[22] Salah Paham?

166K 14.7K 1.9K
                                    

"Aku berangkat dulu ya?" pamit Alex pada Ara

Ini adalah hari Sabtu, hari dimana sekolah Ara libur, sedangkan dirinya sendiri hanya akan libur di hari Minggu.

"Udah mau balik kerja, kak? Enggak libur dulu?" tanya Ara

"Kemarin kan udah libur, aku nggak bisa ninggalin pekerjaan kantor aku yang numpuk"

Ara mengangguk maklum lalu mencium tangan Alex sebelum pria itu pergi. Alex pun balas mencium dahinya.

"Oh iya, Ra" kata Alex tiba-tiba sebelum benar-benar keluar dari rumah

Pria itu berbalik ke arah Ara lalu berkata, "Nanti siang kamu ke kantor aku ya?"

"Mau ngapain?" tanya Ara

"Bawain aku makan siang. Masakin ya?" pinta Alex

"Oke"

*#*

Angel mengepalkan tangannya saat melihat Alex keluar dari rumah dengan wajah bahagia.

"Sial! Kenapa rencana gue gagal?!" umpatnya

Dialah yang waktu itu mengirim foto Ara dan Daniel di cafe kepada Alex. Angel pikir Alex akan murka dan membuat hubungannya dengan Ara retak, tapi apa yang dilihatnya hari ini benar-benar berbanding terbalik.

Angel mulai memikirkan rencana yang lain, dia tidak akan menyerah begitu saja hanya karena rencana pertamanya gagal.

*#*

Brak...

Suara pintu yang ditutup dengan keras itu membuat Alex tersadar dan langsung mendorong Angel yang saat itu sedang menciumnya dengan kasar.

"Sialan!" umpatnya pada Angel

Alex berlari keluar ruangan untuk mengejar seseorang yang tadi menutup pintu ruangannya. Dia tahu betul jika itu Ara, itu istrinya.

Oh Tuhan… jangan sampai gadisnya itu salah paham.

Alex mengendarai mobilnya dengan cepat, dia mengikuti mobil Ara yang melaju beberapa meter di depannya. Ara pasti sedang bersama dengan pak Asep.

Berkali-kali Alex mengumpati Angel dalam hati, wanita itu benar-benar membuatnya naik darah. Setelah ini dia tidak akan melepaskan Angel dengan mudah, apalagi jika sampai membuat hubungannya dan Ara sampai bermasalah.

Tap... Tap... Tap... Tap...

Alex baru saja memasuki rumah dan melihat serta mendengar langkah cepat Ara menaiki tangga. Pria itu langsung berlari menyusulnya masuk ke dalam kamar.

"Ara…" panggilnya lirih

Ara hanya diam, dia menaruh tas selempangnya di atas meja lalu langsung berjalan menuju ranjang untuk meluapkan tangisannya.

Alex menahan lengannya lalu memeluknya dari belakang, "Kamu salah paham, Ara"

Ara menangis tanpa suara, entah kenapa dia merasa dadanya sesak saat melihat Alex berciuman dengan wanita lain, apalagi di depan matanya.

"Ara, kamu salah paham… ini nggak kayak yang kamu pikirin" gumam Alex di telinga Ara

Ara melepaskan pelukan Alex dengan kasar lalu menatap wajahnya dengan air mata yang mengalir di kedua matanya.

"Ara--"

"Kak Alex sengaja ya? Kak Alex sengaja minta Ara buat nganterin makan siang biar Ara ngeliat kak Alex ciuman sama cewek itu?!"

"Bukan gitu, Ara… dengerin penjelasan aku dulu" balas Alex

Ara semakin terisak keras, dan Alex pun langsung menariknya ke dalam pelukannya meski Ara berkali-kali memberontak.

"Dengerin penjelasan aku dulu…" bisik Alex

Ara mulai berhenti memberontak, "Kak Alex jahat…" lirihnya

Alex melepaskan pelukannya saat merasa Ara sudah mulai tenang. Dia mengangkat dagu Ara lalu menatap matanya yang berair.

"Aku nggak ciuman sama dia, Ara. Dia emang nyium aku, tapi aku sama sekali enggak ngebales ciumannya" ucap Alex lembut

"Tapi kak Alex nggak nolak!"

"Aku kaget, Ara. Aku kaget karena dia tiba-tiba nyium aku, aku nggak bermaksud nerima ciumannya dia"

"Bohong! Pasti kak Alex suka kan kalau dicium sama cewek itu?! Soalnya dia lebih jago ciuman daripada Ara" ujar Ara

"Bukan git--"

Cup...

Ara langsung mencium bibir Alex, kali ini dia menciumnya dengan brutal, sesekali dia menggigit bibir Alex.

"Ahh…" rintih Alex saat Ara menggigit bibirnya

Alex yang terbawa suasana pun balas mencium Ara tidak kalah brutal.

Mereka berdua beberapa kali merintih saat bibir mereka digigit oleh satu sama lain, tapi mereka tetap tidak menghentikan ciuman mereka itu.

Sampai beberapa saat kemudian Ara melepaskan bibirnya dari ciuman Alex. Napas mereka berdua memburu, sama-sama terengah-engah karena mereka tidak tau seberapa lama mereka berciuman.

Alex dan Ara saling bertatapan, mereka melihat jika pasangan mereka sangat berantakan, apalagi di bagian bibir. Bibir mereka sama-sama bengkak dan merah, Alex sampai meringis melihatnya, sebenarnya seberapa brutal mereka berciuman tadi.

Alex menarik pinggang Ara hingga membuat tubuh mereka menempel.

"Mau seahli apapun cewek yang nyium aku, ciuman mereka nggak akan pernah sebanding sama ciuman istri aku, nggak akan sebanding sama ciuman Ara nya Alex" bisik Alex tepat di depan wajah Ara

Seketika itu wajah Ara memerah, dia sangat malu dengan apa yang tadi diperbuatnya.

"Maaf" ucap Ara menunduk

Alex mengerutkan keningnya, "Maaf kenapa?" tanyanya bingung

"Nggak seharusnya Ara marah-marah kayak gitu" jawab Ara

"Kamu berhak marah, sayang. Aku justru seneng kalau kamu marah, karena itu nunjukin kalau kamu cemburu, kalau kamu cuma mau aku ciuman sama kamu, nggak sama cewek lain" balas Alex dengan nada sedikit menggoda

Ara memalingkan wajahnya ke arah lain, dia semakin malu sekarang. Apa jangan-jangan dia sudah jatuh cinta pada suaminya.

"Ara" panggil Alex

Ara mengalihkan pandangannya menatap tepat di mata Alex. Dia bisa melihat raut keseriusan yang tiba-tiba berada di wajah Alex.

"I Love You" ucap Alex dengan tulus

Tiba-tiba jantung Ara berdetak tak karuan, wajahnya lebih merah daripada sebelumnya.

Dia bukan gadis yang benar-benar polos karena tidak mengetahui sebuah ungkapan cinta, dia mengerti, dan dia bisa melihat ketulusan dan kelembutan di mata Alex untuknya.

Ara langsung memeluk Alex dengan erat, dia menyembunyikan wajahnya yang memerah di dada bidang suaminya.

Alex pun balas memeluknya sambil mengusap kepala Ara dan sesekali menciumnya. Dia merasa lega sekarang, beberapa hari terakhir ini dia benar-benar yakin sudah jatuh cinta pada istrinya. Tidak apa jika Ara belum siap membalasnya sekarang, tapi setidaknya dia sudah merasa beban di hatinya menghilang.

"I Love You Too, kak Alex" gumam Ara

Alex yang samar-samar mendengar suara Ara membalas ucapannya pun melepaskan pelukannya. Apa Ara memang mengatakan itu atau dia hanya salah dengar.

"Kamu bilang apa tadi?" tanya Alex

Wajah Ara kembali memerah, bahkan kini telinganya pun ikut memerah.

"I Love You Too, kak Alex" cicit Ara

"Aku nggak denger, Ara" goda Alex, padahal dia sudah mendengarnya

Ara tidak menjawab dan malah kembali mencium bibir Alex.

"Jangan mulai lagi, sayang. Nanti bibir kita malah berdarah" celetuk Alex

Mereka berdua pun tertawa sambil berpelukan.

*#*#*#*

My Innocent Girl [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang