Pyarr....
Suara kaca yang pecah berhasil membangunkan gadis yang tertidur di kasur seorang psikopat yang berkedok menjadi teman satu kampusnya. Teman? Haha...
Jihyo mengernyitkan dahinya, ia ingat betul dia tidur dalam posisi terduduk dan sekarang kenapa bisa dia ada diranjang Taehyung dengan selimut yang membungkus tubuhnya?
Ia mencari sang pria diseluruh sudut kamar itu. Dimana Taehyung?
Pyarr...
Suara pecahan itu kembali terdengar. Jihyo beranjak dari kamar physco itu dan mencari sumber suara. Dilihat gadis itu satu ruangan yang menampilkan sedikit siluet keberadaan seseorang disana. Pintu ruangan itu terbuka sedikit.
Arrggh.......
Jihyo terperanjat mendengar teriakan didalam sana. Siapa? Apa tidak ada seorang pun mendegar itu? Apa semua penjaga disini sedang sibuk? Dimana dokter itu? Pikiran Jihyo kemana - mana.
Jihyo mengendap-endap mendekati ruangan yang nampak gelap nan suram itu. Kemudian ia mengintip dicelah pintu yang terbuka. Matanya membulat seketika melihat siluet orang itu melukai dirinya sendiri dengan menyayatkan pisaunya ke tangannya hingga darah itu bercecar kemana - mana. Seseorang itu menutup kepala dengan dua tangan besarnya, seperti orang yang putus asa. Dan seseorang itu, Kim Taehyung?! Jihyo pun langsung memasuki ruangan itu tanpa peduli resiko yang dia hadapi nanti.
"Haaahhh.... Kenapa kau tidak bisa pergi?! Pergi! Kau membuatku gila! Aku tidak akan menyerah pada jiwa setan sepertimu" Teriak Taehyung. Pria itu selalu memukul kepalanya dan menggoreskan kaca - kaca itu ke tangannya, sepertinya dia sedang melawan jiwa lain dari dalam tubuhnya?
Jihyo segera datang mengambil pecahan kaca itu. Ia memandang Taehyung dengan iba, apa yang membuat pria itu sampai se menyedihkan ini?
"Taehyung kau kenapa?" Jihyo bertanya pada Taehyung yang berbuat nekat pada dirinya sendiri. Pria itu menjambak rambutnya sendiri. Seakan tak mendengar apapun apa yang dikatakan Jihyo. Pria itu sibuk dengan dunia 'menyakiti' dirinya sendiri.
Jihyo yang geram melihat tingkah laku The Devil itu, seketika tangan mungilnya terangkat.
Plak....
Jihyo menampar Taehyung untuk menyadarkan pria itu. Taehyung terdiam beberapa saat. Pria bermata elang itu menatap kosong mata bulat Jihyo yang sayu. Pandangan mereka bertemu. Jihyo tak buang kesempatan, ia rengkuh tubuh yang penuh akan darah itu, ia tahu pria itu rapuh sekarang. Tapi pikirannya bertanya - tanya siapa yang Taehyung mau lawan? Dirinya sendiri? Itu berarti...
"Apa yang kau lakukan? Apa kau ada masalah? Jangan melukai dirimu sendiri. Ceritalah padaku, Taehyung-a" Lirih Jihyo.
Taehyung yang dalam pelukan hangat Jihyo hanya diam, kesadaran perlahan menyadarkan dirinya,namun entahlah mungkin tidak bertahan lama. Pria itu meremas punggung Jihyo hingga Jihyo meringis dibuatnya. Namun Jihyo berusaha menahan rasa sakit yang ia rasakan, ia tahu tubuh pria itu bergetar.
"Eommaa.... Kenapa dia tidak pernah berhenti mengangguku?" Lirih Taehyung.
Mendegar kata eomma membuat Jihyo setengah melirik kearah Taehyung, pria itu bukan seperti Taehyung yang ia kenal. Pria bengis tak berperasaan itu sekarang hanya terlihat seperti seorang anak yang merindukan ibunya.
"Eomma, kenapa Tuhan begitu kejam padaku? Aku kehilangan apapun sejak aku kecil. Eomma juga meninggalkan ku. Sahabat kecilku juga meninggalkan ku. Apa salahku eomma? Kenapa Tuhan menjadikan aku sosok yang kejam? Kenapa aku harus dilahirkan sebagai psikopat, APA SALAHKU?!" Teriak Taehyung diakhir kalimatnya.