Pria tampan bergigi kelinci ini berjalan melewati jalanan kampus dengan iringan teriakan wanita yang selalu memujanya. Pria itu terkenal dengan sifat dinginnya. Jeon Jungkook. Itulah namanya. Mari kita mengenal seorang Jeon Jungkook.
Dia pria tampan, berkulit putih bersih, pemilik tatapan dingin, dan sedikit bicara. Jangan lupakan sifat angkuh dan antisosialnya. Baginya semua orang itu sama, ada yang datang disaat dia ada maunya. Well, tidak salah juga mindset itu. Tapi tidak semua orang begitu bukan?
Setapak demi setapak hingga ia tiba dikelasnya. Jurusan IT. Ya, seorang mafia besar berkedok pria tampan ini masuk dalam jurusan IT. Sejujurnya kuliah bukanlah hal utama yang perlu ia lakukan. Toh, dia juga sudah mapan, hal itu hanya menjadi salah satu cara untuk mengawasi musuhnya dengan menjadi mahasiswa kampus elit ini.
.
.
.
.
.
.
.Duduk paling depan adalah kebiasaan bagi Jihyo. Selain bisa mendapat materi dosen dengan jelas itu juga menjadi alasan agar dirinya tidak mendengar gosip teman - temannya yang menurutnya tidak penting itu. Huh, teman? Tidak yakin juga. Sejak dulu dia tidak berteman dengan siapapun, Jimin selalu menyuruhnya berhati - hati kepada siapapun dan trauma atas kehilangan orangtua mereka dihadapan mereka sendiri. Tembakan peluru yang tidak akan pernah ia bisa lupakan. Tembakan peluru yang tepat menancap pada jantung ibu dan kepala ayahnya.
Keheningan yang semenjak tadi menjadi lagu favoritnya kini menjadi alunan teriakan para mahasiswi yang memekakan telinga Jihyo.Kedatangan mahasiswa tampan yang menjadi rival bagi seorang Jeon Jungkook bukanlah hal yang aneh lagi bagi Jihyo. Pria tampan bertubuh tegap itu berjalan dengan angkuhnya memasuki kelas tanpa memperdulikan kekacauan yang telah Ia buat karena wajah tampannya. Jika kalian tahu bahwa Jihyo adalah primadona kampus maka pria itu juga bisa disebut sebagai pangeran kampus. Kenapa dengan kata "disebut"?
Sebab rival pria itu juga tidak bisa untuk diabaikan.Bagi Jihyo, pria itu hanya pria dingin yang terkenal akan kecerdasan, dan wajahnya yang rupawan. Selebihnya Ia pikir pria itu tak jauh beda dengan dirinya. Dingin, tak suka berbaur, dan satu lagi fakta mungkin yang akan membuat kalian terkejut. Tapi nanti saja, biarlah Jihyo mengetahui sendiri apa itu.
Banyak mahasiswi yang selalu iri dengan Jihyo, karena setiap hari hanya dengan Jihyo lah pria tampan itu duduk memperhatikan materi. Padahal mereka tak pernah bertegur sapa apalagi berbicara. Sama - sama patung memang. Tak heran juga mahasiswi sering sekali membuat Jihyo harus menahan malu karena sering mengatainya. Padahal tanpa mereka ketahui semua itu tak pernah berpengaruh padanya. Karena hatinya yang sudah mati. Mungkin tak berfungsi lagi.
Tring....
"Baik anak - anak materi kita selesai sampai hari ini. Jangan lupa tugas kelompok itu harus segera kalian kumpulkan. Selamat beristirahat" kata dosen Choi setelah mengisi materi kriptografi.
Sial. Adalah kata yang bisa dirapalkan Taehyung dalam hati. Bagaimana bisa dosen itu memintanya satu kelompok dengan gadis dingin itu. Bahkan untuk menatap saja dia enggan apalagi berbicara dan berdua dengannya untuk tugas dosen Choi itu.
Tanpa pikir panjang kejadian langka dan untuk pertama kalinya. Jihyo gadis primadona itu berbicara dengannya. Suara merdu mengalun dari bibir mungil itu.
"Bagi tugas saja sekarang, kau cari referensi dan aku akan rekam prakteknya" ujar gadis itu dingin tanpa menatap lawan bicaranya
"Tatap mata lawan bicaramu, kalau ingin berbicara. Jangan menjadi pengecut dan memerintah saja" desis pria itu. Taehyung. Kim Taehyung.
"Aku malas untuk melihat wajahmu. Hanya itu yang mau aku katakan. Sisanya terserah apa yang mau kau lakukan" balas Jihyo.
"Siapa kau berani memerintahku! Apapun itu akan kita kerjakan berdua entah referensi ataupun prakteknya" ujar Taehyung dengan nada dingin yang berniat untuk mengancam
"Aku tidak punya waktu, lebih baik jika...." ucapan Jihyo terpotong.
"Aku.Tidak.Peduli. ingat kerjakan itu lusa dan bersama. Kerjakan.Selesaikan. bukankah simple nona park?" balas Taehyung dengan tatapan dingin penuh ancaman pada Jihyo.Ucapan itu membuat gadis bernama Jihyo itu menoleh menatap wajah tampan Taehyung dalam jarak yang dekat.
"Terserah padamu Mr. Kim" ucapnya kemudian ia arahkan pandangannya kearah lain.
"Hallo semua, besok malam adalah hari ulang tahunku. Aku harap kalian datang semua yaa ke pestaku" ujar Jung Jaehyun. Pria tampan yang dapat membuat hati wanita melting dengan kata - kata ramahnya fan jangan lupakan wajah tampan bak raja itu. Jaehyun jugalah salah satu incaran mahasiswi di kampus dengan julukan "boyfriend material" atau "One of the most wanted on campus".
Pria itu dengan tangannya sendiri memberikan undangan pesta pada teman - temanya. Tak lupa dengan senyum manisnya.
"Wah terimakasih Jaehyun"
"Aku pasti akan datang Jaehyun tenang saja"
"Yeay, makan - makan "
"Aku harus pakai baju apa ya nanti? "
Ya, kira - kira itulah respon yang diterima Jaehyun. Setelah semua mendapat hanya Jihyo dan Taehyung yang belum dapat, Ia pun berinisiatif berjalan dan memberikan undangan itu.
"Kuharap kau datang Taehyung, aku pasti akan senang" ucap Jaehyun sambil tersenyum menawan.
Taehyung tidak menerima undangan ataupun merespon ucapan Jaehyun. Jaehyun pun hanya bisa menghela nafas dan meletakkan undangan itu di meja Taehyung, kemudian beralih ke meja Jihyo.
"Hai Jihyo, ini undangan untukmu" ucapnya sambil tersenyum menawan. Senyuman yang membuat seisi kelas riuh dibuatnya. "Aku sangat menunggumu datang ke pestaku" lanjutnya.
Jaehyun meletakkan undangan itu dihadapan Jihyo. Jihyo pun hanya menatap Jaehyun datar, hal itu membuat Taehyung yang berada disampingnya menoleh pada interaksi kedua orang itu. Jaehyun yang ditatap Jihyo itu pun membalasnya dengan senyuman manisnya "Datang ya, primadona kampus. Aku akan menunggumu"