Setelah pesta dari rumah Jaehyun, pria itu langsung pergi menuju ruang penyekapan sandera yang selama ini ia siksa. Ia perlu memastikan sesuatu. Melihat penjaga disana pria itu menanyakan sandera itu pada penjaga. "Apa selama ini dia didalam? " Tanya pria itu. "Tentu tuan, dia tetap kami jaga, dia tidak akan bisa keluar dari sini" Ucap penjaga itu. Pria yang menanyakan sanderanya itu pun langsung pergi melihat keadaan sang sandera.
Dia masih disana
"Bangun!" ucap mafia kejam itu.
Sang sandera yang terlihat lemas itupun hanya menatap nanar dengan kekuatan yang tersisa yang ada pada dirinya
"Bagaimana keadaanmu? Menyenangkan? Aku harap tidak. Park Ji...oh salah Mr. Park.Katakan padaku apa kau sedang merencanakan sesuatu? entah mengapa kurasa kau tidak khawatir atau merasa apapun ketika kusekap disini" ucapnya dingin. Kalian pasti tau siapa dia. Jeon.Jungkook.
Merasa tak mendapat sahutan dari sang lawan bicara, Jungkook pun menyiramkan air dingin pada sandera itu.
Byuurr...
"Beritahu aku dimana, adikmu itu! Tak adil bukan rasanya kalau hanya sang kakak yang dihukum disini?" ucap Jungkook sembari menjambak rambut sang sandera. Park Jimin.
"Sampai kapanpun, kau tidak akan bisa membunuhnya Jungkook. Sadarlah kalau kau hanyalah korban dari ilusimu sendiri. Kami tidak bersalah disini" akhirnya Jimin membuka mulutnya.
"Oh, benarkah? Wah aku akui kau kakak yang sempurna. Bertahan disini untuk menjaga dimana posisi adikmu" Ucap Jungkook lalu perlahan tangannya mencengkram dagu Jimin kuat
"Tapi sekarang kau tidak bisa menjamin dia akan tetap hidup, Park Jimin! " lanjutnya.Jimin pun menggelengkan kepalanya kasar, melepas cengkraman Jungkook.
"Kau! sampai sesuatu terjadi pada adikku, aku pastikan dengan tanganku sendiri akan kubuat kematianmu jauh lebih menyedihkan, Jungkook keparat! " Ucap JiminJungkook pun hanya tersenyum remeh melihat sandera nya ini. Dia suka sandera yang tak mudah menyerah seperti orang dihadapannya ini, entah mengapa bagaikan sebuah sensasi tersendiri. "Wow, I think it will be harder" Balas Jungkook.
"Ok mr. Park aku berjanji padamu kalau orang yang di hadapanmu ini akan membawa adikmu kemari. Pasti. Itu janjiku" Lanjutnya.
"Kau tidak akan pernah bisa membunuhnya. Tidak akan! "
"Hahaha.... Baiklah... baiklah akan aku setujui saja ucapanmu. Karena itu mungkin bisa menjadi bualan terakhirmu"
"Ikat dia lebih keras, pukul saja jika dia tidak menurut" Lanjut Jungkook pada bodyguardnya.
"Baik bos" Ucap sang bodyguard
"Bukan Jimin dia, lalu siapa pria yang dimaksud dokter itu? " Pikir Jungkook
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Nampak seorang gadis dengan celana jeans pendek dan tank top hitamnya memandang foto manis di buku diarynya. Tertulis jelas disana'Oppa bilang dia akan mengajakku lagi kemari, yeay aku akan pergi dengan Oppa! "
Tak sadar bulir bening itu tanpa izin mengalir melalui mata bulat itu. Kerinduan terpampang nyata pada wajahnya. Ingatan akan kenangannya dengan kakak prianya yang sangat membekas.
"Oppa, apa kau benar - benar pergi? Entah mengapa aku merasa kau masih berada disini. Aku merasa kau didekatku sekarang. Apa aku hanya berkhayal? " Ucap Jihyo
Diletakkannya foto itu dan gadis itu beranjak menaiki ranjang tidur dan mulai memejamkan mata bulat itu. Berharap bisa bertemu dengan kakaknya di alam mimpinya. Semoga saja.