[48] Kirim Pesan

120K 10.3K 884
                                    

Nih double up:)

*#*

Apa kalian tahu hal gila apa yang Alex lakukan setelah Ara pergi? Pasti tidak bukan? Maka aku akan memberitahu kalian.

Alex, pria itu selalu mengirimkan pesan ke nomor handphone Ara setiap hari. Entah untuk menanyakan kabar, untuk mengatakan bahwa dirinya merindukan gadis itu, atau bahkan menceritakan hal apa yang terjadi padanya di hari dia mengirim pesan itu.

Dan semakin lama, Alex tahu bahwa Ara hanya membuka handphonenya 1 bulan sekali, dan semua pesan yang dia kirimkan padanya hanya dibaca oleh gadis itu, tak pernah ada satupun pesannya yang dibalas.

Tidak masalah bagi Alex, setidaknya dia merasa Ara baik-baik saja karena bisa membaca pesannya, dan juga sedikit lega karena bisa membagi beberapa bebannya pada gadis itu.

*#*

"Udah selesai?"

Ara menoleh ke arah ayahnya yang sedang berdiri sambil mengulurkan tangannya.

"Udah" jawab Ara lalu menyerahkan handphonenya pada Arnold

Arnold langsung mengantongi handphonenya putrinya itu dan duduk di samping Ara.

"Gimana hari ini? Belajar apa?" tanya Arnold pada Ara

"Banyak, Pa. Ara sampai nggak inget" jawab Ara sambil memeluk papanya dari samping

"Kamu nggak inget bukan karena pelajarannya banyak, tapi karena kamu nggak merhatiin. Hayo… bener kan?" goda Arnold

"Ih… Papa kok nuduh Ara nggak merhatiin pelajarannya sih?!" kesal Ara yang langsung melepaskan pelukannya pada Arnold

Dia melipat kedua tangannya di dada dengan posisi membelakanginya Arnold, hendak menunjukkan bahwa dirinya sedang merajuk.

"Dosen-dosennya ganteng nggak? Barangkali ada yang lebih ganteng dari suami kamu gitu?" goda Arnold lagi

"Nggak ada! Kak Alex tetep yang paling ganteng, titik!" tegas Ara

Arnold terkekeh, anak gadisnya itu memang tidak pernah bisa melupakan suaminya. Bahkan meski di sini ada banyak pria yang lebih tampan, Ara tetap tidak pernah melirik mereka semua.

Seringkali Arnold tahu dari keponakannya yang bernama Donni—yang berkuliah di tempat yang sama dengan Ara—bahwa ada banyak pria yang tertarik dengan Ara dan mengajaknya berpacaran, tapi gadis itu selalu saja menolak dengan mengatakan bahwa dia sudah bersuami, membuat mereka semua terkejut dan tak percaya. Gadis semuda dan seimut itu sudah bersuami? Rasanya seperti sangat tidak mungkin.

Bahkan ada beberapa dari mereka yang sampai mendatangi dirinya untuk meminta izin berpacaran dengan Ara, tapi tentu saja putrinya itu menolak dengan alasan yang sama. Dan Arnold hanya diam memperhatikan, apalagi yang akan dia lakukan, putrinya sudah cukup bijak untuk menyikapi hal seperti itu, jadi dia tidak perlu khawatir.

"Tidur sana, udah malem, besok kamu ada kuliah pagi kan?" suruh Arnold sambil bangkit berdiri dari ranjang Ara

"Iya. Good night, Pa" ucap Ara

"Night too, baby" balas Arnold lalu mencium dahi Ara dan berjalan keluar kamar setelah mematikan lampu

*#*

"Lo kalau milih karyawan gimana sih?! Kenapa semuanya pada pakai baju kurang bahan kayak gitu?!"

Sedari tadi Alex terus saja uring-uringan karena puluhan karyawati baru di perusahaannya kompak mengenakan pakaian kurang bahan hari ini.

"Kemarin mereka nggak kayak gitu, ya mana gue tau kalau sekarang mereka kayak gini" jawab Devan tak mau kalah

"Ya kan mana ada orang yang mau menimbulkan kesan buruk dari awal. Ya pastilah mereka awal-awal tampilannya rapi, tapi lama-lama jadi kayak gitu, keluar semua sifat aslinya" balas Alex dengan wajah kesal

My Innocent Girl [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang