Would You Be My Girlfriend?

612 107 43
                                    

Setelah kejadian Jaehyun yang membawa Jihyo ke laboratorium bahasa. Kini Jaehyun seolah bertingkah seperti pria yang protektif pada Jihyo. Bahkan dia sering mengajak Jihyo berbicara ketika Jungkook juga ikut bersama mereka. Jujur, sampai sekarang Jihyo bingung akan tingkah Jaehyun yang semakin hari semakin tidak bisa dimengerti.

"Jihyo apa kau punya waktu bersamaku nanti sore? Kali ini saja aku mohon" Pinta Jaehyun. Jihyo sebenarnya agak risih dengan sikap Jaehyun yang perlahan seperti Taehyung yang bersikap overprotective padanya. Oh iya, mengenai psikopat itu akhir - akhir ini Jihyo tidak terlalu dekat lagi dengannya. Pikirannya masih terbayang perkataan Jungkook. Bersama Taehyung seolah membiarkan dan membenarkan seorang pembunuh kan? Dia bahkan tidak tahu berapa banyak nyawa yang sudah mati ditangan pria itu.

Tapi keadaan ini justru membuat Jihyo tidak nyaman. Pergi dari Taehyung membuat perasaannya kembali seperti ada yang kosong. Yang aneh adalah, psikopat itu bahkan tidak menemuinya entah kemana. Berhari - hari psikopat itu juga tidak masuk kuliah sejak kejadian Jihyo mengejar Jungkook. Apa terjadi sesuatu pada The Devil?

.
.
.
.
.
.

Disuatu tempat seorang pria tampan, memandang laut biru dengan pemandangan sunrise didepannya. Kim Taehyung memang tidak berada dalam satu negara dengan his girl. Urusannya dengan salah satu perusahaan diluar negeri membuatnya mau tidak mau harus meninggalkan Jihyo-nya. Bukan tanpa sebab, pria itu melatih dirinya agar tidak bergantung pada Thomas. Adanya perasaan takut melukai Jihyo disaat dia tidak bisa mengendalikan dirinya, membuat kebencian itu perlahan berubah menjadi kekhawatiran. Benarkah hanya khawatir?

.
.
.
.

"Kim Taehyung, sudah lama tidak berjumpa denganmu" Ucap seorang pria paruh baya yang tidak lain adalah ayah physco itu.

Taehyung hanya melengos tidak menjawab sapaan Soo Hyun. Inilah yang dia benci jika menghadiri rapat perusahaan. Kalau tidak bertemu Jungkook dia pasti akan bertemu orang yang paling dia benci, ayahnya sendiri.

"Anakku mengabaikanku ternyata. Apa gadis itu memberi pengaruh buruk untukmu,Nak?" Ucapan Soo Hyun membuat physco itu menghentikan langkahnya.

"Wah, jadi putraku ini sudah jatuh cinta pada seorang gadis? Kau sudah dewasa rupanya. Kau bahkan hanya menggubris ku ketika aku mengucapkan kata 'gadis', sepertinya dia ini cukup menarik" Perkataan Soo Hyun membuat amarah dalam diri Taehyung memuncak, tapi berusaha dia menahannya. Taehyung memilih melanjutkan langkahnya pergi ke tempat lain.

"Hmmm, kalau tidak salah namanya Park Jihyo apa aku benar? Gadis cantik yang manis" Kini Taehyung kembali menghentikan langkahnya. Kesabarannya mulai habis.

"Bagaimana jika aku membawanya pada Jungkook? Gadis itu bermarga Park. Bisa jadi dia adik Park Jimin yang selama ini dicari putra kecilku itu kan?" Soo Hyun nampak pura - pura berfikir.

Taehyung membalikkan tubuhnya, melihat bagaimana wajah pria paruh baya itu bersandiwara. Ekspresi physco itu sama, dingin dan datar. Nampak tenang.

"Tuan Soo Hyun, kau berbicara pada seseorang disini? Aku khawatir lama - lama kau jadi pria tua gila karena kau selalu gagal berkompetisi denganku" Ujar Taehyung sinis.

Soo Hyun mulai menatap putra tampannya lamat. Begitu persis dengannya. Mata tajam yang membuat semua orang bisa takluk ketika menatapnya. Hidung mancung bak perosotan. Wajah tampan yang selalu memunculkan ekspresi yang sulit dimengerti.

"Aku anggap itu pujian, anakku"

"Kau sudah benar-benar gila rupanya. Sadarlah, tidak ada anakmu disini. Jika kau rindu padanya jangan berkhayal dipertemuan perusahaan. Dasar tua bangka!" Balas Taehyung menghina.

The Lost Grace [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang