1

4.1K 158 3
                                    

Seorang gadis bermata bulat indah sedang memandang langit malam. Semilir angin mulai datang menerbangkan rambut panjangnya. Sunyi adalah hal yang tak pernah Ia inginkan sejak kecil,namun berbeda untuk malam ini. Kesendirian yang Ia alami karena kakaknya yang telah pergi. Pergi ke tempat dimana itu tak bisa dijumpa lagi.

"Oppa, Jihyo merindukanmu"

Kata gadis yang bernama Jihyo itu sebelum pada akhirnya menutup mata bulat indah menuju ke alam mimpinya.

Keesokan paginya Jihyo ingin memulai hidupnya seperti hari - hari biasanya. Ia mencoba untuk berubah menjadi seseorang yang kuat. Tidak ada lagi Jihyo yang lemah. Kakaknya tidak akan senang bila ia selalu mengurung dirinya.

Gadis itu mulai beranjak dari kehidupan suramnya. Ia pergi ke kamar mandi, membersihkan diri.Cukup 15 menit lamanya gadis itu sudah bersiap dengan celana jeans dipadu dengan tank top hitam terbalut jacket hitam bermerek Gucci pemberian kakaknya, Jimin. Tak lupa juga topi hitam yang terpasang di kepala gadis itu dan sepatu sneakers bercorak boyish melegang manis di kaki putihnya.

"Kau pasti bisa Jihyo, Fighting!"

Author POV

Kampus. Adalah tempat yang akan dituju gadis itu saat ini. Seketika tatapan mengarah kepada gadis cantik bermata bulat ini. Entah, sejak kematian kakak tersayangnya, Ia lebih suka sesuatu yang gelap menggambarkan kesendirian,jenuh,dan suram.
Namun jangan lupa jika gadis berkepribadian ISFP -T ini merupakan gadis incaran dikampusnya. Wajah cantik dengan bola mata yang berkilau, dan jangan lupakan body goalsnya yang membuat para pria bahkan wanita pun tidak akan bisa untuk melewatkannya.

Namun, gadis itu tetap sama. Berjalan dengan ekspresi datar, bahkan mungkin dapat disebut tak berekspresi. Kepergian Oppanya telah merenggut setengah jiwa yang menopang hidupnya. Entah sampai kapan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Disisi lain seorang pria tampan tampak sibuk dengan pisau lipat yang tengah berlumuran darah. Darah kental hasil dari pencangkolan mata secara paksa. Sadis memang. Pria itu justru tertawa melihat kejadian itu. Bagaikan anak - anak yang bahagia menonton sirkus dengan orangtuanya. Sayang, bahkan orang tua pria tampan itu tidak pernah berkunjung melihat kerapuhan sosok pria bermata elang, tajam, tapi memabukkan.

"Saatnya mencari mangsa baru"
gumam pria itu.

Lain dengan gadis cantik dingin dan pria pencangkol mata, seorang pria bermata sipit monoloid tengah menatap kosong jendela didepannya. Merindukan sosok yang selama ini dilindungi dan selalu menunggunya. Apa kabarnya? Bagaimana keadaannya? Bisakah ia menjalani hidup tanpa kesedihan? Lagi.

"Aku merindukanmu, apa kau merasakan hal yang sama denganku? Aku ingin melihat tawa manismu lagi. Bogoshipo, Jihyo-ya"gumam pria itu

Hampir menyerah, pria yang dulu menjadi kekuatan seseorang menjadi pria lemah tak berdaya karena kerinduan. Bisakah hidup tak kejam padanya? Ia hanya ingin hidup nyaman dengan Jihyo-nya. Dengan sunshine yang selalu melekat pada dirinya. Meski tidak lagi untuk sekarang.

The Lost Grace [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang