.
Happy reading.
.
.
.
.
.Setelah menghitung semua jumlah uangnya Chenle membulatkan matanya.
"100 juta?!" Ucapnya tak percaya.
"Aku baru tau gajinya sebesar ini"Chenle tersenyum tipis memandang Zhia Lin yang sudah tertidur setelah makan tadi.
Ah mungkin Chenle tidak tau jika DaeJung menambah uang lagi untuknya dan ibunya.
"Chenle akan terus cari uang buat mamah, agar mamah cepet sembuh, mamah harus kuat ya"ucapnya.
Tiba tiba pikirannya beralih memikirkan gadis itu, Ya! Youra, Chenle masih belum mengerti dengan jelas kenapa Youra berkata seperti itu.
Mengingat itu tatapan Chenle berubah menjadi sedih, dadanya terasa sesak, gadis yang dia jaga dan dia sayangi telah menyakitinya.
Tapi Chenle masih boleh berharap kan? Ya selagi itu masih boleh Chenle akan terus berharap Youra berubah dan kembali ke dirinya lagi.
"Mamah tunggu sini dulu ya" Chenle akan mengurus biaya operasi nya, lagi pula uang itu sangat cukup karena biaya operasi pada otak Zhia Lin hanya sebesar 75 juta.
Setelah membereskan semuanya, Chenle pergi dari rumah sakit itu untuk pergi ke suatu tempat. Apa lagi kalau bukan apartemen Youra?.
***********
Chenle berkali kali menekan bel namun tidak ada tanda-tanda Youra akan membukakan pintu.
Ditangannya dia membawa kantung plastik berisi makanan kesukaan Youra.
Silahkan sebut Chenle bodoh karena masih mengejar ngejar gadis itu!.
Entahlah rasanya baru kali ini anak manis itu menyukai seseorang sampai sedalam ini, dia bahkan rela melakukan apapun agar Youra bisa menerimanya kembali. Setidaknya hanya sebagai seorang teman.
Chenle tau dia pasti akan ditolak mentah mentah oleh Youra lagi namun dia juga harus dapat alasan yang jelas.
Chenle bernafas lega ketika Youra membuka pintunya, gadis itu membuang nafasnya kasar lalu memutar bola matanya.
"Kamu apa apaan sih?! Pake kesini segala"ucapnya.
Sungguh ini bukan Youra yang Chenle kenal.
Chenle berusaha tersenyum tulus sebisa mungkin walau hatinya sangat sakit.
"K-kamu udah makan?"ucapnya lembut.
"Aku bawain ini buat kamu"Chenle menyodorkan makanan yang dia bawa.Youra menerima itu, wajah cantik itu tersenyum miring. Melihat makanan itu lalu menatap Chenle tidak bersahabat.
"Makanan murahan, nggak selevel sama aku!" Dan Youra menjatuhkan makanan itu tepat didepan Chenle.
Mata Chenle sudah berkaca-kaca dia tidak menyangka Youra akan seperti ini, sebenarnya ada apa dengan gadis itu?.
"A-apa kamu Youra yang aku kenal?"lirih Chenle.
Youra melipat tangannya didepan dada lalu tersenyum sinis "bukan! Youra yang kamu kenal udah mati! Jadi lupain dia! Dan jangan cari aku lagi bodoh!"
Youra ingin menutup pintunya namun Chenle tahan, gadis itu sudah sekuat tenaga tapi kekuatan Chenle lebih besar.
"Beri aku alasan yang jelas kenapa kamu bisa sebenci ini sama aku? Apa aku melakukan sebuah kesalah?"nada bicara Chenle masih lembut dan tenang, walau matanya sudah panas.
Youra menyerah untuk menutup pintunya, dia alihkan pandangan nya ke arah lain tak sanggup menatap Chenle dengan kesedihannya.
"Punya telinga nggak sih? Aku udah bilang kemarin dan sekarang! Lebih baik kamu pergi! Jangan pernah muncul dihadapan aku lagi Chenle!" Youra membentak Chenle. Ya dia sudah emosi dengan Chenle.
Chenle memejamkan matanya sejenak ketika Youra membentaknya, rasanya sangat sakit melihat orang yang sangat kita cintai berperilaku seperti ini.
"Beri aku satu alasan setelah itu aku akan pergi dari sini"ucap Chenle.
Youra menghela nafas kasar "susah ya Ngomong sama orang kaya kamu!"
Youra menutup pintunya kasar, pertahanan Chenle belum runtuh, dia menatap pintu itu dengan sedih.
Dengan keberanian sebesar biji jagung Chenle berteriak agar Youra mendengarnya walau sudah didalam.
"Aku akan tetap ngejar kamu sebelum kamu beri alasan yang jelas Youra!"teriaknya.
Entahlah mungkin gadis itu akan menulikan pendengarannya.
Chenle berjongkok dia mengambil makanan yang Youra jatuhkan tadi "dia berubah"gumamnya.
Sedangkan disisi lain, Gadis itu bersender lemas dibalik pintu dia menangis tertahan dengan Jisung yang memeluknya dari samping.
"Kamu harus bicarakan ini baik baik Youra"ucapnya.
Sungguh Youra tidak kuat melihat Chenle seperti tadi, sangat susah untuk mengatakan bahwa dirinya sudah dijodohkan dengan Jisung dihadapan Chenle. Dia takut Chenle akan sangat sakit.
Hei ya jelas saja sakit!.
"Maafin aku Chenle maafin aku" Youra terisak dalam pelukan Jisung.
Karena pada dasarnya Youra dan Chenle adalah sama sama dua orang yang lemah, menutupi beban mereka dengan tawa dan senyuman.
************
Chenle kembali kerumah sakit, sedari tadi dia ingin menangis namun matanya melarangnya, air matanya tidak keluar dan alhasil Chenle hanya bisa memendam ini dengan penuh kesakitan.
Dia duduk didepan ruang operasi, betapa berat beban hidupnya. Pertama dia belum bertemu ayah dan kakaknya, Chenle juga ingin merasakan kasih sayang keluarganya yang lengkap.
Sekarang ibunya, Zhia Lin mengalami kecelakaan dan harus dioperasi membuat Chenle rela izin sekolah lagi untuk bekerja.
Lalu gadis yang sangat dia sayangi menyakitinya? Apa tuhan belum cukup menambah beban hidupnya.
Tanpa Chenle sadari, satu tetes air matanya menetes. Dia tersenyum pahit, Chenle tau perasaan nya sangat sakit tidak mungkin air mata itu tidak akan menetes.
Chenle menghapusnya"kata orang dalam kondisi apapun harus tetap tersenyum kan? Pura pura bahagia aja, siapa tau aku bisa bahagia"gumamnya.
Chenle-ah tolong sadar kau terlalu baik.
"Semangat untuk aku"ucapnya, menyemangati dirinya sendiri.
Dan Chenle tersenyum tipis, tapi kali ini senyuman berbeda dari biasanya. Senyumannya penuh luka.
Chenle melunturkan senyumannya "maaf, aku nggak bisa sekuat orang lain"
Air matanya menetes lagi, perasaan nya terlalu sakit menerima semua ini.
*************
Nyesek banget aku nulis beginian;).
KAMU SEDANG MEMBACA
FIREFLIES (END)
Teen FictionZhong Chenle, anak lelaki dengan paras rupawan dan hati yang teramat baik membuatnya dikagumi oleh semua orang, namun sayangnya dirinya sendiri tidak tahu jika hidupnya penuh dengan rahasia rahasia besar yang tersembunyi. Hingga suatu hari saat Desa...