18. Rasa Rindu.

130 22 4
                                    

Happy reading...
.
.
.
.
.

"Elsaa?!"

"Anna?!"

Chenle menghela nafasnya kasar ketika melihat tingkah dua orang gila dihadapannya ini.

Chenle masih dirumah sakit dan yang mengunjunginya ini adalah Renjun dan Jeno.

"Do you wanna build a snowman"Chenle ikut menyahut.

Ketiganya tertawa bersama, seunik itu pertemanan mereka. Dari arah pintu Zhia Lin datang membawa makanan sehat untuk Chenle, wanita itu melihat tawa bahagia Chenle bersama dua temannya.

Huh, hanya melihat Chenle tertawa saja sungguh membuat hatinya bahagia.

"Chenle ayo makan dulu nak"ucap Zhia Lin.

Perhatian mereka teralihkan, entah apa yang merasuki Jeno tiba tiba anak itu mengangkat suaranya ketika meraut wajah Chenle yang seolah tak nafsu makan.

"Ah Tante, biar saya aja yang nyuapin Chenle, pasti dia mau kok" Jeno menghampiri Zhia Lin lalu merebut piringnya.

Zhia Lin hanya terkekeh melihat tingkah unik teman temannya. Sedangkan yang menanggung malu ya tentu Renjun lah!.

Menghela nafas kasar lalu menghadap Zhia Lin "maaf Tante, Jeno emang orangnya agak unik"ucap Renjun.

Zhia Lin tertawa melihat tingkah 3 remaja itu, ah kenapa dia jadi merindukan masa remajanya?.

"Ya sudah, Tante keluar dulu ya, Chenle jangan lupa minum obat" Chenle mengangguk lucu dengan senyuman imut.

Setelah Zhia Lin keluar Jeno mulai beraksi "Aaa....pesawat akan mendarat"ucap Jeno dengan Sendok yang digerakkan seolah itu adalah pesawat.

Lagi lagi Renjun mendengus kesal "Chenle-ya, sepertinya suatu kesalahan besar aku ngajak Jeno kesini"

Renjun akan merebut piring dari Jeno tapi dengan sigap Jeno mencegahnya "gue aja"mata Jeno melotot lucu.

"Kalau kamu yang nyuapin bisa tumpah semua nasinya"protes Renjun.

"Nggak!"

"Siniin Jeno!!"

Merasa situasi sudah berada di zona merah yang bertanda akan terjadi sesuatu Chenle mencegah keduanya.

"Udah aku makan sendiri okeh!"ucap Chenle.

"Tapi Chenle nanti mamah kamu—"ucapan Jeno terpotong.

Chenle merebut piringnya lalu melahap satu suapan "lihat aku bisa makan sendiri kan?" Chenle tertawa melihat wajah murung kedua temannya.

Hingga Chenle memberikan Renjun kode lewat gerakan matanya, Renjun peka dan langsung mencari ide.

"Ah, Jeno"

"Apa?!"ketus Jeno.

Renjun memutar bola matanya malas "udah sih, kaya gituh aja sensi kamunya"

"Beliin aku es krim ya, panas nih"lanjut Renjun.

"Beli aja sendiri"

"Tapi kan aku nungguin Chenle disini"

"Ya biar aku aja kenapa sih?"

Renjun menghela nafas kasar untuk yang kesekian kalinya "okeh kalau kamu mau beliin aku es krim, kamu boleh deh beli eskrim juga"

Godaan Renjun membuat mata Jeno bergetar, Renjun tau persis jika sahabatnya ini suka es krim.

"Ya udah deh, sini mana uangnya"terkesan malak namanya Jeno....

"Dih kaya preman Lo" Renjun memberikan uangnya kepada Jeno.

FIREFLIES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang