yang terasa sangat berat saat mendengar suara isak tangis di dekatnya.

"Ara…" lirihnya

Ara yang saat itu sedang duduk di samping brankar Alex sambil menggenggam tangannya pun langsung mendongak dengan mata berair miliknya.

"K-kak Alex" lirihnya

Alex hanya mengulas senyum tipis. Setelah itu seorang dokter masuk untuk memeriksa kondisinya. Jika kalian bertanya siapa yang memanggil dokter, maka jawabannya adalah Daniel. Laki-laki itu tiba hanya beberapa saat sebelum Alex tertabrak mobil, dan kini dia menemani Alex bersama dengan Ara.

Daniel menyandarkan tubuhnya di dinding sambil melipat kedua tangannya, mengingat apa yang sebelumnya ia dengar sebelum memberitahukannya pada Alex.

Flashback

Daniel baru saja masuk ke dalam rumah kakak sepupunya, dia sebenarnya hanya berniat untuk mengunjungi paman dan bibinya yang merupakan orang tua Angel. Tapi dia justru mendapatkan hal lain.

"Lo ikutin dia terus kan?"

Daniel langsung menghentikan langkahnya yang hendak menuju ke ruang kelurga saat melewati kamar Angel yang terbuka. Dia bersembunyi di balik dinding samping pintu kamar.

"..."

"Lo nggak punya otak atau apa?! Buat apa Lo nanya gitu kalau dari awal aja Lo tau niat gue buat nyelakain tuh anak ingusan" ujar Angel pada orang di seberang telepon

"..."

"Gue nggak peduli mau Lo apain tuh anak, yang penting Lo abisin dia gimanapun caranya!" titah Angel

Flashback end

Daniel mengalihkan perhatiannya saat dokter yang memeriksa Alex mengatakan jika sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya saja dia masih membutuhkan banyak istirahat.

"Tangan saya kenapa, dok?" tanya Alex sambil melihat pergelangan tangan kanannya di-gips

"Ada keretakan di pergelangan tangan anda, tapi tidak terlalu parah, jadi hanya perlu di-gips" jawab sang dokter

Alex mengangguk lalu membiarkan dokter itu pergi keluar dari kamar inapnya. Beberapa saat kemudian Daniel berpamitan untuk pulang, dia ingin memberi ruang untuk Ara dan Alex.

"Hiks… hiks…" Ara kembali menangis membuat hati Alex mencelos

"Sayang, kamu kenapa nangis? Aku nggak pa-pa"

Ara menggeleng dengan terus terisak. Dia menyesali perbuatannya yang tidak memperhatikan jalanan yang dilaluinya. Andai dia lebih memperhatikan jalan, maka Alex pasti tidak perlu menggantikannya untuk berbaring di sini.

"Ara… jangan nangis" Alex mengelus pipi Ara dengan menggunakan tangan kirinya yang hanya terdapat beberapa luka gores

Namun Ara justru terisak lebih keras, dia menggenggam tangan Alex yang ada di pipinya dengan lembut karena takut melukai suaminya.

"Sstt… aku bener-bener nggak pa-pa, sayang. Jangan nangis" bujuk Alex lagi

"Hiks… hiks…"

"Jangan nangis, Ara. Nanti kalau kamu nangis aku malah makin sakit" ujar Alex

Ara langsung menghentikan tangisnya dan menatap polos ke arah Alex.

"K-kalau Ara nangis, kak Alex makin sakit?" tanyanya

"Iya, nanti yang sakit bukan cuma badan aku, tapi juga hati aku" ucap Alex sambil membawa salah satu tangan Ara ke dadanya

"Jadi jangan nangis lagi ya?" lanjutnya

"Ara nya Alex jelek kalau nangis" bujuk Alex sambil tersenyum tipis

Ara hanya mampu menampakkan matanya yang berkaca-kaca.

"Sini peluk, nanti aku pasti cepet sembuh kalau kamu peluk" Alex merentangkan tangan kirinya

Ara menggeleng lemah, "N-nanti kak Alex malah sakit kalau Ara peluk" lirihnya

"Nggak akan, sayang. Sini. Aku pengen kamu peluk" ujar Alex

"Kamu nggak mau nurutin mau aku?" tanya Alex

Akhirnya Ara memeluk tubuh Alex pelan, dia menyandarkan kepalanya di dada suaminya sambil mengeluarkan seluruh tangisan yang sedari tadi ditahannya.

Alex mengelus rambut dan punggung istrinya dengan satu tangan. Dia juga beberapa kali mencium kepala Ara dengan lembut, berusaha menenangkan istrinya.

"Aku tau kalau dari tadi kamu mikir ini semua karena salah kamu. Tapi ini bukan salah kamu sama sekali. Jadi jangan pernah nyalahin diri kamu sendiri ya? Aku nggak suka" ucap Alex dengan kepala Ara yang masih bersandar di dadanya

"Asal kamu tau, Ara. Aku lebih milih aku sendiri yang ada di sini, karena kalau kamu yang ada di tempat aku sekarang, aku nggak akan pernah bisa maafin diri aku sendiri karena nggak bisa jagain kamu" bisik Alex tulus

Ara yang tadi sempat terdiam kini kembali mengeluarkan air matanya mendengar ucapan Alex yang begitu mencintainya. Dia semakin menenggelamkan wajah sembabnya di dada bidang Alex.

*#*

"Sayang, kamu pulang aja ya? Besok kan kamu sekolah" bujuk Alex untuk kesekian kalinya

Sedari tadi dia berusaha membujuk Ara agar mau pulang. Lagipula Chandra dan Sinta sudah ada di sini, mereka sudah kembali dan langsung menuju ke rumah sakit saat tahu Alex mengalami kecelakaan.

"Ara nggak mau" jawab Ara sambil menggeleng

"Sayang, mending kita pulang aja ya? Nanti biar ayah yang jagain Alex" bujuk Sinta

Alex dan Chandra mengangguk mengiyakan ucapan Sinta, tapi tetap saja Ara nampak enggan meninggalkan Alex.

Setelah itu Alex menggenggam salah satu tangan Ara dan mencium punggung tangannya, "Pulang ya? Besok kamu kan bisa ke sini lagi. Aku nggak pa-pa kok"

"Tapi--"

"Kamu lupa kalau Pushy sendirian di rumah?" sebenarnya Alex tidak ingin mengingatkan gadis itu tentang Pushy, tapi mau bagaimana lagi, mungkin ini satu-satunya cara agar Ara mau pulang

Ara mengerjapkan matanya polos, "Nggak pa-pa Ara pulang?" tanyanya memastikan

"Nggak pa-pa, sayang. Sini peluk dulu" ucap Alex merentangkan tangannya

Ara pun langsung memeluk Alex, setelah itu Alex mencium kepala Ara dan membiarkannya pulang bersama Sinta, sedangkan Chandra akan berada di sini bersamanya.

*#*#*#*

My Innocent Girl [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang