Alex yang baru saja pulang langsung mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu sambil memejamkan matanya. Hari ini rasanya dia sangat lelah.
Sebenarnya masih ada beberapa pekerjaan, tapi entah kenapa rasanya dia ingin cepat-cepat pulang. Dan akhirnya dia benar-benar pulang meski sebenarnya ini belum waktunya dia pulang.
"Tumben udah pulang, Lex. Ara mana?" tanya Sinta tiba-tiba
Alex yang tadinya terpejam langsung membuka matanya lebar-lebar. Astaga, dia lupa menjemput Ara di sekolahnya. Padahal bel sekolah pasti sudah berbunyi sejak sekitar setengah jam yang lalu.
Alex pun langsung berdiri dan berlari keluar dari rumah, hendak menjemput Ara di sekolah. Namun langkahnya seketika terhenti di depan pintu rumah saat menyaksikan Ara turun dari sebuah motor.
Dia menatap Ara dan pengendara motor itu dengan datar. Kenapa istrinya itu harus pulang bersama dengan seorang laki-laki, dan Alex tebak laki-laki itu adalah teman satu sekolahnya Ara, karena laki-laki itu mengenakan seragam yang sama dengan milik Ara.
"Makasih tumpangannya, aku masuk dulu ya, dadah" Ara melambaikan tangannya pada laki-laki itu
Laki-laki itu membalasnya dengan tersenyum lalu pergi dari sana.
"Kenapa pulang sama dia?" tanya Alex saat Ara sampai di hadapannya
Ara cemberut, "Dari tadi Ara nungguin kak Alex tau?! Tapi kak Alex nggak dateng-dateng, jadi Ara minta tolong temennya Ara"
"Kenapa nggak nelpon?" tanya Alex
"Udah… Ara udah nelpon kak Alex berkali-kali" kesal Ara
"Nih" Ara menunjukkan bukti jika sedari tadi dia berusaha menelpon Alex namun tidak tersambung
Alex kemudian mengecek ponselnya sendiri, "Shit!"
Dan memang benar jika Ara berkali-kali mencoba menghubunginya.
Sekarang dia menyesal karena melupakan jika handphonenya berada dalam mode silent sejak dia meeting tadi siang.
"Maaf" kata Alex pada Ara
Ara hanya mengangguk lalu mengajak Alex masuk ke dalam rumah.
"Tapi aku nggak suka kalau kamu dianter cowok" celetuk Alex saat mereka sudah tiba di dalam kamar
"Kenapa? Dia itu sahabat Ara, kak" kata Ara
"Sampai sekarang aku nggak percaya ada persahabatan lawan jenis yang nggak berakhir dengan cinta. Kamu udah janji kan mau belajar mencintai sama aku, jadi aku minta kamu buat jauhin dia. Please, Ara" ucap Alex
Entahlah, dia merasa tidak suka jika Ara bersama dengan teman laki-lakinya padahal mereka sudah menyetujui untuk belajar saling mencintai.
Apalagi Ara mengatakan laki-laki tadi adalah sahabatnya, pasti mereka sangat dekat, jika tidak maka Ara tidak mungkin menyebutnya seperti itu.
Tapi… C'mon tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang tidak melibatkan perasaan lebih sebagai sahabat. Nothing.
"Ara nggak bisa, kak. Dia temen Ara dari kelas 5 SD. Kita udah deket dari dulu, nggak mungkin juga Ara tiba-tiba ngejauhin dia" jawab Ara
Alex berdecak kesal karena mendengar jawaban Ara, dia pun berjalan pergi hendak membersihkan dirinya di kamar mandi. Namun Ara mencekal tangannya.
"Tapi Ara bisa jamin, kak. Ara nggak akan cinta sama dia, karena Ara udah janji sama diri Ara sendiri, kalau Ara cinta sama seseorang, seseorang itu cuma kak Alex, bukan orang lain" lanjutnya
Alex pun berbalik menghadap ke arah Ara, kenapa gadis itu mendadak lebih dewasa menyikapi hal seperti ini. Rasanya sedikit aneh melihat keseriusan di wajah gadis polosnya.
"Janji ya?" Alex mengacungkan jari kelingkingnya
"Janji" balas Ara semangat sambil menautkan kelingkingnya dengan kelingking Alex
Alex tersenyum lalu menarik Ara ke dalam pelukannya. Ara sempat terkejut, namun saat merasakan tangan Alex mengelus kepalanya, dia merasa lebih rileks.
"Kok tumben sih bisa serius gitu?" tanya Alex
"Emangnya biasanya Ara nggak serius?!" tanya Ara balik dengan kesal
"Enggak"
"Kak Alex…" ujar Ara dengan teramat kesal
Alex hanya terkekeh melihat kekesalan di wajah istrinya. Dia malah semakin membuat Ara kesal dengan mencubit pipinya cukup kuat.
"Sakit…" keluh Ara dengan mata berkaca-kaca
"Duh, cengeng amat sih? Tapi ngegemesin" batin Alex
"Jangan nangis dong, hm?" kata Alex sambil mengelus pipi Ara yang memerah
"Maaf ya, kak" kata Ara masih dengan mata berkaca-kaca
"Maaf kenapa?" tanya Alex heran
"Soalnya Ara cengeng banget, pasti kak Alex nggak suka sama cewek yang cengeng" jawab Ara, matanya semakin berkaca-kaca
"Iya, aku emang nggak suka"
"Hiks… hiks…" kali ini air mata Ara benar-benar meluncur dari mata indahnya
"Hei, dengerin dulu kelanjutannya" kata Alex
Ara masih terisak pelan namun berusaha menghapus air matanya yang masih turun.
"Aku emang nggak suka sama cewek cengeng, kecuali kamu. Aku suka semua tentang kamu, bahkan termasuk sikap cengeng kamu. Jadi, jangan nangis lagi oke?" kata Alex
Dia tidak berbohong dengan ucapannya, dia memang menyukai Ara meskipun mungkin belum sepenuhnya. Tapi dia sudah bertekad untuk menerima istrinya apa adanya, dia akan berusaha untuk mencintai semua hal tentang Ara.
Alex juga memiliki prinsip untuk menikah hanya sekali seumur hidup. Dan karena sekarang dia sudah menikah dengan Ara, maka kini kehidupannya akan terpusat pada istrinya itu. Pada Ara.
*#*
"Kak, hari ini anterin Ara ke sekolah pakek motor ya?"
"Hah?" Alex melebarkan matanya saat Ara berkata seperti itu
Oh ayolah, dia sudah selesai bersiap menggunakan pakaian kantornya. Tidak mungkin juga kan dia mengendarai motor dengan pakaian seperti ini. Itu akan terlihat sangat aneh. Membayangkannya saja membuatnya bergidik.
Ara cemberut, "Iya, Ara pengen berangkat naik motor"
"Naik mobil aja, Ra. Biar nggak kepanasan" kata Alex berusaha membujuk
"Ini kan masih pagi, kak. Lagian juga langitnya berawan, jadi nggak panas"
"Yaudah deh iya, aku ganti baju dulu" ujarnya pasrah
Walaupun dia membujuk atau mendebat sedemikian rupa, dia yakin jika dirinya akan tetap kalah dengan Ara. Karena kemauan bocah itu lebih sulit dibelokkan.
"Eh nggak deh, kak. Nanti malah ngerepotin kak Alex karena harus ganti-ganti baju pas sampai di kantor" celetuk Ara saat Alex baru saja keluar dari kamar mandi setelah mengganti pakaiannya
"Sabar, Alex…" batin Alex melihat sikap plin-plan istrinya
"Udah nggak pa-pa, lagian aku udah terlanjur ganti baju. Kita berangkat pakek motor" kata Alex yang langsung menarik Ara keluar dari kamar
Setelah berpamitan pada Chandra dan Sinta, mereka pun berangkat.
Namun ada satu masalah lagi, Ara tidak ingin dibonceng dengan motor sport milik Alex, dia mengeluhkan jika motornya terlalu tinggi hingga membuatnya kesulitan naik.
Lagi-lagi Alex menghela napas, "Jangan sampai gue jadi tua lebih cepet gara-gara istri gue ini"
*#*#*#*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Girl [Tamat]
General Fiction[CERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD (DI AKUN INI), SELAIN ITU PASTI PLAGIAT] seperti apa jadinya jika seorang CEO mesum menikah dengan seorang gadis SMA yang sangat polos? karena itulah yang sedang dialami oleh Alex Dirgantara, seorang CEO muda berumur...