12. Harapan.

113 24 0
                                    

Happy reading....
.
.
.
.
.
.

.

Mungkin senyuman manis seorang Zhong Chenle kurang untuk Youra karena rupanya gadis itu masih melakukan kesalahan.

Apa mungkin satu satunya menyembuhkan gadis itu adalah senyuman Chenle seperti tadi disekolah?.

Entahlah.

Setelah dia sampai dirumah sifat nya sangat jauh berbeda.

Gadis itu menggunakan kaos tanpa lengan dan jaket kulit melengkapinya tak lupa celana jeans pendek yang ketat.

Dia melajukan mobilnya menuju tempat aslinya selama ini. Dia akan clubbing malam ini.

Dia butuh istirahat, apalagi setelah tau jika Dae Jung memiliki anak baru. Ya tadi ayahnya baru saja menelfon.

Belum sempat Dae Jung menjelaskan semuanya Youra malah memutuskan sambungan sepihak. Dia meneteskan air matanya.

Apa ayahnya itu menikah lagi? Apa dia akan punya seorang adik?.

Sampai di sana, Youra langsung masuk begitu saja. Meminum beberapa alkohol. Dia benar benar muak dengan tingkah gila ayahnya itu.

Asal kalian tau ayahnya itu...argh! Tidak Youra tidak mau menjelaskannya, dia terlalu jijik dan sakit mengingat semua itu.

Tiba tiba hp nya bergetar pertanda telfon dari seseorang masuk, Youra menatap tajam layar handphone ketika tau yang menelfon adalah Dae Jung.

Youra terpaksa keluar dari sana mencari tempat yang tidak bising lalu mengangkat telfon itu dengan terpaksa.

"Apa sih pah?"

"Besok malam kamu harus datang makan malam, papah nggak mau tau!"

Youra berdecak "sepenting itu hanya karena mau ketemu sama anak tiri papah huh?"

"Papah ingin kamu mengenalnya atau kalau kamu tidak datang dia akan menjadi korban selanjutnya sama seperti Jisung dulu"

Telfon mati sepihak.

Sama seperti Jisung? Artinya anak baru ayahnya itu lelaki.

Youra menendang kerikil kecil disana, benar benar menyebalkan!. Asal kalian tau, Youra memutuskan hubungan dengan Jisung bukan tanpa alasan, ada alasan yang sangat kuat dibalik semua itu.

Tapi kenapa Youra jadi berujung membenci Jisung? Itu salah Jisung sendiri yang sudah diputuskan malah menjadi semena mena dan menjijikkan menurutnya.

Andai saja Jisung tau kalau Youra memutuskannya karena ingin menyelamatkan harga diri dan nyawanya, apa sekarang korban selanjutnya adalah anak lelaki yang belum Youra temui itu?.

Youra terpaksa datang kesana besok, jika tidak ayahnya bisa menjadikan dia mangsa selanjutnya.

Ayahnya benar benar gila dan menjijikkan, Youra tidak habis pikir betapa kuat hati ibunya dirumah tinggal dengan pria macam itu.

Tapi kedua orang tuanya sama saja, ayahnya begini dan ibunya sibuk kerja.

Serasa dia sendirian didunia ini tidak ada yang menemaninya.

Youra jatuh berlutut, dia meremas kepalanya, sangat sakit apa dia depresi lagi?.

Dan saat itu pula Youra menangis, menangis tanpa suara hidupnya benar benar hancur karena ayahnya.

Entah takdir atau bukan sebuah kunang kunang datang, hinggap ditangannya. Kunang kunang itu seolah menjadi pertanda untuk Youra bahwa masih ada harapan cahaya untuk hidup.

Youra menghapus air matanya kasar, dia tersenyum miris melihat kunang kunang itu.

Jika memang ada yang mau melengkapi kedua sayapnya, membantunya keluar dari dunia ini maka Youra akan sangat bersyukur.

Dia mengharapkan kebebasan.

*********

"Bagaimana dok?"

"Dari hasil pemeriksaan, kondisi putra anda memang semakin membaik tapi..."

"Tapi apa?"

"Saya harap dia selalu mendapat kebahagiaan di masa masanya sekarang, karena saya tidak tau apa yang terjadi selanjutnya setelah ini, bisa saja kanker nya tiba tiba kambuh"ucap Dokter.

Melihat Zhia Lin meneteskan air mata, dokter itu tidak tega sebelum pamit dia berucap ucapan untuk menenangkan Zhia Lin.

"Saya yakin putra anda bisa melawan penyakitnya, pesan untuk putra anda, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatannya dan jangan lupa berdoa kepada Tuhan, saya permisi"dokter itu tersenyum dan pergi dari sana.

Zhia Lin hanya mengangguk, air matanya menetes deras, dia menangis dalam diam. Dia masih ingin putra satu satunya itu hidup.

Ah,umur Chenle tinggal sebentar lagi? Oh, anak itu adalah sumber cahaya bagi semua orang, dia sangat baik. Selalu membuat orang tersenyum.

Hanya satu permintaan Zhia Lin, semoga dirinya bisa menghabiskan waktu yang bahagia bersama putranya.

"Mamah?"

Chenle yang sedang berbaring itu bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk.

Zhia Lin menghampirinya dan segera memeluk Chenle, sama dengan Zhia Lin, Chenle juga meneteskan air matanya tidak mungkin dia tidak mendengar ucapan dokter tadi.

"Sayang...maaf mamah belum bisa buat kamu bahagia"ucap Zhia Lin.

Dalam tangisnya Chenle masih sempat tersenyum, senyuman tulus yang akan dirindukan semua orang nanti.

"Dengan mamah peluk aku kaya gini juga udah buat Chenle bahagia kok mah"jawabnya.

Zhia Lin melepaskan pelukannya dia menangkup pipi putranya yang kian lama makin kurus walau Chenle sudah makan banyak sebenarnya.

Dia menghapus air mata Chenle yang menetes.

"Kalau misalnya nanti Chenle pergi, mamah jangan sedih ya"ucap Chenle, senyuman yang manis itu tidak pernah luntur dari wajahnya.

Zhia Lin menggeleng keras dia memeluk Chenle lagi.

"Enggak! Jangan bilang kaya gituh chenle-ah, mamah yakin Tuhan masih sayang sama kamu"

Chenle memejamkan matanya, dia akan merindukan pelukan hangat ibunya, walau sampai saat ini dia belum menemukan misteri tentang ayah dan kakaknya.

Semoga dia bisa bertemu dengan mereka nanti.

Dari balik pintu, seseorang berpakaian serba hitam itu menangis, dia tidak bisa berbuat apa apa selain mendoakan Chenle.

"Adiku.."gumamnya.

Ah tidak, air matanya bertambah deras, seseorang berpakaian dan menggunakan masker hitam serta topi hitam itu langsung berlari pergi dari sana.

Dia tidak kuat menatap adiknya yang harus berjuang melawan penyakitnya sendirian.

Yang bisa dia lakukan hanya melindungi Chenle dari belakang.

Harapannya semoga dia bisa bertemu Chenle setelah semua masalah ini selesai.

***********

FIREFLIES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang