Suasana hening menyelimuti kedua kakak adik tiri itu. Kedua manusia angkuh ini hanya terdiam, entah apa yang mereka inginkan.
"Kenapa kau kemari? Mau mengambil sesuatu dariku lagi?" Tanya Taehyung dingin.
"Tidak" Jawab Jungkook tak kalah dingin.
"Aku hanya tidak ingin memiliki hutang budi dengan pria semacam dirimu. Aku mengirimkan senjata dan buah - buahan untukmu" Lanjut mafia itu.
"Bawa saja hadiahmu kembali. Aku tidak butuh"
"Kau tidak akan bisa menolaknya"
"Aku bisa, mengapa tidak?"
Mereka saling menatap sengit. Seperti inilah mereka. Selalu merasa untuk bersaing. Hanya Jungkook saja sebenarnya, Taehyung hanya aktor yang mengikuti skenario Jungkook.
"Dengar! Aku tidak mau berhutang budi padamu. Mau tidak mau kau harus menerima semua yang aku berikan"
"Kau tidak berhak memaksaku. Lagipula kau tidak perlu merasa berhutang budi. Aku tidak kesana demi dirimu. Anggap saja waktu itu kau beruntung" Ucap Taehyung datar.
Jungkook menggeram kesal. Tangannya mengepal kuat. Menatap Taehyung nyalang. Kenapa meski dalam keadaan seperti ini Taehyung selalu bisa mengalahkannya?
"Kalau kau ingin membalas budi, kau bisa melakukan satu hal" Lanjut Taehyung. Jungkook pun mengernyitkan dahinya menunggu jawaban Taehyung.
"Berhentilah menanyakan hubungan antara aku dan Jihyo. Aku tahu kau berusaha mengetahui hubunganku dengan kitten-ku itu. Jangan pernah sekalipun mencampuri urusan kami. Dan berhentilah menjadi stalker pecundang" Ucapan Taehyung sukses membuat amarah Jungkook memuncak. Mafia itu berusaha menahan bogeman mentah yang ia simpan.
"Kenapa? Kenapa sepertinya gadis itu berharga untukmu? Oh aku tahu, jadi gadis itulah kelemahanmu? Cih" Ucap Jungkook yang hanya dibalas smirk oleh si lawan bicara.
"Kau ini kekanakan sekali. Berusaha keras mencari tahu hubunganku dengan Jihyo. Ah, aku ingat kau menyukai gadis itu bukan?" Ujar Taehyung. The Devil itu membenarkan letak posisi sandaran nya pada kasur king size miliknya.
"Jihyo bukan kelemahanku. Kau salah jika menganggapnya sebagai salah satu cara untuk mengalahkanku. Dia tak lebih dari boneka dan kucing bagiku. Jadi, jangan pernah berusaha untuk mengambilnya dariku. Aku tidak suka milikku diambil, setidaknya berhentilah serakah untuk memiliki apa yang kupunya, Jeon Jungkook" Ucap Taehyung panjang lebar.
"Kau gila! kau menjadikan gadis tidak bersalah untuk melampiaskan sifat burukmu. Kau tahu bahkan gadis itu bingung akan sifat abnormalmu? Lepaskan dia Taehyung, ibumu juga seorang wanita bagaimana mungkin kau menjadikan gadis lugu sepertinya menjadi boneka untuk perilaku bejatmu ha?!" Jungkook sampai bingung dengan tindakan Taehyung yang benar-benar diluar batas.
"Kapan aku pernah waras? Kenapa memang? Gadis itu tidak marah padaku. Apa pedulimu?"
"Kau buta? Dia takut padamu"
"Bukan urusanmu. Jangan pernah kau berusaha ikut campur dalam urusanku, ataupun Jihyo. Dan jangan pernah berusaha untuk mengambilnya dariku, karena kau tidak akan mampu" Ucapan Taehyung kali ini membuat Jungkook tidak bisa menahan amarahnya. Jungkook menarik kerah baju Taehyung yang masih terdapat darah disana.
"Dia bukan milikmu. Dia bukan hak paten yang bisa kau mainkan seolah boneka, Kim Taehyung!" Geram Jungkook.
"Lalu kau mau apa? Mungkin aku salah, tapi apa kau mau mengambil gadis itu dariku? Apa aku benar?" tebak Taehyung.
Jungkook hanya terdiam. Memang ada niatan dalam dirinya untuk mengambil gadis itu. Selain untuk menanyakan hubungan gadis itu dia juga ingin memastikan apakah dia gadis yang sama yang telah membunuh ayahnya atau bukan. Dan lagi, Jihyo memang sudah berhasil memasuki hati kerasnya.