Jungkook, Taehyung, dan Jihyo segera pergi ke kediaman milik Jungkook. Ya, Taehyung memutuskan untuk menghadiri pemakaman sang ibu tiri untuk terakhir kalinya. Jungkook sempat berpikir aneh dengan kemauan Taehyung untuk ikut bersamanya.
Mungkin karena Jihyo - pikir Jungkook.
Memang benar, Taehyung melakukan ini juga untuk menjaga Jihyo disana. Mungkin suasana tengah berduka, tapi jangan ragukan kemampuan para Mafia yang bisa menyerang tiba-tiba.
Pertama, Taehyung akan menjaga miliknya dari ayah dan juga paman Jungkook. Karena baginya mereka jauh lebih berbahaya daripada Jungkook sendiri. Dia bersumpah pada dirinya sendiri, jika sampai Jihyo terluka karena mereka, tak peduli jika itu ayahnya, maka dengan Taehyung sendiri dia akan menguliti mereka hidup - hidup, menusuk mereka dengan pisau kesayangannya. Sadis.
.
.
.
."Eomma, kenapa eomma meninggalkanku? Apa aku menjadi anak yang nakal sampai eomma pergi tanpa mengajakku?"
Jeon Jungkook mengeluh pada ibunya yang telah tiada. Kehilangan membuat dirinya sedikit gila. Ayahnya yang mati tertembak dan sekarang ibunya mati karena penyakit yang sialnya berhasil merenggut nyawa ibu satu anak itu, Jeon Taeri.
"Kook, berhentilah menangis. Ibumu akan sedih jika mengetahui kau tidak menerima kepergiannya"
"Bagaimana bisa aku tenang setelah kepergian ibuku?! Ayahku mati dan sekarang ibuku juga meninggalkanku, jadi katakan bagaimana perasaanku sekarang?!" Bentak Jungkook pada Jihyo.
"Aku juga kehilangan orangtuaku Jungkook. Disaat aku masih kecil. Bahkan aku tidak tahu bagaimana mereka mati, jadi katakan padaku siapa yang lebih sakit disini?!"
Taehyung hanya diam mendengarkan perdebatan mereka. Dan Jungkook hanya bisa menangis melihat jasad ibunya yang sudah cantik memakai gaun putih dengan indah.
.
.
.
.
.Saat pemakaman tiba. Semua kerabat sekaligus teman - teman Mafia pun ikut menghadiri pemakaman dari istri Mafia terkenal ini. Taehyung mengenal mereka, karena seandainya saja Taehyung mau, dia bisa juga menjadi seorang mafia. Tapi dia tidak melakukannya, karena fokus untuk mencari Thomasnya.
"Kita kekurangan satu orang untuk mengangkat peti ini Tuan, apa ada keluarga dari Tuan yang bersedia mengangkatnya?" Kata salah seorang pengurus mayat.
Tidak ada seseorang pun dari keluarga Kim yang tersisa untuk mengangkat peti itu. Bahkan Jaehyun dan Mina tidak hadir entah kemana. Jaehyun masih dengan urusan keluarganya,tapi Mina? Ok, lupakan sejenak.
Semua kebingungan itu terhenti ketika seorang pria melepas jasnya dan langsung menyangga peti bagian depan bersanding dengan Jungkook. Mafia itu terkejut melihat keberadaan tiba-tiba pria itu yang berdiri disampingnya. Bukan hanya Jungkook tapi juga Soo Hyun, Siwon, dan Jihyo.
"Putra sulung Kim Soo Hyun menggantikan posisi itu. Kim Taehyung akan mengangkat peti ini bersama dengan yang lain!" Teriak pengurus mayat itu.
"Jangan menatapku seperti itu, ayo bawa ibumu ke peristirahatannya yang terakhir. Jangan menangis, kau seorang pria kan? Putra dari Kim Soo Hyun tidak pernah lemah dihadapan orang lain" Ucap Taehyung yang menyadari ketika Jungkook menatapnya terus.
Mereka segera menuju ke pemakaman. Selama di pemakaman Jungkook tidak menangis. Entah mengapa ucapan Taehyung berputar dikepalanya. Taehyung menatap prosesi pemakaman itu lamat. Ia seperti bernostalgia ketika ibunya meninggalkannya. Dulu ayahnya bahkan tidak pernah menatap pusara ibunya sedih, tapi sekarang? Bahkan pria tua bangka itu tampak lesu.
"Aku minta maaf" Batin Taehyung ketika Taeri dengan sempurna masuk diliang lahat.
Meskipun Jungkook sedih, tapi hatinya sedikit terisi dengan ucapan Taehyung dan kepedulian Jihyo. Dari situ dia mulai membatin "Taehyung adalah kakakku"