Happy reading.
.
.
.Chenle dan Jaemin sudah akrab dalam waktu dekat itu karena sifat mereka yang sama sama terbuka.
Mereka kini duduk disebuah bukit tempat mereka berdiri menyaksikan Desa tercinta mereka hancur rata kemarin.
"Andai kejadian itu nggak terjadi kita pasti masih sekolah"keluh Chenle.
Jaemin terkekeh "udah skenarionya, kita hanya menjalaninya saja lalu menunggu hasil"
Chenle mengangguk ngangguk sebagai jawaban.
Tiba tiba seorang gadis seumuran mereka lebih tepatnya satu tahun lebih muda dari Chenle menghampiri mereka, rambut gadis itu dikepang dua.
Terlihat lucu.
"Chenle-ssi? Kau Chenle kan? Ibumu memanggil mu"suara kecil gadis itu membuat kedua anak lelaki manis itu menatap gadis itu yang tengah menahan malu.
Ya bayangkan saja dia ditatap oleh dua makhluk yang tampan nya nggak manusiawi.
Chenle tersenyum "ndee, Gomawo sudah memberitahu"
Setelah Chenle menjawab, gadis itu mengangguk dan langsung pergi dari sana. Dan anehnya Jaemin malah tertawa ngakak setelah gadis itu pergi. Ada yang lucu?.
"Kenapa?"tanya Chenle.
"Gadis tadi terlihat sangat ketakutan saat berhadapan denganmu? Apa kau setampan itu?" Jawab Jaemin masih menahan tawanya.
Chenle memutar bola matanya malas, dia mengangkat kedua bahu pertanda tidak tahu "ayo"ajaknya dan Jaemin mengangguk.
Mereka kembali ketempat pengungsian.
Namun ditengah perjalanan ada yang mengganjal diotak Jaemin, hei bagaimana gadis tadi tau mereka ada disini? Padahal tempat pengungsian lumayan jauh, ditempuh dengan 20 menit berjalan kaki.
"Kenapa?"tanya Chenle tiba tiba.
Jaemin terkejut "ah? Tidak, hanya saja aku heran kenapa dia tahu kita kesini? Apa dia mengikuti kita?"
Chenle menghentikan langkahnya memandang Jaemin "mungkin?"
Jaemin juga mengangkat bahu tak tahu, entahlah. Dia harus terbiasa berteman dengan Chenle yang notabenenya banyak fans.
Mereka sampai ditempat pengungsian, anehnya mereka seperti disambut bagai pangeran mahkota yg telah kembali dari perangnya.
Lihat saja semua orang berkumpul didepan sana ketika Jaemin dan Chenle datang perhatian mereka langsung teralihkan, membuat Jaemin sedikit gugup begitupun dengan Chenle.
Dan ada sebuah mobil disana, dilihat dari mobilnya saja itu bukan mobil sembarangan orang, pasti milik seorang konglomerat.
Ditengah kumpulan itu, ibu Chenle menghampiri Chenle namun masih diam.
"Wae?" Heran Chenle.
Seorang pria berjas menghampiri mereka berdua " annyeonghaseyo Chenle-ah"ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIREFLIES (END)
Teen FictionZhong Chenle, anak lelaki dengan paras rupawan dan hati yang teramat baik membuatnya dikagumi oleh semua orang, namun sayangnya dirinya sendiri tidak tahu jika hidupnya penuh dengan rahasia rahasia besar yang tersembunyi. Hingga suatu hari saat Desa...