Jihyo, Mina dan Jaehyun sedang berunding untuk membuat rencana menelisik masuk ke tempat penyekapan Jimin. Hari ini, tepat usia kehamilan Jihyo memasuki 6 bulan. Awalnya Jaehyun bersikeras agar Jihyo tidak ikut andil dalam misi ini. Tapi Jihyo pun keras kepala tetap ingin ikut andil didalamnya. Mau tidak mau Jaehyun harus menuruti permintaan gadis yang akan menjadi seorang ibu ini.
"Besok aku akan menyuruh anak buahku untuk menjaga kalian, sedangkan sisanya akan ikut bersamaku untuk mengatasi keamanan kalian diluar" Ucap Jaehyun.
Mina dan Jihyo mengangguk paham.
"Jihyo, apa kau sudah bisa menggunakan pistol?"
"Tentu. Jungkook beberapa kali mengajak dan mengajariku menggunakan pistol selama ini"
"Baiklah kalau begitu rencananya...."
•••••
Jimin meringkuk memandang langit malam yang begitu menyejukkan. Matanya berair merindukan sang adik yang selama ini ia jaga identitasnya. Tersenyum lirih ketika melihat bulan purnama itu seolah tersenyum mengejek kesendiriannya dengan sinarnya yang terang.
"Hei, kau nampak jelek jika menghinaku. Awas saja, aku akan minta pada bintang agar mempertemukan ku kembali dengan adikku" Jimin terkekeh rapuh.
Setiap malam Jimin selalu membawa Jihyo di rooftop mansion mereka. Kakak beradik itu dengan tenang melihat bulan sebelum tertidur. Entah dengan tujuan apa.
Mata sipit Jimin seketika terbuka lebar ketika melihat bintang jatuh yang tak sengaja ditangkap oleh sensor pengelihatannya. Dengan cepat ia menutup matanya dan memohon permintaan.
"Tolong izinkan aku bertemu dengan adikku lagi. Semoga dia baik - baik saja. Aku ingin bersamanya bahkan ketika aku mati nanti. Aku mohon"
••••
"Kau yakin akan mengajak Jihyo dalam misi ini?" Tanya Jaehyun pada Mina.
Mina mengangguk. "Tentu saja. Dia bahkan lebih lihai dariku dalam menggunakan pistol"
"Salah satu dari kita bahkan tidak bisa menjamin keselamatan Jihyo disana"
"Ada satu orang"
Jaehyun terhenti mendengar ucapan Mina. Gadis itu tersenyum misterius dan kembali menatap Jaehyun.
"The Devil. Dia bisa menjamin keselamatan Jihyo disana"
"Kau gila?! Jihyo akan marah jika Taehyung ikut bersama kita. Lagipula usaha Jihyo untuk melupakan pria itu juga akan sia-sia"
"Taehyung berhak tahu bagaimana anaknya! Dan Jihyo sampai kapanpun tidak akan bisa melupakan Taehyung karena wanita itu mencintainya. Kemanapun Jihyo pergi dia hanya akan mengingat Taehyung. Sebagian dari dirinya mengalir darah milik Taehyung dalam wujud janinnya. Hanya dia yang bisa menjamin Jihyo tetap selamat"
Dan Jaehyun hanya terdiam.
"Kau harus membawa Taehyung tepat pada waktunya besok Jaehyun. Atau Jungkook benar-benar akan kehilangan kendali untuk melukai Jimin dan Jihyo sekaligus" Lanjut Mina.
Jaehyun nampak berpikir sejenak. Lantas mengalihkan tatapan matanya pada si gadis Jepang. "Aku akan menemuinya" Dan jawaban itu membuat senyuman terbit dibibir Mina.
.
.
.
.
.
.
.Kim Taehyung. Physco itu kini bersiap untuk meninggalkan mansion miliknya dan berencana pergi dari tempat yang membuatnya menjadi gila. Ya, gila karena selalu melihat bayangan Jihyo di hadapannya. Semua perlengkapan sempurna telah dia bawa.