Malam sepulang dari kedai itu, Jihyo membawa Taehyung tidur dikamarnya. Gadis itu kembali memeluk tubuh Taehyung yang kedinginan. Dia tidak menggantikan baju Taehyung karena ia pikir itu tidaklah sopan. Oh, Park Jihyo tahukah kalau pria yang kau peluk ini bahkan sudah menjamah hampir seluruh tubuhmu?
Tangan kanan Taehyung menyangga kepala sang gadis. Jihyo tertidur berhadapan dengan physco ini. Tangan mungil Jihyo berada didada Taehyung, sedang tangan kiri pria itu merengkuh pinggang Jihyo. Perapian membuat suasana hangat diantara keduanya. Pertama kali bagi Jihyo membawa seorang pria asing ke dalam kamarnya, oh jangan lupakan satu hal. Bahkan mereka tidur bersama. Tanpa hubungan yang jelas, hanya kebencian dari sang pria yang gadis itu ketahui.
Mentari pagi menampakan sinar hingga mau tidak mau kedua insan yang tengah tidur bersama ini terbangun. Sungguh, ini selayaknya suami istri dimana biasanya Taehyung terbangun tanpa ada siapapun, kini pemandangan yang ia lihat adalah wajah polos Jihyo yang masih tertidur. Bibir itu tertarik vertikal. Senyumnya mengembang hingga rentetan gigi itupun nampak. Bisa bayangkan bagaimana wajahnya tersenyum?
"Ini aku Thomas. Aku Taetae-mu, apa kau tidak bisa mengingatku sampai sekarang? Kenapa semakin aku mencoba menjauh darimu semakin aku malah justru dekat denganmu?" Batin Taehyung. Masih dengan senyuman hangat, pria itu mengulurkan tangannya mengusap pipi Jihyo yang lembut.
Mata besar itu terbuka. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah seorang physco yang tersenyum lebar dengan mengusap pipinya. Kedua magam itu beradu. Taehyung kelabakan langsung mengubah ekspresinya menjadi datar dan dingin seperti semula. Tapi physco itu sepertinya terlupa dengan tangannya yang masih berada di pipi sang gadis.
Jihyo menatap mata tajam itu lamat. Sejenak kemudian seutas senyum manis terbit dibibir Jihyo. Gummy smile yang indah. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Taehyung heran.
Jihyo masih menatap lamat Taehyung dan ikut menggengam tangan Taehyung yang masih bertengger di pipinya. Ingatkan author mereka ini bukan suami istri.
"Akhirnya, kau tersenyum padaku. Kenapa tidak dari dulu saja seperti ini? Kau tahu, itu sangat menenangkan untukku" Jawab Jihyo kelewat polos.
Taehyung hanya berdeham dan menarik tangannya. Pria itu bangkit dan segera mengambil coatnya yang semalam ditenggerkan Jihyo pada pintu kamar. Taehyung membuka pintu kamar itu, dia ingin keluar dari ruangan yang membuat dadanya sesak karena terlalu dekat dengan Thomasnya. Belum juga dia keluar Jihyo dengan berani kembali menutup pintu itu dan menghalangi jalan Taehyung.
"Minggir!"
"Tidak mau!"
"Jangan kekanakan Jihyo, cepat minggir!"
"Tidak sebelum kau menjawab apa maksudmu kalau kau menginginkanku"
Ucapan Jihyo sukses membuat Taehyung terdiam. Sial. Mulutnya sudah terlewat batas sampai dia mengatakan bahwa dia menginginkan Jihyo. Itu seperti ungkapan rasa cinta kan? Oh tidak.
"Lupakan itu, anggap saja aku tidak pernah mengatakan hal itu padamu""Jangan pergi. Ikuti kemanapun aku melangkah. Aku menginginkanmu, Jihyo" Gadis itu kembali mengulang pernyataan Taehyung semalam.
"Apa yang kau inginkan?"
"Penjelasan dari The Devil"
.
.
.
.
.
.Untuk sejenak, Taehyung menunda penjelasan yang diminta Jihyo. Kini mereka sudah berada dikampus. Taehyung nampak biasa saja, tetapi tidak untuk gadis yang duduk di samping kirinya. Hari ini, ia harus memberikan keputusan pada mafia Jeon Jungkook. Tangannya terus memilin baju bawahnya, pikirannya berkecamuk dengan beberapa hal. Jika ia memutuskan menerima itu, bisa saja ia mengetahui masa lalunya lebih cepat.