38. Rain To Remember

10.3K 1.4K 122
                                    

Play| Set Fire To The Rain-Adele

————————————

🍂

Alfa menarik pergelangan tangan Zetta keluar dari mobil sport putihnya menuju tepi danau. Sejujurnya, Zetta tidak suka dengan perlakuan Alfa yang seenaknya menarik-nariknya. Zetta punya otak, punya kaki, punya hati. Dia akan bergerak jika dia memang mau mengikuti perintahnya, bukan dipaksa-paksa. Hingga akhirnya Zetta menghempaskan tangan Alfa dengan kasar.

"Nggak usah tarik-tarik bisa, nggak!"

Tangan mereka pun terlepas membuat Alfa mendengus dengan kesal hingga terdengar seperti geraman. Alfa sudah kehabisan cara menghadapi gadis yang selalu berontak itu. "Lo bisa nggak, sekali aja nurut!"

Dahi Zetta pun berkerut menyiratkan pertanyaan dari Alfa yang tidak bisa diterima otak sadarnya. "Siapa lo mau gue turutin?"

Alfa memelotot hingga urat-urat di sekeliling dahinya muncul. Susah memang kalau biacara dengan gadis yang kepalanya sekeras batu. Tangan Alfa langsung menggucang bahu Zetta dengan gemas. "Dengerin gue, Ta! Dengerin!"

Alfa pintar sekali mendramatisir suasana membuat Zetta langsung mendorong tangannya menjauh. "Iiih! Nggak usah pegang-pegang juga!"

Diperlakukan Zetta dengan tidak baik, membuat Alfa mengangkat tangannya menyerah. "Oke, gue nggak pegang lo. Tapi, lo harus dengerin gue!"

"Gue nggak tuli! Nggak usah lo suruh, gue bisa denger kalau lo ngomong. Kalau lo nggak ngomong-ngomong, yang mau gue dengerin apa coba? Kebanyakan drama lo!"

Tangan Alfa terangkat menahan hasrat untuk tidak mencakar Zetta. Entah mengapa, setiap bicara dengan gadis itu, Alfa yang memang memiliki kendali emosi rendah itu selalu dengan mudah meletup-letup. Zetta yang terlalu pintar mencari kesalahan orang lain, atau Alfa yang memang terlalu bodoh untuk menghadapi Zetta?

"Gue mau ngasih penawaran buat lo!"

Penawaran? Itu kalimat yang membuat Zetta tak mengerti maksud Alfa. "Gue nggak lagi jualan."

Makhlumi saja ucapan Zetta. Tawar menawar memang identik dengan jual beli, bukan? "Oke, to the point. Gue akan cari tahu pelaku pengeroyokan anak buah lo yang sebenarnya. Tapi, ada syaratnya."

Tawaran Alfa membuat Zetta spontan mengeluarkan tawa remehnya. "Lo mau nyari kambing hitam?"

Geram sekali. Alfa sangat sangat geram dengan gadis di depannya. "Hiiih! Lo tuh batu banget sih!"

Batu kata Alfa? Zetta akui dia memang keras kepala. Terlebih ketika menghadapi orang menyebalkan seperti Alfa. "Lo nggak usah sok-sokan seolah-olah jadi pahlawan, padahal lo sendiri penjahatnya."

Skak matt! Alfa dibuat mati kutu oleh Zetta. Dia sudah kehabisan cara bagaimana cara meyakinkan Zetta. "Bukan gue pelakunya!"

Zetta tahu. "Oke, mungkin bukan lo. Tapi, anak buah lo, kan? Lo itu leader macam apa? Nggak ada tanggung jawabnya sama sekali. Kalau anak buah lo yang salah, lo juga harus siap dihukum!"

Sayangnya, Alfa tidak mau dihukum atas apa yang tidak pernah dia lakukan. "Tapi, kenyataannya bukan gue atau anak buah gue!"

"Terus... siapa kalau bukan anak buah lo?"

Alfa pikir Zetta pintar. Ternyata dia juga mudah termakan hoax. "Makanya itu gue mau buktiin ke elo pelaku sebenarnya!"

"Kalau mau orang lain percaya, ngomongnya sambil bawa bukti. Selama lo nggak bawa bukti, apa yang harus gue percaya?"

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang