Nih Extra Part nya, nggak tahan buat up, takut kelupaan haha... (づ ̄ ³ ̄)づ
*#*
Seorang laki-laki yang sedang mengendarai sebuah motor dengan seorang gadis di belakangnya, menghentikan laju motornya saat tiba di depan sebuah rumah.
"Turun" titah laki-laki itu
"Tapi kak--"
"Turun, Sya" ujar laki-laki itu berusaha sabar
"Kak, aku--"
"Gue bilang turun!" bentak laki-laki itu karena sudah kehilangan kesabarannya
Wajah gadis yang diboncengnya memerah karena menahan tangis, namun dia tetap menuruti ucapan laki-laki itu untuk turun dari motornya.
Gadis itu langsung berlari memasuki rumah, membuat Ara yang sedang menyiram tanaman di halaman dan Alex yang baru saja keluar dari rumah mengernyitkan dahi bingung.
Alex mengangkat dagunya seolah bertanya ada apa pada Ara, namun wanita itu hanya mampu menggedikkan bahunya tak tahu.
Setelah itu Alex pun melangkah masuk menyusul langkah gadis itu, Asya-putrinya.
"Abang..." panggil Ara pada laki-laki yang masih berada di atas motor dan hendak melajukan motornya pergi
"Arsen mau main sebentar, Bun" kata Arsenio-anak pertama Ara dan Alex
"Jangan menghindari masalah, selesaiin dulu sini. Kamu pasti ada masalah sama adek kan?" kata Ara
"Tapi--"
"Masukin motornya ke garasi, abis itu jelasin ke bunda" potong Ara lalu langsung pergi dan duduk di kursi panjang yang ada di teras rumah
Arsen menghela napas pelan lalu menuruti ucapan bundanya. Dia memasukkan motornya ke garasi dan segera duduk di samping Ara.
"Jelasin sini" Ara menyuruh Arsen duduk lebih dekat lalu mengelus kepalanya
"Tadi ada yang nembak Adek" ucap Arsen mengawali ceritanya
"Terus?"
"Terus Arsen marah sampai mukul cowok itu, soalnya Arsen nggak mau liat Adek pacaran, Arsen nggak mau Adek disakitin cowok, Arsen nggak mau Adek nangis gara-gara cowok. Tapi adek malah belain cowok itu" lanjutnya
"Kenapa kamu marah? Emangnya Adek nerima cowok itu?" tanya Ara yang membuat Arsen yang sedari tadi menunduk, menjadi mendongak
"Adek belum jawab"
"Terus kenapa kamu harus marah? Belum tentu juga Adek nerima cowok itu kan?" tanya Ara
"Tapi adek ngebelain dia, Bun" balas Arsen
"Ngebela bukan berarti suka, bisa aja Adek nggak mau kamu mukul cowok itu biar kamu nggak sampai dipanggil ke BK" kata Ara
"Abang... bunda tau kalau kamu sayang banget sama adek, tapi bukan berarti kamu harus terus ngekang Adek. Nggak ada yang salah kalau kamu berusaha ngejaga Adek, tapi caranya juga harus bener. Jangan sampai, karena apa yang kamu lakuin buat ngejaga Adek, Adek justru salah paham dan ngerasa terkekang" lanjutnya sambil mengelus rambut Arsen
"Adek kamu juga perlu sedikit kebebasan, jangan terus-terusan kamu larang ini-itu. Lama-kelamaan Adek bisa ngerasa nggak nyaman sama apa yang kamu lakuin, tapi adek juga nggak berani bilang ke kamu karena takut kamu tersinggung. Kamu juga harus ngajarin Adek buat menghadapi beberapa hal sendiri, karena nggak selamanya kamu bakal sama Adek terus"
"Jadi Arsen salah ya?" tanya Arsen pada bundanya
"Nggak salah, sayang. Cuma caranya aja yang kurang tepat. Ayah sama bunda kan emang udah pernah bilang jangan pacaran. Kalaupun kalian serius cinta sama seseorang, kalian bisa ngomong dulu ke ayah-bunda, kenalin mereka ke ayah-bunda, baru setelah itu kalian bisa menjalin hubungan dengan lebih terbuka sama kita, bunda nggak mau kalau sampai kalian kena pergaulan yang salah, jadi kalian harus selalu terbuka sama ayah-bunda, itu yang ayah sama bunda mau"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Girl [Tamat]
General Fiction[CERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD (DI AKUN INI), SELAIN ITU PASTI PLAGIAT] seperti apa jadinya jika seorang CEO mesum menikah dengan seorang gadis SMA yang sangat polos? karena itulah yang sedang dialami oleh Alex Dirgantara, seorang CEO muda berumur...