Jungkook menghampiri Jihyo yang memegangi bahunya. Dia tahu, pasti Jihyo merasakan sakit juga sekarang. Taehyung menjadikan Jihyo sebagai sasaran untuk melawan sisi jahatnya.
"Jihyo?" Panggil Jungkook.
"Jungkook?" Balas Jihyo.
Jungkook pun menyesuaikan tubuhnya dengan posisi Jihyo. Dia menatap bola mata besar itu penuh arti. Sedangkan Jihyo bingung dengan maksud tatapan Jungkook.
"Kau masih bisa berdiri?" Tanya Jungkook
Jihyo tidak yakin. Dirinya masih begitu lemas mengetahui kenyataan tentang Taehyung. Luka ditubuhnya juga membuat dirinya semakin lemas. Jungkook mengerti keterdiaman Jihyo. Jungkook pun tanpa aba - aba menggendong Jihyo ala bridal style.
"Eh? Le-lepaskan Ju-Jungkook. Aku masih bisa berjalan" Seolah tuli, Jungkook tetap melajukan langkahnya, matanya masih menatap Jihyo. Gadis itu hanya terdiam melihat ekspresi Jungkook yang terlihat dingin. Ia pun melingkarkan tangannya pada leher Jungkook, Jihyo menundukkan kepalanya, agar tatapannya tidak jatuh pada Jungkook.
Jungkook menidurkan Jihyo disalah satu ruangan milik Taehyung. Dia meminta pelayan untuk membawakan P3K dan segelas teh hangat.
Suasana sangat canggung diantara mereka. Tidak ada yang sanggup untuk memulai pembicaraan. Kemudian pelayan datang menghampiri mereka berdua.
"Tuan, ini teh hangat dan kotak P3K nya" Ucap pelayan.
"Letakkan dimeja, dan pergilah" Balas Jungkook dengan nada yang tegas.
Mereka terdiam cukup lama. Jihyo yang masih tetap memegangi bahunya. Dan Jungkook yang bingung harus memulai darimana.
"Jung/Ji..." Ucap mereka bersamaan.
"Kenapa kau ada disini?" Tanya Jungkook.
"Bukan urusanmu" Balas Jihyo ketus.
Jungkook mengernyitkan dahinya. Jadi gadis didepannya ini berusaha meniru ucapannya? Ok, jangan bermain - main dengan Jeon Jungkook,karena pria itu sudah menunjukkan smirknya, tanda memiliki rencana.
"Kau mencoba meniru ucapanku?"
"Tidak, lagipula memang itu bukan urusanmu. Kenapa kau membawaku kemari?" Jihyo berusaha mengalihkan pembicaraan.
Jungkook yang menyadari jika Jihyo mulai mengalihkan pertanyaannya. Pria itu mengeluarkan smirknya. Ia mengambil kotak P3K itu dan mendekat pada Jihyo. Bukan, bukan seperti pria yang berniat menolongnya tapi terlihat seperti ingin mengancam? Maybe.
"K-kau mau apa?" Tanya Jihyo waswas.
Jungkook tidak menjawab pria itu justru menaiki ranjang itu. Mendekatkan wajahnya pada Jihyo. Jihyo waswas dengan kegiatan Jungkook. Pria itu mendekatkan dirinya pada wajah Jihyo. Nampak jelas, mata bulat itu membola karena terkejut. Jungkook justru tersenyum aneh melihat wajah Jihyo yang terkejut. Menggemaskan.
Jungkook memiringkan kepalanya, hidungnya kini bergesekan dengan hidung mancung Jihyo. Jihyo hanya bisa menahan nafasnya. Pria itu sengaja mengesekkan hidungnya. Jungkook kemudian menutup matanya.
"Jung- Jungkook jangan macam - macam" Ucap Jihyo.
Bibir mereka hampir bersentuhan, hanya tinggal tiga senti lagi maka kedua bibir itu bisa dikatakan berciuman. Mata Jihyo ikut terpejam, sebelum sesaat kemudian Jungkook beralih ke telinganya.
"Lepas kancing atas kemejamu, Park Jihyo" Bisik Jungkook.
Bisikan Jungkook menyadarkan Jihyo, gadis itu kembali membuka matanya cepat. Apa? Membuka kancing kemejanya?